Kisah kehidupan seorang Gus yang membawa obor kebenaran di medan gelap perjuangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasukan Berkuda
Malam hari
Di tempat yang lumayan jauh dari markas pasukan pangeran
Sebuah pemukiman penduduk yang sudah dikuasai oleh pasukan penjajah
"Inilah tempatnya",
Kaku membawa Gus bersamanya mendekat ke kawasan pemukiman yang dimaksud.
Mereka berdua sengaja melakukannya di malam hari supaya tidak ketahuan.
Kedatangan mereka secara sembunyi-sembunyi bukan untuk memancing perang atau melakukan penyerangan.
Kaku dan Gus hanya ingin mengambil susu sapi segar.
Di pemukiman ini terkenal dengan ternak sapi perahnya. Inilah kesempatan satu-satunya untuk mendapatkan obat penawar racun bagi para kuda.
Sapi-sapi perah terdekat.
Terlihat dari tempat mereka sekarang yang bersembunyi di bawah pohon yang rindang dan di balik semak rumput yang rimbun.
Kaku yang memimpin operasi pencurian susu sapi segar ini menjelaskan tentang pemukiman penduduk yang sudah dikuasai oleh pasukan penjajah di depan mereka.
Sebagian banyak warga di sana berternak sapi perah dan juga hewan yang lain seperti kambing atau domba.
Penjagaan tidak terlalu ketat seperti di basis militer atau di markas yang penting.
Pemukiman warga ini digunakan untuk tempat tinggal keluarga para petinggi pasukan penjajah.
Tapi tetap saja Kaku dan Gus harus berhati-hati dan jangan sampai ketahuan apalagi tertangkap.
"Bagaimana caranya kita masuk?",
"Kandang sapi perah berada di halaman belakang pemukiman warga",
"Kita akan masuk lewat belakang dengan cara mengitarinya",
Di malam hari yang begitu gelap dan dingin itu Kaku dan Gus berjalan melewati parit-parit yang berlumpur.
Halaman belakang pemukiman warga kosong tanpa penjagaan.
Kaku dan Gus dengan mudah bisa mendekat ke kandang sapi perah.
Tapi tantangannya tidak hanya sampai di situ.
Yang susah adalah bagaimana caranya memerah susu sapi tanpa ketahuan.
Untunglah ada seorang Gus yang dengan percaya diri bisa menyelesaikan misi ini.
"Pergilah",
Gus masuk ke dalam kandang sapi perah yang tanpa penjagaan.
Sementara Kaku berjaga di luar. Memastikan semua situasinya aman.
Kali ini Gus tetap melibatkan burung pipit dan tupai. Mereka berdua ditugaskan oleh Gus untuk memonitoring jalan.
Jika ada yang mengancam dan membahayakan. Fly dan Pir akan melapor kepada Gus segera mungkin.
Di dalam kandang sapi perah
Sapi-sapi perah sempat panik ketika ada anak manusia yang datang malam-malam.
Mereka para sapi berbincang.
"Mau apa anak manusia ini datang ke kandang malam hari?",
"Aku belum pernah melihat anak ini",
"Sepertinya dia mau mencuri",
"Jika dia mau mencuri kita teriak beramai-ramai supaya para penjaga bangun",
Mendengar perkataan itu. Gus yang dicurigai sebagai seorang maling mengupayakan berdialog dengan lembut kepada sapi-sapi.
"Selamat malam sapi-sapi",
"Tenang saja aku bisa berbahasa binatang dan aku tidak berbahaya",
"Aku bukanlah ancaman",
"Nama aku adalah Gus",
"Aku akan menjelaskan kepada kalian pelan-pelan alasan kenapa aku datang kemari",
Gus menceritakan duduk perkaranya. Tentang semuanya.
Tentang apa yang sedang terjadi di dunia manusia pada masa ini.
Gus dengan jujur meminta bantuan kepada para sapi untuk bersedia memberikan air susu mereka yang masih segar.
Demi nasionalisme sapi-sapi perah di dalam kandang itu mau bekerjasama.
Bahkan mereka menyemburkan air susu sapi segar tanpa harus diperah.
Tidak ada suara keributan saat mereka melakukannya.
Gus hanya tinggal menerimanya dengan menadahkan wadah kantong air minum yang dibawanya.
"Apakah sudah cukup anak manusia?",
"Ini sudah lebih dari cukup",
"Terimakasih sekali wahai sapi-sapi",
"Sampaikan salam kami kepada kuda-kuda perang pasukan pangeran",
"Jangan sampai kalah dalam pertempuran",
Kaku berjaga sambil setengah melamun.
Dalam pikirannya ia bertanya-tanya, "Apa bisa Gus melakukannya?",
Jika Gus bisa mendapatkan susu sapi segar.
Kaku yakin anak itu bukan seorang anak biasa.
"Aku sudah mendapatkannya",
Gus mengejutkan Kaku.
Kaku sempat tidak percaya. Ia mencium sendiri wangi susu segar yang berada di dalam kantong minuman setelah dibuka tutupnya.
"Bagus Gus kamu sangat luar biasa",
"Sekarang mari kita kembali ke markas pasukan pangeran",
"Kuda-kuda itu sudah menantikan obat penawar racun ini",
Tanpa kesulitan Kaku dan Gus keluar dari kawasan pemukiman penduduk yang sudah dikuasai oleh pasukan penjajah.
Perjalanan pulang mereka jauh lebih cepat daripada waktu berangkat.
Pelari Pasukan Pangeran
Sudah berhari-hari Gus tinggal di markas pasukan pangeran. Tapi ia sama sekali belum pernah dikirim ke wilayah peperangan.
Gus hanya tinggal bersama pasukan pejuang yang lain mengikuti rutinitas harian.
Bahkan Gagah yang datang bersamanya sudah terlebih dahulu pergi dikirim ke wilayah perang yang jauh.
Seorang pelari pasukan pangeran datang.
Pulang ke markas pasukan pangeran dengan membawa berita gembira.
"Pasukan Berkuda yang dipimpin oleh Pangeran berhasil menaklukkan pasukan penjajah",
Semua orang termasuk Gus bersorak-sorai.
Pangeran bersama pasukan berkudanya berhasil membebaskan wilayah strategis yang sebelumnya dikuasai oleh tentara penjajah.
Malam harinya Gus dipanggil oleh Kaku.
Gus akhirnya akan diberangkatkan ke wilayah perang untuk bergabung dengan pasukan Pangeran.
"Gus sekarang waktunya",
"Kamu harus siap",
"Aku yakin kamu juga sudah sangat siap",
Gus diperkenalkan dengan seorang pelari yang baru tadi pagi kembali ke markas pasukan pangeran.
Pelari yang hari ini membawa kabar bahagia itu bernama Cung.
Cung adalah pelari cepat yang sudah lama ikut bersama pasukan tempur pangeran.
"Pangeran membutuhkan seorang pelari lagi",
"Pelari yang kuat",
"Malam ini juga kamu ikut berangkat bersamaku Gus",
"Kamu akan bergabung dengan pasukan Pangeran",