NovelToon NovelToon
Penguasa Subuh

Penguasa Subuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Epik Petualangan / Mengubah sejarah / Persahabatan
Popularitas:743
Nilai: 5
Nama Author: godok

Kemampuan dan kelebihan yang membawa pada kesombongan.
Jangan pernah berpaling dan melupakan Sang Penguasa Subuh. Selalu rapalkam dalam hati 'Ilmu, Kebijaksanaa, dan Rendah Hati.' Jangan sampai tergoda oleh para pembisik, mereka pandai menggelincirkan keteguhan hati manusia.

Ketika dunia sudah mulai kehilangan keasliannya, banyak terjadi kejahatan, hal menyimpang, bahkan normalilasi terhadap hal yang tidak normal. Sebuah suku tersembunyi yang masih memegang erat sejarah, mengutus anak terpilih yang akan kembali membuka mata dunia pada siapa mereka sebenarnya.

Perjalanan Warta Nalani yang membawa sejarah asli dunia dimulai dengan usahanya harus keluar dari hutan seorang diri. Banyak hal baru yang ia temui, teman baru, makanan baru, dan juga kesedihan baru.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon godok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bandit (4)

Sebuah anak panah melesat, menancap tepat di belakang Sanakh. Anak panah dengan bulu plastik berwarna Merah - Hitam.

Dana dengan refleks tubuhnya segera melompat mundur dengan tanagan kiri yang menarik Warta. Dari arah kanan mereka, muncul satu orang menggunakan kain hitam yang menutupi dari bagian tengah hidung sampai dagu.

Dana segera mengambil posisi bertarung, ia bersiap memasang kuda-kuda. Tangan kanannya yang terangkat horiontal di depan dagu memegang karambit miliknya erat.

"Oi, kau bawa si kurus! Akan ku urus yang satu ini." Titah Dana pada Warta tanpa mengalihkan pandang.

"Kau bagaimana?" Warta menatap lekat punggug Dana yang kini sudah mengambil beberapa langkah lebih di depan.

"Jangan remahkan aku!" Dana mulai melompat dan menerjang si bandit. Memberi serangan lebih dulu. Dirinya sangat enggan menjadi yang kedua. Selama ada kesempatan untuk melakukannya lebih dulu, tanpa membuang kesempatan, pasti akan ia lakukan.

Kedua alis Warta tertekuk tajam, irisnya tak lepas sedikit pun dari setiap pergerakan Dana. Rahangnya menegang melihat pertarungan Dana. Meski terkagum karena melihat kawan barunya itu dapat mengimbangi bandit, tapi, dalam segi postur mereka tetap, hanyalah seorang anak-anak.

Set!

Sebuah pisau kecil dilempar oleh si bandit, melesat ke arah Warta. Dengan cepat Warta mengindar, ia berlari ke sisi Sankah dan menggengam pergelangan tangan yang lebih kecil darinya.

Ia ingin mengikuti arahan Dana untuk pergi dari tempat itu. Tapi, langkah Warta amat berat utuk meninggalkan Dana bertarung sendirian.

"Cepat pergi, bodoh!" Teriak Dana disela-sela pertarungannya.

Dana berhasil menendang mundur bandit hingga terjatuh. Sayangnya, stamina yang lebih membuat si bandit bisa dengan mudah berdiri dan kembali memberi serangan.

Dana menoleh sekilas, "Aku tidak pandai menjaga orang lain. Jangan menjadi beban!"

Bandit di hadapan Dana mengeluarkan belati sepanjang 30 senti, hanya untuk bagia bilahnya. Di ayunkannya belati itu secara vertikal ke arah Dana.

Dana menggunakan karambitnya untuk menangkis serangan bandit. Dana melompat mundur dua kali untuk menjaga jarak. Ia sedikit membungkukan badan dan mengaatur pola napas kembali normal. Dalam tunduk, Dana sedikit mengangkat kepalanya menatap si bandit tajam. Membuat bandit di hadapannya mundur beberapa senti.

Dana terkekeh melihat bandit di hadapnnya sedikit goyah. Ia teringat perkataan kakek,

'Dalam bertarung, bukan hanya kekuatan yang dibutuhkan. Tapi, juga mental. Kalau ada alasan yang lebih berdasar di balik pertarungan itu, yang menjadi pelindung yang akan menang. Orang lemah sekali pun. Kalau ia berjuang untuk hal yang sangat penting, pasti ia menang. Ingat, bijaksana, rendah hati, ilmu. Gunakan sebaik mungkin.

Dana tersenyum lebar, "Menyebalkan, aku jadi mengingatnya." Si pemakai pakaian bela diri itu manarik napas dalam.

"Tenang," Dana kembali berdiri tegap memasang kuda-kuda. Ia berlari dengan sedikit mencondongkan badan ke depan, membalas memberi serangan hingga si bandit terpukul mundur.

"Warta," panggil Dana tenang, "Penguasa subuh akan melindungiku."

Kedua mata Warta membulat bergetar, terbuka lebar mendengar penuturan Dana yang begitu yakin.

Warta menarik napas panjang. Ia telan pengorbanan Dana, akan dirnya tanam dalam hati keteguhan hati temannya itu pada sang penguasa subuh. Warta memantapkan hati, ia menarik Sanakh yang sedari tadi hanya bisa terdiam menatap Dana dengan raut sedih.

Setengah jam Warta terus berlari lurus ambil menarik Sanakh, dengan harap tidak ada kawanan bandit lain yang mengikuti mereka. Sampai lah keduanya di sebuah tempat yang hanya ditumbuhi rumput pendek dan di kelilingi oleh pohon-pohon tinggi serta semak tebal dengan tinggi sekitar 1 meter.

Kepala Warta menoleh kesana kemari dengan arah pandang berlarian, memastikan mereka berdua aman.

"Sanakh," Warta sedikit manarik Sanakh agar menghadap ke arahnya. Ia cengkram lembut kedua bahu Sanakh.

"Kau. Kau sembunyi di sana, ya," Warta menunjuk semak di depan mereka.

"Lalu aku di sebelah situ," di lanjut Warta menunjuk semak di sisi kiri mereka.

"EH?" Sanakh perlahan mundur hingga tangan Warta di bahunya terjatuh. ia meggeleng terbata-bata.

"Jangan khawatir. Nanti kalau bandit itu medekat ke arahmu, aku akan alihkan perhatian agar ia mengejarku."

Mendengar penjelasan Warta, gelengan kepala Sanakh semakin menguat. Sanakh menunduk dalam, dicengkramnya ujung baju lusuh yang sudah sangat tipis.

"Kau harus pulang." ujar Warta dengan lembut, membuat Sanakh segera mengangkat pandang, menatap lekat Warta.

"Bagaimana denganmu?"

Warta terseyum semipul, tangannya mengelus bahu Sanakh berharap dapat memberi sedikit ketenangan.

"Tenang, penguasa subuh melidungiku." Dua tepukan singkat ia beri pada Sanakh, lalu Warta membalik badan. Mulai berjalan untuk bersembunyi di semak sisi kiri.

 

Warta dan Sanakh kini bersembunyi di balik semak masing-masing. Kalau diukur secara diagonal, jarak mereka terpaut sekitar 4 meter.

Keduanya mengambil posisi berjongkok seperti dalam perlombaan lari jarak pendek, bersiap kabur saat ada musuh datang.

Ditengah keheningan itu, tiba-tiba terdengar suara langkah yang datang. Sepertinya hanya satu berasal dari satu orang. Suara langkah semakin terdengar mendengkat dengan kecepatan yang juga terus bertambah.

Tangan kanan Warta mengambil sebuah batu berukuran dua kali kepalannya, ia bersiap untuk melempar. Sayangnya, belum sempat dirnya melempar, si pelari tak dikenal berhenti di depan semak persembunyian Sanakh. Orang itu menarik kerah belakang baju Sanakh seperti induk kucing sedang membawa anaknya.

"Gawat!" pekik Warta pelan, baru dirinya hendak akan berdiri.

"Oi, kau tidak apa-apa?" Suara Dana membuat pergerakan Warta terhenti.

Warta membatu, kakinya seketika lemas merasa mengetahui kalau yang datang adalah Dana. Warta menunduk, menghela napas panjang dengan merapalkan sega puji syukur dalam hati.

"Di mana Warta? Apa ia kabur? Seperti pengecut saja!" omel Dana.

"Tidak, ia-" Sanakh yang baru akan mengangkat tangan untuk menunjuk tempat persembunyian Warta. Terhenti karena terkejut mendengar bentakan Dana.

"Dasar! Padahal aku sudah titipkan kau padanya!" Dana berdecak kencang.

Dana melepaskan tarikan di kerah Sanakh, "Dengar, ya,"

Dana beridekap, menatap tajam Sanakh. "Kau, harus lebih percaya lagi dan yakin pada penguasa subuh. Jangan seperti anak pengecut itu! Lemah!"

"SIapa yang kau panggil lemah?!" Warta keluar secara mendadak dari tempat persembunyiannya. Membuat Dana tekejut sampi jatuh terjungkal.

"Sejak kapan kau di sana?" heran Dana.

Dirinya dapat menemukan Sankah karena merasakan ada orang yang bersembunyi di balik semak. Tapi, ia benar-benar tidak menyadari ada orang lain di sana selain Sanakh.

"Dari awal!" ketus Warta. Warta berjalan melewati semak, menghampiri Dana dan Sankah.

"Kau...." Masih dalam kondisi berbaring di atas rerumputan, Dana menatap Sanakh datar.

"Kau sangat payah dalam bersembunyi, ya."

"Apa-apaan?!" Sanakh yang merasa tersindir dengan emosi mendekati Dana.

Warta menghela napas.

'Setidaknya bukan bertengkar dengan bandit.'

1
Anonymouse
/Left Bah!/
Harman Dansyah
semangat update nya kak
Harman Dansyah
apakah emang ada mangan lain dalam tulisan itu kak
Harman Dansyah
ada yang typo kak seperti ia menarik panas kak
Harman Dansyah
kalau novel ku ada maksudkan atau saran boleh di komentar kak
Harman Dansyah
juga terimakasih like nya kak
Harman Dansyah: kalau bisa kasih bintang 5 nya juga yah Kak kalau ada tambah di cerita ku komentar aja aku juga kalau ada typo atau apa cerita kak aku komentar juga kak
total 2 replies
Harman Dansyah
semangat updet nya kak aku like dulu soal mau istirahat kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!