NovelToon NovelToon
Setelah Aku Pergi

Setelah Aku Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Eys Resa

Follow IG othor @ersa_eysresa

Anasera Naraya dan Enzie Radeva, adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Namun tepat di hari pernikahan, sebuah tragedi terjadi. Pesta pernikahan yang meriah berubah menjadi acara pemakaman. Tapi meskipun begitu, pernikahan antara Ana dan Enzie tetap di laksanakan.

Namun, kebahagiaan pernikahan yang diimpikan oleh Ana tidak pernah terjadi. Karena bukan kebahagiaan yang dia dapatkan, tapi neraka rumah tangga yang ia terima. Cinta Enzie kepada Ana berubah menjadi benci di waktu sama.

Sebenarnya apa yang terjadi di hari pernikahan mereka?
Apakah Ana akan tetap bertahan dengan pernikahannya atau menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Kepedulian Fabian

"Ya, mulai sekarang kamu tidak usah kerja. Tinggalah di rumah, menjadi nyonya rumah dan patuh sama suami. " kata Enzi.

"Tapi, mas... "

"Sayang, patuh! "

Malam itu Enzi benar-benar tidak bisa dibantah, dan dia ingin Ana menurut padanya dan semua kata-katanya. Ana hanya tertunduk lesu, karena dia tidak ingin membuat Enzi marah dan sikapnya berubah lagi padanya. Dan Ana tidak ingin itu terjadi, karena dia masih sangat mencintai Enzi.

"Pokoknya kamu harus jadi istri penurut ya, biar aku tambah cinta sama kamu. " bujuk Enzi sambil mengusap rambut Ana dengan lembut.

Ana langsung mengangkat wajahnya dan menatap Enzi yang saat itu juga menatapnya dengan lembut.

"Aku akan memikirkannya, aku mau tidur dulu. " kata Ana sambil beranjak dari duduknya menuju ke kamar.

Enzi hanya menatap punggung Ana yang semakin menjauh dan hilang di balik tangga. Dia menghembuskan mendengus kasar dan langsung mengambil ponselnya yang sejak tadi terus saja bergetar. Ternyata ada beberapa pesan yang masuk.

Wajah Enzi yang awalnya kesal berubah sumringah setelah membaca pesan yang masuk ke dalam ponselnya lalu menghubungi seseorang siapa lagi kalau bukan Arvin.

"Ada apa?" tanya Arvin ketus saat mengangkat panggilan dari Enzi.

"Antar aku ke klub. " jawab Enzi santai.

"Eh, istrimu itu baru pulang dari rumah sakit, apa kamu tega ninggalin Ana sendiri di rumah. Dia belum sehat banget, lho." Arvin mengingatkan Enzi agar pria itu sadar.

"Sudahlah, antar aku sekarang. Aku lagi suntuk di rumah. Atau, apa kamu mau aku memotong gajimu bulan depan." kata Enzi yang lagi-lagi tidak mau di bantah.

Enzi benar-benar menunjukkan otoritasnya sabagai atasan walau kepada sahabatnya sendiri dan juga suami Ana. Dia tidak akan lembek baik dalam memimpin perusahaan ataupun memimpin rumah tangganya.

Dengan kesal dan terpaksa, Arvin segera berangkat menuju ke rumah Enzi untuk menjemputnya dan mengantar ke klub malam seperti yang di minta oleh bosnya itu. Mendengar Arvin sudah sampai, tanpa berpamitan kepada Ana, Enzi langsung keluar dari rumah dan hanya menitip pesan kepada Bi Darmi.

"Bi, nanti aku mau keluar sama Arvin. Nanti kalau Ana tanya katakan aku urusan pekerjaan sebentar, aku akan pulang nggak sampai tengah malam. "

"Baik, mas. "

Bi Darmi hanya mengiyakan, karena dia tidak punya kuasa untuk bertanya atau menahan kepergian Enzi.

Ana yang ada di kamarnya saat mendengar ada mobil yang berhenti di depan rumahnya langsung menuju jendela dan melihat siapa yang datang. Ternyata Arvin, dia bertanya-tanya dalam hati kenapa Arvin malam-malam datang ke rumahnya? Namun tak lama Enzi keluar dan masuk ke dalam mobil. Lalu mereka pergi meninggalkan rumah.

Ana hanya menghela nafasnya saat melihat kepergian Enzi dan tidak berpamitan dengannya. Ada hal penting apa yang membuatnya terburu-buru seperti itu hingga tidak sempat berpamitan dengannya.

"Terserahlah, aku harus memikirkan pekerjaanku. Apa yang harus aku lakukan setelah ini, apakah aku berhenti kerja dan menuruti keinginan Enzi? " Gumam Ana pada dirinya sendiri.

Lama dia berfikir hingga dia tidak menyadari ponselnya bergetar. Ana tersenyum saat menyadari ada panggilan dari Fabian, dan dia langsung menerima panggilan telepon itu.

"Hallo, Bian, ada apa? "

"Nggak ada, aku hanya ingin memastikan keadaan mu, An. Apa kamu baik-baik saja? "

"Aku baik-baik saja, kok. Kamu tidak perlu khawatir. "

"Syukurlah kalau begitu... " Fabian menjeda kalimatnya dan merasa sedikit ragu dengan apa yang ingin dia katakan kepada Ana.

"An, aku tau pernikahan mu tidak tidak baik-baik saja. Apapun yang terjadi suatu hari nanti, jika kamu sudah tidak tahan dengan pernikahan mu, jangan ragu untuk menghubungiku. Aku pasti akan menjemputmu dan membawamu pergi dari suami breng*ekmu itu. "

Ana terhenyak mendengar ucapan Fabian, bagaimana bisa Fabian berfikir seperti itu. Apakah sungguh terlihat kalau pernikahan nya dengan Enzi tidak sehat. Namun seketika itu, Ana tersenyum miris. Bagaimana mungkin Fabian tidak tau, karena sikap Enzi sangat kasar saat menyeretnya keluar dari kafe.

"Aku baik-baik saja, Bian. Kamu tidak perlu khawatir."

"Tidak perlu kamu sembunyikan kebusukan suamimu itu, Ana. Jika kamu butuh bantuan, sahabatmu ini siap membantumu." kata Enzi.

Ana menghela nafasnya, memang Fabian sangat peka dengan keadaan yang dialami olehnya selama ini. Dan dia yang sangat mengerti dirinya.

"Baiklah, Bian, tidak ada yang bisa aku sembunyikan darimu. Aku memang tidak baik-baik saja, dan dia sudah melakukan sebuah kesalahan padaku–, "

"Tinggalkan dia, An. "

"Aku masih ingin memberikannya dua kali kesempatan lagi, Bian. Karena aku masih sangat mencintainya, hubungan kami sudah lima tahun berjalan, aku harap dia kembali dan mengingat masa-masa indah kami berdua." kata Ana.

Kini giliran Fabian yang terdiam, dia pernah mendengar kalau Ana memang menjalin hubungan dengan seorang pria beberapa bulan setelah dia pergi ke luar negeri. Ternyata pria itu adalah Enzi, karena hubungan itu berjalan lima tahun dan akhirnya mereka menikah.

"Baiklah, An. Aku mengerti. Mungkin ini memang tidak mudah. Tapi ingatlah kata-kataku, apapun yang terjadi suatu hari nanti, hubungi saja aku. Aku akan datang menjemputmu. " Bian kembali mengingatkan Ana kalau dia selalu ada untuknya jika tidak ada yang peduli padanya.

"Baiklah, Bian. Aku mengerti." Ana akhirnya mengalah dan mengiyakan ucapan Bian agar sahabatnya itu tidak terlalu khawatir.

"Istirahat lah dengan baik, ini sudah malam. Selamat Malam." Kata Bian.

"Terima kasih, Bian. Selamat malam juga untukmu."

Panggilan pun diakhiri, Ana lagi-lagi menghela nafasnya. Entah berapa kali dia menghela nafasnya malam ini untuk mengontrol perasaannya yang memang tidak stabil. Dia selalu meyakinkan dirinya kalau semua akan baik-baik saja.

"Sudahlah, Aku tau Fabian peduli padaku. Dan Enzi adalah pria yang aku cintai. Kalian berdua adalah orang-orang yang penting dalam hidupku. Aku masih berharap Enzi bisa berubah dan menjadi suami yang baik untukku."

Malam ini Enzi menepati ucapannya, dia pulang tidak terlalu malam dan tidak dalam keadaan mabuk berat. Di kamarnya Ana sudah terlelap dalam mimpi indahnya, dan tidak tau kalau Enzi sudah pulang.

Enzi berjalan perlahan menuju kamarnya untuk melihat keadaan Ana. Senyuman tersungging di bibir Enzi saat melihat Ana tertidur dengan pulas. Tangannya terulur mengusap helaian rambut tipis yang berantakan menutupi wajahnya.

"Kenapa harus kamu? " gumamnya. "Maaf, aku tidak bisa menyentuhmu sebelum perasaan kecewa ini hilang dari diriku

Hanya itu yang dikatakan Enzi, setelah itu dia pergi meninggalkan Ana yang masih terlelap dan memilih tidur di sofa yang ada di ruang keluarga.

1
Sunaryati
Semoga lancar rencana kalian
Sunaryati
Nah penyesalan disalurkan pada kegiatan sosial, dan peninggalan orang tua sebagian untuk beramal
Sunaryati
Semua sudah terjadi dan apa yg kamu lakukan terhadap Anna dengan sangat sadar, Enzi. Setidaknya kamu telah menyesal dan mengakui kesalahan walaupun tak merubah apapun. Maka yang harus kau lakukan bertaubat dengan memperbaiki diri
Sunaryati
Arvin juga merasa bersalah padahal Anna sangat berterima kasih padamu
Sunaryati
Apapun alurnya berdasarkan imajinasi Author emak ngikut saja. Enzi memang suami kejam dan tak berperasaan
Sunaryati
Hamidun anak Enzi
Blu Lovfres
qu kemungkinan febian dn serah, g akan bersatu, karna blm jelas, latar belakang dn keluarga nya fibian, ada kendala kayaknya nanti, masa lalu febian
mungkin, sory thor hanya menebak,🤭😄
dn mengarang sendiri 😁 next thor ku tunggu selalu, updated nya, makasi 🙏🙏🙏 dgn karya,mu
Arin
Semoga semua perlakuan Fabian akan seterusnya baik kepada Sera. Jangan buat Sera sakit hati lagi seperti kisah cinta bersama Enzi
Eys Resa: inshaAllah
total 1 replies
Sumar Sutinah
percuma aj nyesel g ada gunanya, dulu kmn aj
Blu Lovfres
kasih pelajaran sm si ,ja***g amel itu
tpi ezi ga mau marah atw bertindak, karna msih punya harapan ms si sunde*😄😄 dn enzi knpa ga mau cari tau ,tentang di klub, yg ngasi obat perangsang
Rohmi Yatun
😭😭😭 kok jd mewek baca di part ini..
Fazira Aisyah
mesti aku geram bgt sama si enzi, tp part ini bikin aku mewek juga 😭
Akasia Rembulan
penyesalan yg tak berakhir..move on Enzie
Titin Maryati
iya thor lanjut semangat👍💪🙏
Wahyuningsih
d tnggu upnya kmbli thor yg buanyk hrs tiap hri sehat sellu thor n jga keshtn tetp 💪💪💪
Fazira Aisyah
sebelum kena buly para readers, Othor sudah kasih notice duluan 😄
Eys Resa: bener weh, ga sanggup kalo kena bully bikin othor down. padahal alur cerita udah di buat sejak awal, bakal gini... gini... gini... nanti. 😂😂😂
total 1 replies
Blu Lovfres
junior enzi launching 😁🤣
Sumar Sutinah
aku suka ceritamu thor g bertele tele, 👍👍👍❤️
Sunaryati
Wak kau ternyata amazing Ana, dan untuk Enzi turuti kata Arvin. Memang kesalahan kamu besar dan fatal, tebus kesalahan dengan jadi pribadi lebih baik Terima karnamu. Thoor emak menunggu karna Amel, yang selalu memprovokasi Enzi
Fazira Aisyah
Apakah Fabian dan Ana akan di takdirkan saling jatuh cinta Thor?.., ditunggu kelanjutan nya 😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!