My Daddy

Kelly sedang duduk diantara ketiga pria dewasa di belakangnya. Ia sibuk dengan mainan dan cemilan di hadapannya. Hari ini adalah hari mereka sedang melakukan piknik sederhana.

"Jadi hari ini kita piknik ya. Kenapa aku melupakan itu?" tanya Cleo.

"Memangnya apa yang kau ingat di otakmu itu?" tanya Xander. "Otakmu itu tidak ada gunanya, lebih baik kau buang saja sana!" sambungnya.

Cleo mendelik kesal. "Apa kau tidak bisa berbicara dengan baik padaku?" tanyanya heran.

"Padamu?" Xander menatap Cleo lalu membuang muka. "Membuang waktuku saja!"

Cleo menggeram kesal, Zein hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka berdua sedangkan Kelly tampak diam dengan makanan dan mainannya.

"Kalian harusnya malu," ucap Zein. "Kita ada disini karena membawa Kelly. Tapi kalian selalu saja ribut, tidak malu dengan anak kecil," sambungnya.

Xander menatap Kelly sambil membersihkan mulut Kelly yang tampak penuh dengan noda coklat. "Makanlah dengan benar! Lihat mulutmu itu," ucapnya.

"Tshiapp papa!" Kelly menganggukkan kepalanya.

Kelly menyusun kembali mainannya. Ia menatap Xander lalu mengecup pipi nya. Ia pun berlari mengejar bola miliknya.

Cleo dan Zein menatap iri kearah Xander. "Kami juga mau di cium pipi nya oleh Kelly,"

Xander menatap remeh. "Coba saja kalau kalian jadi aku,"

...∆∆∆...

Kelly mengejar bolanya dan akhirnya mendapat kan bolanya kembali. Ia menatap seorang anak kecil seperti sepantaran dengan nya. Anak kecil laki laki yang tengah menatapnya juga.

"Allo?" anak laki laki itu melambaikan tangannya kearah Kelly.

Kelly memiringkan kepalanya, lalu menatapnya. "Allo, akhuu Kelly," ucapnya sambil memberikan bola kepada anak laki laki tersebut.

"Damian," ucap anak kecil di depan Kelly.

"Mawuu belmain dengan akhu?" tawar Kelly sambil tersenyum.

Damian hanya diam, sesaat kemudian ia pun menganggukkan kepalanya. Ia pun bermain dengan Kelly. kegiatan mereka tidak luput dari pandangan tajam dari ketiga pria penjaga Kelly.

"Siapa bocah sialan itu?" tanya Xander. "Kenapa dia mendekati Kelly?"

Zein mengangguk setuju. "Aku lebih tampan darinya. Harusnya Kelly mengajakku bermain," ucapnya.

"Beraninya bocah itu mendekati Kelly!" Xander menggeram kesal. Kenapa bocah sialan itu mendekati malaikat kecil miliknya.

Zein menggelengkan kepalanya. "Ini tidak bisa di biarkan. Ayo kita kesana!" ucapnya di balas anggukan kepala Xander.

Mereka berdua pun ingin menghampiri Kelly dan Damian yang sibuk bermain namun kerah baju mereka di tahan oleh Cleo.

"Apa yang kalian lakukan idiot? Apa kalian tidak bisa lihat wajah bahagia Kelly? Astaga!"

...∆∆∆...

Kelly melambaikan tangannya kearah Damian saat temannya itu akan di bawa pergi oleh orang tuanya, ia pun tersenyum dengan manis.

"Nanthi main lagi yha?!" ucap Kelly pada Damian.

Damian tersenyum, ia menganggukkan kepalanya sambil melambaikan tangannya kearah Kelly. "Bye Kelly," ucapnya.

Xander menatap Kelly dengan penuh tanya. "Kenapa kau mengajaknya bermain? Apa kau tidak bisa mengajak perempuan saja?" tanyanya.

Kelly menatap bingung. "Damian baikk pada Kelly. Jadi kami belmain berthama thama," ucapnya.

Xander mengusap wajahnya dengan frustasi, ia harus memantau Kelly lagi. Takut takut jika Kelly mengajak anak laki laki yang lain menjadi teman bermainnya lagi.

Cleo terkekeh, ia menepuk puncak rambut Kelly. "Good job beautiful," ucapnya. "Jangan ragu untuk mengajak orang lain bermain," sambungnya.

Xander memukul kepala Cleo. "Apa kau mau mengajarkan Kelly orang yang tidak waspada terhadap sekeliling?" tanyanya.

Zein mengangguk setuju, Cleo hanya mendengus kesal. "Memangnya apa yang mau kau waspadai dengan anak berumur satu atau dua tahun yang baru bisa berbicara? Idiot!" umpatnya kesal.

"Paman thantik," panggil Kelly pada Zein. "Apa akhuu bisa belmain dengan Damian lagi?"

Zein menganggukkan kepalanya. "Tentu, kenapa kau mengajaknya bermain?" tanyanya.

"Kalena Damian thantik sepelti paman," ucap Kelly membuat Zein melongo.

Apa artinya cantik itu adalah tampan?

...∆∆∆...

...TBC...