FAKE LOVE

Sampai di rumah, Lucy langsung mandi dan memakai gaun malam nya. Yang nama nya gaun malam tentu saja model nya sexy-sexy dan menggoda. Mirisnya, meskipun setiap malam Lucy memakai pakaian haram seperti itu, tapi tak pernah sekalipun membuat Fajar menyentuhnya. Dia selalu bilang tidak mau membuat Lucy sakit saat malam pertama. Dan bodoh nya lagi dan lagi Lucy selalu percaya.

Lucy keluar dengan rambut panjang terurai yang masih sedikit basah. Si Mbok sudah menyiapkan makan malam sesuai permintaan Lucy. Sop Iga yang di campur kentang.

Saat Lucy sedang menikmati makan malam nya, terdengar bunyi langkah kaki menuruni tangga. Lucy tau derap langkah itu milik siapa sebab saat si pemilik langkah tersebut tiba di rumah, dia langsung mengetuk pintu kamar tamu berkali-kali. Namun sampai dia lelah pun Lucy tetap tidak membukakan pintu kamar nya.

"Sayang ??" Fajar berdiri dan menatap Lucy dari samping.

Lucy tak menjawab, dia hanya fokus makan agar cepat selesai lalu segera masuk ke kamar untuk istirahat.

"Sayang, ada apa sih ? Aku bingung sama kamu hari ini ??!" Fajar berlutut, satu tangannya memegang ujung meja.

"Aku minta maaf kalau aku bikin salah. Aku mohon, kita kaya dulu lagi, ya ? Aku akan perbaiki semuanya... Please, sayang..." Fajar menatap sang istri dengan lembut. Seperti biasa, dia penuh manipulasi.

Lucy mulai jengah dengan tingkah Fajar yang seolah dia tak pernah melakukan kesalahan fatal. Selera makan Lucy jadi hilang seketika. Lucy meletakkan sendok dan garpunya dengan kasar, membuat Fajar sedikit terlonjak kaget.

Wanita itu bangkit dari duduknya, menatap Fajar dengan tatapan dingin.

"Aku mau tidur! Capek!!" Lucy menyenggol Fajar hingga pria itu langsung jatuh terduduk di lantai.

Lucy sedang mengumpulkan semua bukti pengkhianatan Fajar. Dia tidak akan diam. Jika semua bukti sudah cukup, dia akan bergerak.

Brakkk!!

Kesadaran Fajar kembali di detik dimana pintu kamar tamu di tutup kasar oleh Lucy.

Di dalam kamar, tawa Lucy hampir meledak membayangkan saat ini Fajar sedang pusing tujuh keliling. Di pecat dari pekerjaan dengan tidak hormat, kedua adiknya terancam putus sekolah dan Ibu nya yang bergaya hedon itu akan menjerit seperti orang gila saat keinginan nya untuk membeli barang-barang branded tidak bisa lagi terpenuhi.

Bip!

Ponsel Lucy bergetar tanda ada pesan masuk.

Lucy berjalan ke nakas dimana ponsel nya sedang di isi daya.

"Aku akan menunggu mu sampai urusan dengan suami mu selesai!!"

Lucy membaca pesan itu berulang kali di dalam hati nya. Pesan yang Lucy yakini di kirim oleh seseorang yang tadi pagi menemui nya di pabrik.

"Sepertinya si kacang Garuda benar-benar sudah tidak waras! Di luar sana banyak wanita yang cantik bahkan masih lajang, kenapa harus menungguku yang sudah punya suami!!" gerutu Lucy lalu membalikkan layar ponsel nya. Lucy mengabaikan pesan itu, pesan yang bagi nya hanya seperti keisengan pria.

Malam semakin larut, Lucy pun sudah tertidur sejak satu jam yang lalu. Sementara di kamar utama Fajar tengah uring-uringan.

"Aku tidak bisa tinggak diam. Aku harus cari tau kenapa Lucy bersikap aneh sejak dia pulang dari bali...." Fajar mondar-mandir memikirkan perubahan sikap Lucy.

"Oh. Atau...... Lucy marah karena aku tidak datang ke pesta sesuai permintaan nya ??!!" Senyum Fajar tiba-tiba terbit lagi..

"Iya, benar.. Pasti karena itu.. Astaga! Kenapa aku tidak kepikiran dari kemarin.. Pasti Lucy marah karena aku tidak datang ke pesta hingga membuat dia marah dan membatalkan pesta." Meski dalam hati kecil nya ada keraguan mengenai alasan perubahan sikap Lucy, namun Fajar mencoba meyakini apa yang ingin dia yakini.

"Aku harus beli bunga. Bunga Lily, bunga Favorit Lucy. Lucy pasti mau maafin aku." Fajar kembali bersemangat lagi.

Tidak mau terlambat bangun, Fajar menyetel alarm di ponsel nya pukul 6 pagi.

Keesokan pagi nya. Suara alarm yang bising membangunkan Fajar dari tidur lelap nya.

Eugh...

Fajar menggeliat malas kemudian tangan nya terulur mencari benda pipih yang berbunyi semakin keras.

Setelah suara Alarm tak terdengar lagi, Fajar pun turun dari tempat tidurnya. Sambil bersenandung ceria dia pun masuk ke kamar mandi.

Butuh waktu 20 menit sampai dia benar-benar siap untuk pergi.

Fajar menuruni anak tangga dengan langkah pasti namun tidak tergesa-gesa. Saat diri nya sampai di anak tangga terakhir, terdengar suara orang berbicara dari arah ruang tamu. Fajar yang penasaran pun segera memeriksa kesana.

"Suaranya.....kaya suara Ibu.." Fajar mempercepat langkah. Dan benar saja, di ambang pintu utama ada Mbok Tur yang berdiri layaknya tameng yang menghalangi agar yang di luar tidak ada yang bisa masuk.

"Maaf, Bu.. Saya hanya mengerjakan tugas. Mohon Ibu mengerti." Nada bicara Mbok Tur seperti sudah lelah menghadapi tamu tak di undang itu.

Fajar maju. "Mbok! Apa-apaan sih ? Kenapa Ibu dan adik-adik saya tidak di persilahkan masuk ?" Fajar menatap sinis ke si Mbok

"Maaf, Pak. Saya hanya menjalankan perintah Nyonya.."

"Pak ??? Siapa yang Mbok panggil Bapak ?? Saya Tuan, ingat! Saya suami Lucy!! Sejak kemarin Mbok sudah sangat keterlaluan, ya ?! Saya sudah sabar loh.."

"Benar, Jar. Mama dari jam 6 sudah disini tapi di halang-halangi sama pembantu itu. Katanya nggak boleh masuk tanpa izin Lucy!!" Mama nya menimpali, sengaja nadanya di buat-buat agar Fajar semakin marah pada si Mbok.

"Mbok! Kembali ke dapur! Jangan bikin saya semakin marah!!" Suara Fajar menggelegar sambil menatap si Mbok nyalang.

"Maaf, Pak. Kata Nyonya, kalau bapak mengizinkan orang tua serta adik-adik bapak masuk ke rumah, maka bapak tidak boleh lagi tinggal disini!!" Ucap Si Mbok yang membuat Fajar serta keluarganya mematung. Mata mereka kompak membulat, nafasnya pun tercekat di tenggorokan.

"Kak..." Suara Rani nyaris patah. "Bagaimana ini ? Kenapa bisa gini ?"

Fajar mengangkat tangan, menutup perbincangan mereka disana. "Kalian tunggu disini! Aku akan menemui Lucy!!"

Saat Fajar hendak berbalik masuk ke dalam, si Mbok berkata lagi "Nyonya tidak ada Pak. Sudah pergi sejak setengah jam yang lalu."

"Sudah pergi ? Jangan bohong Mbok! Ini masuh jam 6.." Fajar menyangkal seperti tak percaya dengan ucapan si Mbok.

"Benar, Pak. Waktu nyonya pergi, beliau pakai pakaian olah raga. Tapi sepertinya Nyonya akan langsung ke pabrik soalnya tadi Nyonya minta di siapkan baju ganti.

"Jar!! Kamu sebenarnya bikin kesalahan apa sama Lucy sampai dia balas kita seketerlaluan ini ??"

"Benar, Kak! Padahal kami kesini sengaja loh untuk membujuk kak Lucy agar dia mau membiayai sekolah kita lagi,,"

Fajar mengusap tengkuk nya, "Aku akan cari Lucy. Kalian tunggu disini saja!!" Fajar melangkah keluar dengan tergesa-gesa.

"Maaf, Bu. Saya tutup pintu nya, ya ?!" Ucap si mbok lalu tanpa pikir panjang langsung menutup pintu utama.