NovelToon NovelToon
Jejak Dosa Di Ujung Restu

Jejak Dosa Di Ujung Restu

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua / Hamil di luar nikah / Dark Romance / Romansa
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sylvia Rosyta

Bagi Aditya, Reina bukan sekadar kekasihnya tapi ia adalah rumahnya.
Namun dunia tak mengizinkan mereka bersama.
Tekanan keluarga, perjodohan yang sudah ditentukan, dan kehormatan keluarga besar membuat Aditya terjebak di antara tanggung jawab dan juga cinta.

Dalam keputusasaan, Aditya mengambil keputusan yang mengubah segalanya. Ia nekat menodai Reina berkali kali demi bisa membuatnya hamil serta mendapatkan restu dari orang tuanya.

Cinta yang seharusnya suci, kini ternodai oleh ketakutan dan ambisi. Mampukah Aditya dan Reina mengatasi masalah yang menghalang cinta mereka berdua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Bu Ratna menatap suaminya dengan kedua matanya yang kini berkaca-kaca.

“Demi Aditya atau demi dirimu sendiri, Arman?”

Pertanyaan itu membuat Pak Arman terdiam.

Air mata menetes di pipi Bu Ratna. Ia melangkah mendekat, suaranya melemah namun penuh luka.

“Aku menyesal, Arman… menyesal karena pernah berpikir bahwa aku bisa hidup bahagia dengan laki-laki yang menjadikan ambisi di atas segalanya. Kau yang sekarang sudah benar benar berubah, Arman. Dan aku tidak bisa mengenalimu lagi.”

Pak Arman menatap istrinya lekat-lekat, dan untuk pertama kalinya malam itu, wajah kerasnya tampak goyah.

“Ratna, tolong jangan berkata begitu. Aku—”

“Cukup.” Bu Ratna menatapnya dengan getir. “Jangan dekati aku. Malam ini, aku tidak ingin mendengar satu kata pun darimu.”

Ia berbalik hendak pergi, tapi langkahnya terhenti ketika suara Pak Arman terdengar lagi, berat dan dalam.

“Baik,” kata pak Arman akhirnya, sembari menundukkan kepalanya perlahan. “Kalau itu yang kau mau, aku akan mengizinkan Aditya menikah dengan Reina.” ucap pak Arman yang membuat Bu Ratna menoleh, ragu.

“Bapak serius?”

Pak Arman mengangkat wajahnya, sorot matanya terlihat tajam.

“Ya. Tapi hanya jika Aditya juga setuju untuk menikah dengan Alisha.”

Ruangan itu kembali membeku. Bu Ratna menatap suaminya dengan tak percaya.

“Apa maksudmu? Bapak ingin Aditya berpoligami?!” tanya Bu Ratna yang membuat

Pak Arman menghela napas panjang.

“Aku tidak peduli bagaimana caranya, Ratna. Yang penting, nama keluarga ini tetap terjaga. Aditya boleh menikah dengan gadis itu, asal dia tidak meninggalkan tanggung jawab yang telah ku tetapkan.”

Bu Ratna menatap suaminya dengan pandangan matanya yang hancur. Kata-kata itu bagai belati yang menusuk dadanya. Ia tak mampu menjawab, hanya air mata yang kini mengalir tanpa henti di pipinya.

Pak Arman berdiri terpaku, menatap istrinya yang perlahan melangkah menjauh darinya, meninggalkan ruangan itu dalam diam. Dan ketika pintu tertutup, suara denting jam di dinding menjadi satu-satunya saksi dari keputusan pahit yang baru saja dibuatnya, keputusan yang mungkin akan mengubah segalanya.

Keheningan lembut memenuhi kamar besar itu, hanya dipecahkan oleh napas teratur Reina yang tertidur pulas di sisi Aditya. Lampu tidur berwarna keemasan menyinari sebagian wajah gadis itu dan membuatnya tampak begitu tenang, begitu damai, seolah dunia di luar pintu kamar itu tidak sedang kacau.

Aditya menatapnya lama. Senyum kecil muncul di bibirnya, senyum yang jarang ia miliki selama ini, senyum yang lahir dari ketenangan, kebahagiaan, dan rasa syukur.

Ia memiringkan tubuhnya sedikit, menahan rasa nyeri di bahunya, lalu mengangkat tangannya dengan perlahan. Jarinya menyentuh pelan rambut Reina yang terurai di atas bantal.

“Aku mencintai mu.” bisik Aditya hampir tanpa suara.

Ada sesuatu yang bergetar di dadanya. Sesuatu yang begitu hangat hingga Aditya hampir tidak bisa menahannya. Ia ingin memeluk Reina. Ia ingin menciumnya. Ia ingin memastikan dunia tahu bahwa perempuan ini adalah tempatnya pulang.

Perlahan ia mendekat, wajahnya tinggal beberapa sentimeter dari bibir Reina. Sementara nafasnya menyentuh kulit gadis itu, Namun suara pintu yang berderit menghentikan gerakan Aditya. Aditya tersentak kecil dan segera menarik tubuhnya menjauh dari Reina. Dengan cepat ia bangkit perlahan, meski tubuhnya masih terasa sakit.

“Aditya?”

Itu suara ibunya.

Bu Ratna berdiri di ambang pintu dengan wajah pucat dan sorot matanya yang penuh beban. Aditya mengerutkan dahi saat melihatnya. Ada sesuatu yang salah. Sesuatu yang berat yang sedang dirasakan oleh ibunya itu.

“Ibu…?” Aditya menghampirinya perlahan, sembari menahan sakit di perut dan bahunya. “Kenapa Ibu terlihat seperti ini? Apa yang terjadi?”

Bu Ratna berusaha tersenyum, tapi senyum itu gagal. Matanya memerah, suaranya gemetar halus.

“Ada yang harus Ibu katakan padamu, Nak.”

Aditya memegangi lengan ibunya, dan mencoba menenangkannya.

“Ibu duduk dulu,” ujarnya lembut namun Bu Ratna menggeleng.

“Tidak perlu. Ibu hanya ingin kau mendengarkan ini dengan tenang.”

Aditya menegakkan tubuhnya. Ia merasakan sesuatu yang dingin menjalari punggungnya.

“Ibu bicara saja. Ada apa?”

Bu Ratna menarik napas dalam dalam, napas yang panjang, berat, dan penuh luka.

“Ayahmu baru saja membuat syarat.”

Suara itu terdengar hampir bergetar.

“Syarat… jika kau ingin menikahi Reina.”

Aditya menegang seketika.

“Apa syaratnya?” tanya Aditya dengan suaranya yang rendah, dingin, dan penuh ancaman yang ditahan.

Bu Ratna menutup matanya sejenak, lalu berkata pelan namun jelas.

“Ayahmu mengizinkan kau menikah dengan Reina, asal kau juga bersedia menikahi Alisha.”

Sunyi.

Suasana terasa sunyi yang begitu kuat hingga dunia terasa berhenti berputar. Aditya terpaku. Iris matanya melebar, sementara napasnya terhenti sejenak. Kata-kata itu menghantam jantungnya lebih keras daripada pukulan mana pun yang pernah ia terima hari ini.

“A-apa?”

Suara itu keluar seperti bisikan penuh tidak percaya.

Bu Ratna menatapnya dengan penuh kesedihan.

“Ayahmu tetap ingin menjadikan Alisha bagian dari keluarga ini demi kepentingan perusahaannya.”

Aditya mengembuskan napasnya dengan berat. Ia memejamkan mata, mencoba menahan kemarahan yang bergolak hebat dalam dadanya.

“Kenapa Ibu memberitahu ini sekarang?” tanya Aditya dengan suaranya yang pecah dan membuat Bu Ratna menatapnya dengan sedih.

“Karena Ibu tidak ingin kau membuat keputusan yang terburu-buru. Kau baru saja pulang, Aditya. Ibu tidak mau kehilanganmu lagi.” ucap Bu Ratna dengan lirih.

Tapi Aditya justru mundur selangkah. Ia mengusap wajahnya dengan keras, lalu menggeleng penuh frustrasi.

“Tidak seharusnya aku kembali ke rumah ini, Bu…”

Suaranya berat, lirih, dan penuh luka.

“Karena di rumah ini, aku tidak pernah punya hak atas hidupku sendiri.”

“Aditya—”

“Andai aku tidak kembali…” lanjut Aditya, dengan suaranya yang pecah, “aku bisa menikah dengan Reina tanpa campur tangan siapa pun. Aku bisa hidup bersamanya tanpa harus menjalankan ambisi seseorang.”

Bu Ratna kemudian memegang wajah anaknya dengan kedua tangannya.

“Nak, tolong jangan bicara seperti itu.”

“Bukankah itu kenyataan, Bu?” Aditya menatapnya dalam. “Ayah selalu memutuskan segalanya atas nama keluarga. Tapi tidak pernah bertanya apa yang sebenarnya yang membuat aku bahagia.”

Bu Ratna menggigit bibirnya. Hatinya hancur mendengar suara putranya yang serak dan penuh luka.

“Aditya, dengarkan Ibu sebentar.”

Namun Aditya justru menggeleng lagi, dan terlihat putus asa.

“Ibu lihat sendiri, kan? Bahkan setelah aku hampir mati dipukuli, Ayah masih menjadikan aku alatnya.”

Suaranya meninggi, penuh tekanan yang ia tahan sejak lama.

“Kenapa aku harus tinggal di rumah ini, Bu? Untuk hidup dalam aturan yang tidak pernah aku mau?!”

Bu Ratna mencengkeram lengan putranya, karena takut kehilangan putranya untuk yang kedua kalinya.

“Aditya, tolong jangan tinggalkan Ibu. Jangan pergi.”

Suara bu Ratna pecah untuk pertama kalinya malam itu, ia menangis tersedu-sedu sembari memegangi lengan Aditya erat-erat.

“Ibu tidak punya siapa-siapa lagi kecuali kamu…”

1
Putri_a_s
Aditya udah tahu sifat ayahnya seperti apa, makanya dia ambil keputusan ini.
Putri_a_s
ini baru keputusan yang tepat, kl gak gini nanti ditipu lagi sama pak Arman.
Putri_a_s
serius ini, gak ada rasa bersalahnya nih pak Arman sama anak sendiri?
/Speechless//Speechless//Speechless//Speechless/
Putri_a_s
dicintai secara ugal-ugalan sama Aditya, Reina ini.
Putri_a_s
/Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart/
Putri_a_s
sedihnya /Sob/
Putri_a_s
gini amat ya cobaannya, kamu harus bijak Reina. Aditya juga dalam posisi yang sulit demi bisa bersama kamu.
Putri_a_s
kasihan Aditya, dia pasti bingung banget
Putri_a_s
iya Aditya, menikah dengan dua orang sekaligus itu harus adil. dan kamu tidak bisa menikah dengan Alisha karena hati kamu cuma buat Reina
Putri_a_s
Aditya berada dalam dua jalan yang mengharuskannya memilih
Putri_a_s
dan apalah arti kata cinta jika kalian berdua tidak bisa bersama /Frown/
Putri_a_s
aish, kok ada seorang ayah yang tega menyuruh anaknya poligami?!
Putri_a_s
maksudnya nikah sama dua perempuan sekaligus gitu?!
Putri_a_s
dulu lihat apa sih buk? kok bisa menikah sama laki laki egois kayak pak Arman?!
Suhadi Mulyo
bagus Aditya, lanjutkan keputusanmu💪
Suhadi Mulyo
bagus Aditya, lebih baik gitu daripada entar ditipu lagi sama ayahmu yang raja tega itu.
Suhadi Mulyo
nyeseknya sampai sini/Scowl//Sob/
Suhadi Mulyo
jadi Aditya pasti sakit, jadi Reina, lebih sakit lagi karena harus membagi Aditya dengan orang lain /Scowl/
Suhadi Mulyo
kasihan banget Aditya, dia nggak pernah bahagia
Suhadi Mulyo
setiap banget Aditya ini orangnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!