NovelToon NovelToon
Legenda Hua Mulan

Legenda Hua Mulan

Status: tamat
Genre:Mengubah sejarah / Romansa / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Cerita ini tidak melibatkan sejarah manapun karena ini hanya cerita fiktif belaka.

Di sebuah kerajaan Tiongkok kuno yang megah namun diliputi tirani, hidup seorang gadis berusia enam belas tahun bernama Hua Mulan, putri dari Jenderal Besar Hua Ren, pangeran ketiga yang memilih pedang daripada mahkota. Mulan tumbuh dengan darah campuran bangsawan dan suku nomaden, membuatnya cerdas, kuat, sekaligus liar.

Saat sang kaisar pamannya sendiri menindas rakyat dan berusaha menghancurkan pengaruh ayahnya, Mulan tak lagi bisa diam. Ia memutuskan melawan kekuasaan kejam itu dengan membentuk pasukan rahasia peninggalan ayahnya. Bersama para sahabat barunya — Zhuge sang ahli strategi, Zhao sang pendekar pedang, Luan sang tabib, dan Ling sang pencuri licik — Mulan menyalakan api pemberontakan.

Namun takdir membawanya bertemu Kaisar Han Xin dari negeri tetangga, yang awalnya adalah musuhnya. Bersama, mereka melawan tirani dan menemukan cinta di tengah peperangan.
Dari seorang gadis terbuang menja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 — Kembalinya Sang Cahaya di Bumi

puluhan tahun telah berlalu sejak langit Niu Ling berhenti menyala oleh api perang. Dunia kini tenang. Alam memulihkan dirinya. Gunung yang dulunya hangus kini tertutup bunga liar, dan sungai-sungai mengalir jernih tanpa darah manusia.

Namun di tempat yang tak dapat dijangkau manusia di antara dunia langit dan bumi sebuah cahaya lembut berpendar di atas awan perak. Di sanalah Hua Mulan tinggal.

Ia tidak lagi sepenuhnya manusia, tapi juga bukan dewi. Tubuhnya adalah cahaya, suaranya adalah angin, dan pikirannya terhubung dengan segala kehidupan di bawah. Ia melihat anak-anak tertawa di desa, mendengar doa para petani, dan merasakan damai yang dulu ia perjuangkan bersama Han Xin.

Namun, dalam kedamaian itu ada satu hal yang selalu mengusik hatinya.

Nama itu.

Han Xin.

Ia melihatnya setiap malam berdiri di balkon istana, menatap langit, memanggil namanya dengan suara yang hanya bisa didengar oleh angin.

“Han Xin…” bisik Mulan, menatap ke arah bumi. “Aku di sini, tapi jarak di antara kita tak lagi dapat dijangkau.”

Matanya redup. Ia telah menerima takdir sebagai penjaga keseimbangan, tapi hatinya tetap manusia tetap mencintai.

Sampai suatu malam, langit berubah warna keperakan. Di balik kabut bintang, suara lembut bergema, memenuhi ruang antara dunia.

“Hua Mulan, penjaga cahaya merah dan perak, waktumu telah tiba untuk membuat pilihan.”

Mulan menoleh cepat. “Siapa kau?”

“Aku adalah roh naga yang dulu bersemayam dalam darahmu. Dunia telah tenang. Tugasmu menjaga langit telah selesai. Kini kau diizinkan untuk kembali.”

Cahaya di sekitar Mulan bergetar. “Kembali? Ke bumi?”

“Ya. Tapi dengan satu syarat.”

“Syarat?”

“Kau akan kembali sebagai manusia biasa. Tanpa kekuatan naga. Tanpa ingatan akan langit. Hanya kenangan samar tentang perang dan cinta yang pernah kau perjuangkan. Jika kau memilih menerima, maka kau akan berjalan lagi di bumi, menikmati damai yang kau ciptakan tapi bukan sebagai pahlawan, melainkan sebagai manusia yang hidup dalam diam.”

Mulan menatap ke bawah dunia yang kini penuh cahaya. Suara anak-anak, aroma bumi basah setelah hujan, semua itu membuat hatinya bergetar.

“Aku ingin kembali…” ujarnya pelan. “Tapi bukan untuk kejayaan atau pujian. Aku hanya ingin… melihat makam orang tuaku, tempat lahirku… dan Han Xin.”

Roh naga berputar di sekelilingnya, membentuk pusaran cahaya perak.

“Maka kembalilah, Hua Mulan. Dengan nama manusia, bukan dewi. Dunia menunggumu sekali lagi.”

Tubuh Mulan perlahan larut dalam cahaya lembut. Dalam keheningan, suaranya bergetar lembut.

“Terima kasih… Aku akan kembali, dan menjalani hidup bukan untuk berperang tapi untuk mencintai dunia yang dulu kuperjuangkan.”

Ketika cahaya itu meredup, Mulan membuka matanya.

Angin dingin menerpa wajahnya.

Ia tidak lagi berada di langit.

Ia berdiri di tengah padang bunga liar di kaki gunung Niu Ling. Rumput bergoyang pelan, dan embun pagi membasahi ujung jarinya. Tubuhnya kembali seperti dulu hangat, berdenyut, dan lemah seperti manusia.

“Aku… kembali…” bisiknya.

Namun tak ada satu pun yang mengenalinya. Dunia telah berjalan ratusan tahun, dan nama Hua Mulan kini hanya ada dalam cerita rakyat dan prasasti batu.

Mulan menatap tangannya yang kini tak lagi bercahaya, lalu tersenyum samar. “Mungkin ini lebih baik. Dunia ini tak memerlukan pahlawan lagi.”

Ia berjalan perlahan menyusuri jalan setapak menuju desa kecil di kaki gunung. Setiap langkah terasa asing, tapi juga penuh nostalgia. Di kejauhan, ia melihat tugu batu besar bertuliskan:

“Hua Mulan Cahaya yang Menyelamatkan Dunia.”

Tugu itu dikelilingi bunga dan dupa yang selalu menyala. Anak-anak kecil berlari di sekitarnya sambil menyanyikan lagu rakyat:

“Dua naga terbang di langit, satu merah satu perak,

"Mulan menjaga bumi, cinta tak pernah retak.”

Mulan berhenti di depan tugu itu. Tangannya bergetar ketika menyentuh ukiran namanya sendiri.

“Jadi… begini dunia mengingatku.”Air mata jatuh pelan di pipinya.

Namun senyum hangat menghiasi wajahnya.

Ia tidak langsung pergi ke istana. Ia ingin melihat hal-hal yang dulu tak sempat ia nikmati aroma roti di pasar, tawa anak-anak, suara seruling di sore hari. Dunia kini benar-benar damai.

Beberapa hari kemudian, Mulan tiba di tempat yang membuat langkahnya berhenti. Sebuah makam tua di tengah hutan bambu. Dua batu nisan berdiri berdampingan, tertulis nama ayah dan ibunya.

Ia berlutut perlahan.

“Ayah… Ibu…”

Suara itu lirih, tapi penuh haru. “Putrimu kembali… Dunia sudah damai. Tak ada perang, tak ada darah lagi. Semua berkat pengorbanan kita.”

Air matanya jatuh, membasahi tanah di depan makam. Angin berhembus lembut, menggoyang daun bambu, seolah menjawabnya.

Selama berjam-jam, Mulan duduk di sana, berbicara dengan tanah dan langit. Ia menceritakan segalanya Han Xin, para prajurit, dan bagaimana dunia berubah menjadi tempat yang penuh harapan.

Saat matahari mulai tenggelam, warna langit berubah menjadi merah dan perak. Mulan mendongak, menatap dua naga cahaya yang melintas pelan di cakrawala.

Senyum lembut muncul di bibirnya. “Han Xin… kau masih menepati janjimu.”

Ia lalu berdiri, membersihkan pakaiannya, dan menatap ke arah barat. “Sekarang waktunya aku melihat dunia yang telah kita bangun.”

----

Mulan berjalan menuruni lembah, melewati desa-desa yang makmur, mendengarkan tawa dan nyanyian. Ia melihat generasi baru para wanita yang belajar menulis, para prajurit yang berlatih tanpa peperangan, dan anak-anak yang menanam bunga di bekas ladang perang.

Setiap langkah membuat hatinya semakin hangat. Dunia ini sungguh telah berubah.

Malam tiba, dan ia beristirahat di bawah pohon besar. Bulan bersinar lembut, angin membawa wangi tanah dan bunga liar.

Mulan menutup mata, berbisik pelan,“Terima kasih, langit… karena memberiku kesempatan melihat semua ini.”

Dari langit yang jauh, seberkas cahaya keemasan jatuh pelan di sampingnya sisik naga merah-perak, yang dulu pernah Han Xin genggam.

Ia menatap benda itu dengan air mata menggenang. “Kau masih menjagaku…”

Ia tahu meskipun waktu memisahkan mereka, cinta itu tidak pernah padam.

Dan untuk pertama kalinya sejak peperangan besar itu berakhir, Hua Mulan tertidur bukan sebagai prajurit, bukan sebagai penjaga langit, tapi sebagai manusia yang damai di dunia yang ia selamatkan.

bersambung

1
Ilfa Yarni
huhuhuhu aku nangis lo bacanya cinta mereka abadi sampe seribu tahun
Ilfa Yarni
wah ternyata han Xin hidup lg mereka skrudah bersama lg trus han Xian jg ada ya
Wulan Sari
ceritanya sangat menarik trimakasih Thor semangat 💪👍 salam sukses selalu ya ❤️🙂🙏
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
yah han Xin ga hidup lg kyk mulan
Ilfa Yarni
apakah mereka akan ketemu lg kok aku deg degan ya
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
trus apakah han Xin msh ada jadian dong mulan sendiri hidup didunia
inda Permatasari: tentu saja masih karena Han Xin juga bukan manusia biasa tapi tidak seperti Hua Mulan yang spesial
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
aaaa sedih mulan pergi apakah mulan bisa kembali
Ilfa Yarni
ceritanya seru walupun aku kurang memgerti
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
aku ga ngerti tentang naga yg aku ngerti cinta mereka ditengah peperangan hehe
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
si mulan ini manusia apa naga sih thor? sy kurang paham dg istilah keturunan naga🤔🤔
Ilfa Yarni
berarti han naga jg ya
Ilfa Yarni
apakah mereka mati bersama asuh penasaran banget
Ilfa Yarni
ceritanya menegangkan
Ilfa Yarni
ternyata pamannya msh hidup kurang ajar skali tp aku salut sama mulan dia hebat dan berani
Ilfa Yarni
seru thor lamjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!