NovelToon NovelToon
Kutukan Cinta Terlarang

Kutukan Cinta Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Duniahiburan / Cinta Terlarang / Office Romance / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:934
Nilai: 5
Nama Author: Cerita Tina

Luna tak pernah bermimpi bekerja di dunia hiburan, ia dipaksa pamannya menjadi manajer di perusahaan entertainment ternama.

Ia berusaha menjalani hidup dengan hati-hati, menaati aturan terpenting dalam kontraknya. Larangan menjalin hubungan dengan artis.

Namun segalanya berubah saat ia bertemu Elio, sang visual boy group yang memesona tapi kesepian.

Perlahan, Luna terjebak dalam perasaan yang justru menghidupkan kembali kutukan keluarganya. Kejadian aneh mulai menimpa Elio, seolah cinta mereka memanggil nasib buruk.

Di saat yang sama, Rey teman grup Elio juga diam-diam mencintai Luna. Ia justru membawa keberuntungan bagi gadis itu.

Antara cinta yang terlarang dan takdir yang mengutuknya, Luna harus memilih melawan kutukan atau
menyelamatkan orang yang ia cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cerita Tina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Insiden Manis

Setibanya di resto burger, Elio melihat board iklan eskrim yang tampak menggunggah, ia menoleh pada Luna.

“Mau es krim?” tanyanya.

“Tidak.” Luna menggeleng pelan

Elio menatapnya heran. “Kenapa? Perempuan biasanya suka es krim.”

“Saat ini aku sedang tidak mau,” jawab Luna datar. Sebenarnya ia sedang ada tamu bulanan, karena itu ia menghindari makanan ataupun minuman yang dingin-dingin dulu.

Elio tak banyak bicara. Ia langsung memesan take away. Dua burger ukuran besar, satu untuknya, satu untuk Luna serta satu mac es krim corn jumbo.

Setelah pesanan selesai, Luna melirik ke arah Elio yang memegang es krim dengan dua tangannya.

“Apa kau bisa menyetir sambil makan?”

Elio hanya menyengir. Luna menarik napas panjang.

“Minggir. Biar aku yang menyetir.”

“Dengan senang hati,” sahut Elio sambil terkekeh dan menyerahkan kemudi.

Luna menekan pedal gas. Atap mobil terbuka, membiarkan angin malam melambai lembut di wajah mereka.

Tiba-tiba Elio berseru,

“Eh, bagaimana ini, es krimnya meleleh!”

Tetesannya menetes di sela jari. Ia panik, sibuk menjilat lelehan es itu.

“Kau bawa tisu?” tanyanya.

“Tidak. Apa dimobil juga tak ada?"jawab Luna datar, masih menatap jalan.

Elio sibuk mencari tissue tapi tidak dapat.

“Kau makan saja cepat,” ujar Luna kemudian.

“Bantuin, dong,” rengek Elio.

Luna melirik kesal. “Kau ini seperti anak kecil.”

Namun ia tetap menepikan mobil di pinggir jalan.

“Ayo, kita habiskan sama-sama.”

Es krim itu terlalu besar, dan corn jumbo sulit dipisahkan. Mau tak mau, mereka harus memakannya berdua sedikit terburu-buru, takut lelehannya mengotori mobil.

Di tengah tawa kecil dan hembusan angin, tanpa sengaja bibir mereka bersentuhan hanya sekilas, terasa tipis seperti sentuhan bayangan.

Keduanya langsung membeku. Elio menatap Luna, matanya membulat. Luna pun terdiam, wajahnya kaku menatap ke depan.

Elio berdehem pelan, pura-pura tenang.

Luna kembali menyalakan mesin, melajukan mobil tanpa suara.

Malam kian larut, mobil berhenti di parkiran dorm mereka. Luna mematikan mesin mobil. Lampu memantul di kaca depan, menciptakan siluet samar di wajah keduanya. Tak ada yang bicara sejak insiden es krim itu.

Luna membuka sabuk pengamannya. Elio ingin bicara, ia tak tahan dengan hening yang menyesakkan itu.

“Tadi... maaf. Aku nggak sengaja.”

Luna tetap menatap lurus ke depan, tangannya menggenggam pintu mobil hendak keluar

“Aku tahu.” jawab Luna. Suaranya tenang, tapi pipinya belum sepenuhnya kehilangan warna merahnya.

Saat Luna turun dari mobil, Elio memanggilnya pelan. “Luna.”

“Ya?”

Elio memberikan satu kantong yang berisi satu kotak burger untuk Luna. Luna mengangguk dan menerimanya.

Luna berbalik, melangkah menuju dorm mereka. Elio masih di tempatnya, menatap punggungnya dengan senyum samar.

Luna masuk ke kamarnya. Begitu pintu tertutup, Luna bersandar pelan. Dada masih berdegup aneh, cepat, dengan ritme yang tidak beraturan. Ia menatap ke lantai, berusaha mengatur napas.

“Itu cuma tidak sengaja.” gumamnya pada diri sendiri. Namun entah kenapa, kata 'tidak sengaja' terasa rapuh di telinganya sendiri.

Ia keluar ke dapur, menuangkan segelas air dingin lalu meminum seteguk dua teguk, dan menatap pantulan dirinya di jendela kaca.

Bayangan momen itu muncul lagi. Tatapan Elio yang sempat membeku, bibir yang tak sengaja bersentuh, dan hening yang menggantung di udara seperti jeda antara detik dan detak.

Ia menutup matanya, menepuk pipinya pelan.

“Sudahlah, Luna. Itu cuma es krim.”

Namun senyum kecil justru muncul di bibirnya. Ia menggeleng merasa konyol, lalu tertawa kecil pada dirinya sendiri.

“Kenapa juga aku harus menghentikan mobil hanya untuk membantu dia makan es krim?”

Dalam hatinya, ada rasa malu, tapi juga hangat. Mungkin bukan karena es krimnya tapi juga karena perasaan yang tak sengaja ikut mencair.

Di sisi lain, Elio masih duduk di mobilnya. Tangannya memegang cone es krim yang sudah nyaris jadi cairan manis. Ia memandanginya lama, lalu terkekeh kecil.

“Hebat, bahkan es krim pun bisa bikin jantungku hampir copot,” gumamnya pelan.

Ia menaruh cone itu di cup holder, lalu menyandarkan kepala ke sandaran kursi. Elio memejamkan mata. Bayangan kejadian beberapa menit lalu kembali bermain di kepalanya.

Wajah Luna yang serius saat menyetir. Suara napasnya yang teratur. Sentuhan lembut yang datang secepat kilat tapi cukup untuk membuat seluruh tubuhnya menegang.

“Tidak sengaja, kan?” bisiknya pada diri sendiri.

“Iya, Elio. Tidak sengaja.”

Tapi semakin ia meyakinkan diri, semakin pipinya terasa panas. Ia memukul dadanya pelan.

“Aduh, kenapa deg-degannya nggak berhenti sih.”

Ia menatap kaca depan, sudut bibirnya terangkat. Ada sesuatu yang berbeda malam ini.

Bukan cuma rasa malu karena kejadian canggung itu, tapi ada keinginan kecil yang muncul tanpa rencana. Keinginan untuk bersama Luna lebih sering.

Elio menghela napas panjang.

“Kalau tiap kali makan es krim bisa begini, aku rela beli satu truk penuh.”

Dia menghela napas panjang.

“Selamat malam, Luna,” gumamnya.

“Terima kasih, untuk insiden termanis malam ini.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!