Tiga tahun pernikahan tanpa cinta dari suaminya, Valeria akhirnya menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Zelan. Laki-laki yang sebelumnya ia cintai dengan sepenuh hati.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan, pengorbanan yang di anggap seperti angin lalu, membuatnya lelah lahir batin.
Di mata Zelan, Valeria hanya sosok wanita jahat dan kejam, sosok yang dia anggap sebagai perebut kebahagiaan nya dengan wanita yang dicintainya.
Namun ada sebuah fakta yang tidak di ketahui oleh Zelan di balik pernikahan nya dengan Valeria. Wanita yang dia anggap sebagai antagonis itu, ternyata adalah orang yang paling banyak berkorban untuk hidup nya.
"Peran ku sebagai istrimu telah usai Zelan, aku pergi, satu hal yang harus kau ketahui. Aku, bukan orang jahat."
Bagaimana reaksi Zelan setelah mengetahui kebenaran tentang Valeria dan bagaimana kehidupanya setelah di tinggal sang istri? Ayo baca kisah nya di sini ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #19
"kak aku sudah siap," ucap Valeria sambil menghampiri sang kakak.
Alvin menatap Valeria dari ujung kaki nya sampai melihat wajah polos sang adik.
"Usianya baru dua puluh lima tahun, tapi tubuhnya sangat kurus, dia juga tidak punya pakaian bagus sama sekali wajah dan kulitnya juga tidak terawat bahkan banyak bekas luka di jari dan telapak tangan adikku, sebenarnya laki-laki seperti apa yang di nikahi nya selama tiga tahun ini," batin Alvin seketika mengingat apa yang di katakan mama Yunita kepada nya tentang Valeria.
"Kak," Valeria menepuk lengan sang Kaka sambil tersenyum.
"Eh iya, masuk," Alvin segera tersadar dari lamunannya dan membuka pintu mobil di bagian belakang, sementara di depan tepat di samping kursi kemudian Aksa sudah duduk di sana.
"Terima kasih kak," ucap Valeria yang kemudian masuk ke dalam lalu duduk.
Tak butuh waktu lama mereka pun segera pergi meninggalkan rumah, sang mama juga pergi dan papa nya juga di perusahaan.
"Valeria, jika kau ingin sesuatu katakan jangan sungkan papa menitipkan banyak uang ke rekening kakak untuk kebutuhan mu," ujar Alvin sambil mengemudi mobil.
"Hm," jawab Valeria sambil mengangguk.
"Gadis kecil ini, setelah tau keluarga nya sangat kaya dan bisa mencukupi kebutuhan nya, dia bahkan tidak terlihat antusias, dia juga tidak mengunakan posisi nya sebagai anak perempuan kesayangan ya g baru di temukan untuk meminta hal-hal mewah pada mama dan papanya, yang ku lihat hanya sebuah rasa canggung," batin Aksa sambil sesekali memperhatikan Valeria dari kaca depan yang ada di atas mobil.
Sementara itu Valeria tidak tau kalau dirinya sedang di perhatikan oleh Aksa, dia hanya menikmati suasana baru sambil laju nya mobil yang di kemudi sang kakak.
"Ternyata seperti ini ya, di manjakan oleh keluarga," batinnya, sesekali dia tersenyum sambil menghirup udara segar yang masuk.
"Penampilan nya yang sebenarnya itu malah membuat nya seperti salju yang lembut dan putih tampa noda," batin Aksa lagi.
Sepertinya tuan muda satu ini mengagumi Valeria kita ya teman-teman.
Tak butuh waktu lama mereka pun akhirnya tiba di mall yang ada di pusat kota, itu adalah mall yang cukup besar dan mewah, barang-barang di dalamnya sudah pasti barang-barang bermerek dengan harga yang cukup mahal.
Aksa dan Alvin turun dari mobil, begitu juga dengan Valeria.
"Ayo," ajak Alvin sambil menggandeng tangan adiknya.
Sementara itu Aksa mengikuti mereka dari belakang.
Pertama-tama Valeria di bawa ke toko dress.
"Berikan semua dress yang ukurannya cocok dengan adikku," ucap Alvin.
"Baik tuan," jawab pelayan toko.
"Kak, apakah itu tidak terlalu mahal? Dan berlebihan?" ungkap Valeria merasa buang-buang uang.
"Tidak mahal, tidak berlebihan, ada uang memang untuk di belanjakan," jelas Alvin sambil mengelus lembut rambut sang adik.
"Polos sekali," batin Aksa yang kebagian memperhatikan mereka saja.
Valeria terdiam mendengar ucapan sang kakak.
"Ada uang, memang untuk di belanjakan?" batin Valeria berkata.
Seketika bayangan masa lalu itu melintas di benaknya.
Flashback on.
Beberapa waktu lalu ...
"Zelan, bagaimana? Bagus kan?" ucap Valeria sambil memperlihatkan sebuah dress sederhana berwarna putih yang dia beli di toko kecil pinggir jalan.
"Untuk apa kau membeli itu?" tanya Zelan dengan tatapan datar.
"Ini akan ku pakai saat ulang tahun mu nanti," ucap Valeria terlihat sangat senang.
"Aku tidak merayakan nya di sini, lagipula dengan tubuh mu yang seperti itu, sama sekali tidak cocok, kulit kusam dan buruk, sebaiknya jangan buang-buang uang," ucap Zelan yang kemudian meninggalkan Valeria di apartemen itu sendirian.
Valeria yang mendengar itu seketika tertegun, hatinya sakit dan sedih mendapatkan hinaan dari suami yang amat sangat di cintai nya.
Namun tak lama setelah itu, Karina membuat postingan di Media sosial nya, ia mendapatkan barang-barang mewah dari Zelan mulai dari dress dan sepatu bermerek.
Flashback off.
"Ternyata bukan buang-buang uang, hanya saja aku yang tidak layak menghabiskan uangnya," batin Valeria.
"Kenapa diam? Ayo," Alvin kembali memegang pergelangan tangan adiknya dan membawa Valeria pergi ke tempat lain.
Sekarang mereka tiba di toko high heels.
"Kau pilih-pilih dulu, kakak ingin ke toilet sebentar, Aksa kau jaga Valeria," ucap Alvin yang kemudian buru-buru meninggalkan tempat tersebut.
Valeria tidak mungkin mengikuti sang kakak, mau tidak mau dia terpaksa menunggu di sana bersama Aksa.
"Kau kenapa? Takut padaku?" ucap Aksa tiba-tiba membuka obrolan.
Valeria hendak menghindari nya namun pergelangan tangan nya segera di genggam oleh Aksa.
"Mau kemana?" tanya Aksa lagi.
Valeria menatap Aksa dan tidak tau harus bicara apa, sejujurnya dia memang takut dengan pria yang berdiri di hadapannya saat ini, tatapan Aksa yang dalam dan tajam membuat nya tidak nyaman.
"A-aku, aku minta maaf atas kejadian tadi subuh, dan juga tadi pagi, aku lancang memeluk dan mencubit mu aku benar-benar minta maaf," kata Valeria hendak membungkuk untuk meminta maaf.
Namun dengan cepat Aksa menahan pundak nya.
"Hanya salah paham, kau sudah lama tidak bertemu dengan Alvin jadi wajar jika salah mengenali orang, tetapi seharusnya kau tidak takut padaku, aku dan Alvin sama saja,"ujar Aksa.
Valeria masih tertunduk, dia bicara namun matanya menatap lantai.
"Oh ya, kita belum berkenalan sejak bertemu, aku Aksa, usiaku 28 tahun," jelas Aksa sambil mengulurkan tangannya.
Valeria menelan ludah dengan susah payah, dia mendongak menatap Aksa dan kemudian menyambut uluran tangan nya.
"Se-seperti nya aku tidak perlu memperkenalkan diri lagi," lirih Valeria.
"Usiamu, aku tidak tau usiamu," ucap Aksa penasaran.
"Aku, 25," jawab Valeria singkat.
Aksa tersenyum tipis menatap Valeria, seolah-olah mendapatkan apa yang dia inginkan, wajah yang tidak bisa di tebak itu lumayan menjengkelkan.
Valeria kembali mengabaikan Aksa, dia mengalihkan perhatian nya ke rak-rak high heels tersebut.
"Sudah memilih?" ucap Alvin yang saat itu kembali dari toilet.
"Kak, kau sudah kembali," kata Valeria menghampiri Alvin dengan segera.
"Kau sudah menemukan ukuran yang cocok dengan mu?" kata Alvin lagi.
Valeria menjawab nya dengan gelengan kepala.
"Baiklah kalau begitu, cari ukuran yang sesuai dengan kaki nya dan bungkus dua puluh pasang," ucap Alvin tanpa basa-basi kepada pelayan.
"Kak, itu terlalu banyak," kata Valeria sedikit kaget dan merasa kalau kakak nya terlalu boros.
"Kau bisa memakai mereka secara bergantian," kata Alvin lagi seolah-olah tak bergeming.
Mereka pun lanjut berbelanja mulai dari hal besar sampai kecil seperti perhiasan, tas dan lain sebaginya.
Sementara itu di sisi lain ...
"Ku dengar istrimu kabur dari rumah, itu benar?" tanya teman-teman Zelan kepada Zelan.
Ya, saat ini Zelan masih terlihat santai dan sepulang dari kantor ia memilih untuk pergi ke clab karena ada undangan minum-minum bersama teman-teman nya.
****