seorang perempuan yang mempunyai kesalahan untuk jatuh cinta terhadap seseorang, dari sekian banyaknya laki-laki di dunia ini mengapa ia pilih laki-laki itu untuk menjadi kekasih hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naura hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
"Nak, mau ya, buat kembali lagi tinggal bersama suami kamu, kamu kan sudah menjadi tanggung jawab suamimu, susah senang sedih harus dilalui bersama dengan kepala dingin, jangan seperti ini," bujuk Rani.
"iya deh bu, tapi ini demi ibu sama papa aja ya, untuk urusan cinta atau ngga nya aku sama dia, itu urusan belakangan, oke?"
Dengan beribu cara untuk membujuk Hasna, akhirnya kedua orang tuanya berhasil untuk membawa kembali anaknya untuk tinggal bersama sang suami.
"Nah gitu dong itu baru anak perempuannya ibu yang sangat cantik, sekarang kamu boleh kemas barang-barang yang akan kamu bawa ke sana, kamu boleh bawa barang apapun, termasuk bingkai foto Fardhan."
Dengan rasa gembira, Hasna kembali membereskan pakaian yang akan ia bawa ke dalam koper kecil berwarna pink itu.
...****************...
Singkat cerita, Hasna sudah sampai kembali di rumah suaminya Dafa.
Di sana sudah ada anggota keluarganya, dan kebetulan di rumahnya sedang ada kedua sepupu perempuan Dafa yang sedang acara keluarga.
Karena pintunya dibiarkan terbuka, Hasna langsung masuk ke dalam rumahnya tanpa mengetuk pintu dan hanya mengucapkan salam saja. "assalamu'alaikum, tante om."
Salah satu seorang perempuan yang kira-kiranya usianya sekitar 18 tahun mendengar suaranya. "eh mbak, ini istrinya kak Dafa kan? Salam kenal kak, nama aku Sarah, aku adiknya Dafa yang ke dua."
Hasna yang menanggapinya hanya tersenyum tipis dengan rasa malu yang tinggi. "Oh iya, hai juga Sarah salam kenal juga aku Hasna."
"Oh iya tante, Dafanya lagi dimana?" Hasna menanyakan keberadaan sang suami yang sepertinya tidak terlihat dikumpulan semua keluarganya itu.
"Dafanya lagi di kamar nak, masuk aja boleh kok, silahkan."
"ish lah, kenapa sih harus masuk ke kamar dia lagi? Emang gak bisa ya dia nyamperin ke sini aja, padahal di sini kan lagi banyak anggota keluarganya juga, kalo gue masuk Auto kabur lagi gue mah"
Hasna merasa sedikit kesal mengapa ia harus menghampiri Dafa ke dalam kamarnya langsung, mengapa gak Dafa saja yang menghampiri dirinya.
Karena Hasna enggan untuk menolak, akhirnya Hasna memberanikan diri untuk masuk langsung ke dalam kamar Dafa dengan jantung yang berdegup kencang.
"DAFAAA, GUE KEMBALI NIH KE RUMAH PANJENENGAN," teriak hasna.
Dengan hati-hati Dafa berusaha menasehati istrinya itu dengan sangat pelan agar tidak diketahui oleh keluarganya. "suttt, pelan-pelan ngomongnya bisa gak? Ntar kedengeran sama keluarga dan adik aku, apalagi ruang kamar aku sama ruang tamu deket banget, terus kamu ngapain ngomong bahasa Jawa? Aku gak ngerti."
"Yaudah kalo misalkan kamu gak ngerti, kamunya diam, jangan ngomelin aku terus!" nada berbicara hasna menjadi sedikit kesal.
"iya," ucap Dafa dengan sangat lembut dan dengan wajah yang tersenyum.
Dafa tidak meninggalkan ruangan kamarnya. Hanya saja, ia menjatuhkan seluruh anggota tubuhnya ke kasur berwarna putih yang sangat empuk seraya memeluk guling di pinggirnya.
Tanpa disadari Dafa tenggelam dalam kenyamanan kasurnya. Membuatnya tiba-tiba tertidur lelap di sana.
Hasna masih sibuk dengan baju-bajunya yang masih belum di masukan ke lemari itu.
Ketika sedang asik melipat dan merapikan bajunya, tiba-tiba dari arah kasur Hasna mendengar seperti gurauan ngasal seperti sedang mengigau di alam bawah sadar.
"Istriku, ayok sini terlelap di dalam pelukanku bersama denganku, aku siap untuk menopang tubuhmu yang mungil itu."
entah apa yang berada dalam mimpi suaminya itu, Hasna tidak terlalu memperdulikan gurauan sang suami.