NovelToon NovelToon
CEO KEJAM SUAMIKU

CEO KEJAM SUAMIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat / Kontras Takdir / Pernikahan rahasia
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: CrystalCascade

Seorang gadis yang duduk di bangku SMA yang mempunyai kepribadian yang ceria dan selalu tersenyum.

seketika semuanya berubah ketika dia di jodohkan oleh orang tuanya dengan CEO yang sangat kejam dan tak tau belas kasih.

Semua keceriaan nya dan senyum nya berubah menjadi tangisan.

hiks hiks kak jangan pukul aca"
aca terisak CEO yang telah menjadi suaminya , memukul nya tanpa belas kasihan.

apakah aca sanggup menghadapi CEO yang kejam , dingin dan tak berperasaan dan yang telah menjadi suami sah nya itu dengan belah kasihan .

Dan apakah aca bisa mengubah sifat dingin dan kejam suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19. Berkebun

Assalamualaikum semuanya ✨

Sebelum baca jangan lupa like dan komen ya dukungan kalian buat aku semangat nulis cerita 😚😋

Di sore hari ketika mobil hitam elegan berhenti perlahan di depan gerbang sebuah sekolah swasta. Beberapa siswa masih tampak berjalan keluar dari area sekolah, membawa tas berat di pundak dan wajah lelah.

Di balik kemudi, Aldo memandangi gerbang dengan ekspresi datar, meski di dalam hatinya ada debar yang tidak biasa. Sudah beberapa hari sejak pernikahan mereka, dan baru kali ini ia memutuskan untuk menjemput Acha pulang. Sederhana, tapi entah mengapa rasanya seperti langkah kecil untuk mendekat.

Tak lama muncullah Aca yang sedang asik memainkan ponselnya, Rambutnya diikat sederhana seragam sekolah nya masih rapi, dan wajahnya tampak sedikit lelah tapi tetap manis.

Begitu melihat mobil Aldo, senyum kecil mengembang di wajahnya. Ia berlari kecil menghampiri mobil.

Aldo keluar dan membukakan pintu untuknya. "Pulang?"

Aca mengangguk masuk ke dalam mobil "Iya Makasih udah jemput"

Aldo hanya menjawab dengan anggukan, lalu menyalakan mesin dan melajukan mobil. Hening menyelimuti beberapa menit pertama perjalanan, sampai mata Aca tertarik pada sesuatu di tepi jalan.

"Kk kk! Berhenti sebentar!" serunya tiba-tiba.

Aldo otomatis menginjak rem "Kenapa?"

"Itu" Acha menunjuk ke deretan pot bunga warna-warni yang berjajar di pinggir jalan "Lucu banget bunganya Kita beli, yuk?"

Aldo mengerutkan alis "Beli bunga?"

"Iya! Di rumah kk itu gersang banget Tamannya sepi, nggak ada warna Aca mau tanam bunga biar rumahnya kelihatan hidup. Lagian Aca butuh kegiatan Kalau habis pulang sekolah cuma duduk doang Aca bisa gila"

Aldo menatap Aca sebentar Matanya berbinar dengan semangat sederhana yang tak dibuat-buat Dan entah kenapa, untuk pertama kalinya Aldo mengangguk tanpa protes.

Mereka turun memilih beberapa pot bunga mawar, melati, dan bunga matahari kecil. Aca terlihat antusias tertawa kecil saat memegang satu pot dan menunjukkannya ke Aldo. Sang CEO yang biasanya dingin itu hanya mengamati, diam-diam memperhatikan setiap ekspresi Aca, yang terasa seperti angin segar di hidupnya yang selama ini kaku.

Sesampainya di rumah, Aca segera mengganti pakaiannya menjadi kaus longgar dan menggunakan celana panjang, dan membawa pot bunga ke taman kecil di belakang rumah.

Aldo yang awalnya hanya duduk di ruang tamu, tak tahu kenapa malah mengikuti langkah Aca ke taman.

"Kamu serius mau tanam semua bunga ini sekarang?" tanyanya menyilangkan tangan.

Acha menoleh sambil tersenyum "Iya Kk mau bantuin?"

Aldo menghela napas, tapi akhirnya ia melepas jasnya, menggulung lengan kemejanya, dan ikut duduk di tanah.

"Ajari" katanya singkat.

Acha pun mengajari Aldo cara melepas tanaman dari pot plastik, menggali lubang kecil di tanah, dan menanam dengan hati-hati.

Walpun Aca tidak mahir memasak tapi skil nya dalam menanam bungan bisa di adu, pasalnya saat Aca masih tinggal di rumah nya mama nya sering mengajari nya cara menanam dan merawat bunga.

Mereka tertawa ketika tangan mereka belepotan tanah. Beberapa kali tangan mereka bersentuhan, membuat aca mencuri-curi pandang, dan Aldo sedikit kikuk tapi tak menjauh.

"ternyata menyenangkan juga menanam bunga" gumam Aldo sambil menatap satu pot mawar yang baru saja ia tanam.

"Iya, kan?" Aca tersenyum lebar. "Kadang hal-hal kecil kayak gini yang bikin hidup lebih hangat"

Aldo memandangnya lama. Sore itu, taman yang tadinya sunyi mulai hidup tak hanya oleh warna bunga, tapi oleh tawa dan percakapan dua orang asing yang perlahan mulai saling mengenal.

Dan tanpa mereka sadari, hari itu bukan hanya menanam bunga. Tapi juga menanam sebuah harapan akankah ada cinta yang perlahan tumbuh di antara mereka berdua.

Setelah menanam bunga hingga senja menjingga, Aca dan Aldo akhirnya kembali masuk ke dalam rumah. Angin mulai berhembus dingin dan langit perlahan menggelap, pertanda malam segera datang. Tangan mereka penuh tanah, baju pun kotor, tapi wajah Aca terlihat sangat puas.

"Capek juga ya" gumam Aca sambil menyeka keringat dari dahinya.

Aldo melirik ke arah Aca yang tersenyum lelah tapi tetap ceria "Kamu yang ngajak, kamu juga yang paling heboh," ujarnya pelan, tapi ada nada geli dalam suaranya.

Mereka pun membersihkan diri Aca terlebih dahulu masuk ke kamar mandi dengan rambut berantakan dan tanah yang menempel di lehernya. Setelah mandi air hangat, ia mengenakan piyama santai berwarna pastel dan mengikat rambutnya seadanya.

Aldo juga sudah berganti pakaian kaus abu-abu dan celana pendek rumah. Ia terlihat lebih santai dari biasanya, aura dingin yang biasa menyelimutinya perlahan mulai mengendur di hadapan Acha.

Mereka berdua kemudian duduk berhadapan di meja makan. Di atas meja, sudah tersaji makanan siap saji yang mereka beli saat perjalanan pulang tadi nasi ayam, kentang goreng, dan minuman teh hangat.

"Maaf ya hari ini Aca nggak sempat masak" kata Aca sambil membuka bungkus makanannya.

Aldo menggeleng pelan "Nggak apa-apa Kamu juga capek habis sekolah dan berkebun tadi"

Aca tersenyum tipis "Tapi minggu depan aku janji akan masak setiap hari"

Mereka pun mulai makan. Suasana hening sejenak, hanya suara sendok dan garpu yang bersentuhan dengan piring yang terdengar. Namun, setelah beberapa saat, Aldo meletakkan garpunya dan menatap Aca.

"Besok kamu libur kan?" tanyanya.

Aca mengangguk sambil mengunyah "Iya kan Weekend Kenapa?"

Aldo ragu sejenak, lalu akhirnya berkata "saya juga libur, gimana kalau kita pergi ke kebun binatang besok?"

Aca mendongak cepat sedikit terkejut. "Kebun binatang?"

Aldo mengangguk "Iya kita Jalan-jalan sekalian Refreshing Kita nggak pernah keluar bareng kan? Anggap aja kencan pertama"

Wajah Aca langsung memerah "Kencan?" gumamnya pelan.

Aldo tersenyum tipis lalu meneguk minumannya "Kalau kamu mau? Saya pikir kamu pasti bosan di rumah terus"

Aca tak bisa menyembunyikan senyumnya "Mau! Aca udah lama nggak ke kebun binatang! Aca suka banget lihat hewan-hewan, apalagi jerapah!"

Aldo tertawa kecil pertama kalinya di hadapan Aca "Oke, besok kita berangkat pagi-pagi Biar nggak kepanasan"

Aca mengangguk penuh semangat. Dalam hatinya.

> Please vote, follow, dan komen ya...

Soalnya autor udah mulai ngomong sendiri depan monitor, nanya:

“Apakah mereka suka? Kenapa nggak ada komen?” 😩💔

Ayo selamatkan autor dari overthinking berkepanjangan 😆🧠

1
slebewwws
kenapa setiap bab slasu ada pengulangan
Blu Lovfres
aku baru masuk baca ,tpi ada penyiksaan waduh jdi penasaran gimana, kelanjutan nya,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!