NovelToon NovelToon
Sah! Hutang Dibayar Menikah

Sah! Hutang Dibayar Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Cherryblessem

(Update setiap hari selama ongoing!)

Clara merasa kepalanya pusing tiba-tiba saat ia melihat kekasihnya bercinta dengan sahabatnya sendiri yang sudah ia anggap seperti saudara kandungnya. Mereka berdua tampak terkejut seperti melihat hantu setelah menyadari Clara muncul dari balik pintu kamar dengan cake bertuliskan 'Happy 6th anniversary' yang telah jatuh berantakan di bawah.

"Sa–sayang ...." Kris wang, kekasihnya tampak panik sambil berusaha memakai kembali dalaman miliknya.

Leah Ivanova juga tak kalah terkejut. Ia tampak berantakan dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kain yang kini Tanpa busana.

"Ini bukan seperti yang kamu pikirkan, Clara!" Kris berusaha mengambil alih Clara.

Gadis itu tersenyum kecut. Berani sekali ia bicara begitu padahal segalanya telah keliatan jelas?

*

Baca kelanjutannya hanya di noveltoon! Gratis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherryblessem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAH| 19

"Ngomong-ngomong, kamu sudah menikah, ya?" Cakra bertanya, membuat Clara nyaris memuntahkan minumannya.

Melihat Clara yang hampir muntah, segera Cakra mengambil tisu dan memberikannya untuk gadis itu. Clara menerimanya dengan malu-malu lalu mengelap mulutnya. Ah, pada akhirnya ia harus menipu Cakra juga.

"Ah, benar." Clara merasakan tenggorokannya ogah bicara.

Raut wajah Cakra tampak turun namun kemudian ia tersenyum. "Benarkah? Selamat, ya! Apakah Julian suamimu?"

Clara mengangguk dengan senyuman yang terpaksa. Ia benar-benar merasa tak senang karena Cakra harus mengetahui ini.

"Apakah dia baik?" Cakra terdengar hati-hati.

"Yah ... Begitulah." Entah apa jawaban yang tepat untuk pertanyaan ini. Bagi Clara Julian baik. Namun, karena status palsunya membuat Clara tak nyaman mengucapkannya.

"Syukurlah." Cakra kemudian menyeruput minumannya dengan gugup.

"Kalau kamu? Apakah sudah menikah? Atau punya pacar?" Clara menatap Cakra berbinar, menyembunyikan perasaan sejatinya yang takut mengetahui bahwa Cakra sudah memiliki kekasih.

Cakra tersenyum lalu menyimpan minumannya di meja. Ia menggeleng. "Tentu saja, belum. Aku terlalu sibuk sekolah dan bekerja. Aku suka lupa waktu jadi tak punya teman kencan." Cakra tertawa.

Clara memandangnya. Jika dia tak menikahi Julian, mungkin Cakralah yang akan menjadi suaminya sekarang. Mungkinkan kesempatan sejati untuk bersama Cakra benar-benar dirinya miliki?

"Ah, padahal gadis-gadis disana cantik-cantik." Clara tersenyum dengan matanya memandang Cakra.

"Tapi tidak seperti kamu."

Kata-kata Cakra barusan membuat Clara terdiam. Apakah dia sedang bercanda? "Ah, hahaha! Kamu ini. Bisa saja." Kini, Clara lah yang mengambil minuman, menyembunyikan gugupnya.

"Kuharap, Julian baik-baik padamu, ya. Aku sempat salah paham saat di pesta kemarin."

"Oh, ya? Kenapa?"

"Well, aku lihat dia memaksamu melakukan ini dan itu. Jujur saja, aku hampir marah. Untung saja dia bilang kalau kamu adalah istrinya." Cakra memandang Clara dalam.

"Ah, begitu, ya? Dia baik kok. Cuma, waktu itu memang ada kesalahpahaman. Tapi dia sangat baik." Clara menjelaskan.

Cakra menatap mata itu dengan baik. Caranya menjelaskan soal Julian membuat Cakra sesuatu yang aneh dalam hatinya. Sesuatu yang tajam seperti kaktus tengah dipaksa masuk dalam hatinya. Tajam. Menyakitkan.

"Syukurlah." Cakra menyesap minumannya lagi, memandang kearah meja, membayangkan kesempatannya yang hilang bertahun-tahun lalu. Sepertinya benar, dunia tak akan mengijinkan mereka bersama.

*

"Baru pulang?" Julian terdengar dingin dan berantakan ketika Clara masuk kedalam rumah mereka.

Matanya terkejut melihat Julian sudah duduk di ruang tamu dengan sikap sempurna dan dingin. Entah apa yang terjadi pada laki-laki itu.

"Kenapa kamu?" Clara menatapnya heran.

"Dari mana saja kamu?" Julian balik bertanya.

"Berbelanja, tentu saja. Kau tak bisa melihatnya kah?" Clara menatapnya aneh.

Kenapa tumben sekali orang ini. Tiba-tiba saja Clara merasa Julian bersikap menyebalkan.

"Kemarilah." Julian menghela nafasnya berat.

Entah mengapa, panggilan Julian terdengar dalam dan dingin sehingga Clara merasa merinding. Apakah ia telah berbuat salah?

Clara kemudian berjalan menuju kearah laki-laki itu dan duduk menghadapnya. Tak lama kemudian, Julian menunjukkan foto-fotonya di sebuah tablet yang sedang makan siang bersama Cakra.

Mata Clara melotot tak percaya menatap dirinya dan Cakra yang tampak manis dan mesra Disana.

"Apa ini?!" Clara terdengar terkejut.

"Mengejutkan sekali karena kamu terkejut." Julian terdengar sini.

Clara lalu menatap wajah Julian dengan kesal. "Kenapa memangnya?"

"Kamu lupa ya kalau kamu sudah punya suami?" Julian berusaha menyembunyikan ekspresinya yang sesungguhnya.

Clara menarik nafas berat. "Hei, aku hanya makan siang dengannya. Di foto ini pun kami tak melakukan apa-apa selain makan dan ngobrol. Kamu juga kan cuma suami bohongan. Kenapa harus sampai seperti ini?" Clara mengoreksi Julian.

Julian menatap Clara kesal lalu memandangnya. "Apakah kamu bodoh? Kau tidak sadar aku dapat foto itu darimana?"

"Kamu kan menguntitku. Aku sih, sudah hafal pergerakanmu." Clara terdengar tak meremehkan.

Julian mengepalkan tanganya. "Hei! Aku dapat ini dari reporter tau! Mereka bertanya-tanya apakah kamu istriku atau bukan? Jika iya, mereka mungkin akan memuat berita yang tidak-tidak tentangmu! Kamu tak sadarkah dengan kesalahan yang kamu buat?"

Clara terkejut mendengar ucapan Julian. Ia melupakan kenyataan bahwa kehidupan konglomerat sama seperti artis. Bedanya, hidup mereka jauh lebih eksklusif dan berbeda level. Tapi, para wartawan dan publik belum terlalu tahu tentangnya karena Julian belum mengabarkan pernikahan secara resmi. Mana mungkin orang-orang itu mengenalnya.

"Ya, kenapa? Aku kan tak melakukan apapun yang salah!" Clara tak mau kalah dan keras kepala.

"Kau lupa isi kontrak kita juga? Aku berusaha melindungi dirimu dari rumor dan gosip namun kamu dengan sukarela membawa dirimu ke sana? Wah, aku sudah tak habis pikir denganmu." kesal Julian.

"Tapi, aku kan tak melakukan apapun!" Clara makin membara.

Melihat ini tak ada ujungnya, Julian kemudian menenangkan dirinya dan menghela nafasnya dengan berat sambil menatap Clara.

"Baiklah Clara. Aku memahaminya. Namun, aku tak ingin ada orang lain yang mengirimkan foto-foto ini padaku. Jangan bertemu dengan siapapun tanpa mengabariku. Ingatlah itu." Julian berusaha menenangkan dirinya.

"Lupakan! Aku sedang malas bicara denganmu!" kesal perempuan itu sambil membawa pergi barang belanjaan miliknya ke kamar.

Setelah sampai di kamar, Clara mengingat kembali kejadian saat ia berada restoran tadi. Bagaimana ia bertemu Cakra dan bagaimana laki-laki itu bernostalgia denganya.

Clara meraskaan hatinya terluka menyadari jalan hidupnya sangat menyebalkan. Ia hampir bersama pria sebaik Cakra namun dipisahkan oleh jarak lalu bertemu laki-laki sialan seperti Kris dan mempunyai sahabat menjijikan seperti Leah. Kini, ia menikahi Julian dalam kontrak pernikahan yang panjang disaat Cakra kembali padanya.

Mengapa alam semesta begitu jahat padanya.

Wajah Clara kemudian merona saat ia teringat kembali kejadian saat ia akan pulang tadi.

"Sayang sekali, ya, kamu sudah menikah." Cakra tersenyum memandang punggung Clara. "Jika belum, apakah aku bisa memilikimu?"

Jantung Clara berdebar kencang seperti orang gila saat mengingat kejadian itu. Wajahnya memerah dan ia mulai memaki pikirannya sendiri

1
partini
menarik
Cherryblessem: terima kasih sudah mampir kakakk/Rose/
total 1 replies
Y. Kasanova
Semangat
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!