Xi Bao seorang wanita muda dari anggota militer di abad 19, dia meninggal saat menjalankan tugas di medan perang, dan jiwanya melanglang buana sampai puluhan tahun, hingga bertemu dengan dewa keabadian.
Dan dewa keabadian memberi dua pilihan pada Xi Bao, untuk hidup kembali di raga orang lain atau jiwanya tetap melanglang buana tanpa arah.
Xi Bao yang sudah lelah akhirnya memilih untuk hidup kembali meskipun di raga orang lain.
Dan sebelum jiwanya masuk ke raga barunya, dewa keabadian memberikan gambaran seperti apa sosok raga baru yang akan ia tempatinya. Xi Bao sempat menyesal memelih hidup kembali, karna raga yang akan di tempatinya adalah milik seorang gadis muda yang sedang di butakan oleh cintanya pada lelaki yang jelas jelas tidak menyukainya, berbeda dengan dirinya yang tidak pernah perduli dengan yang namanya percintaan, karna sejak kecil Xi Bao sudah di didik untuk menjadi anggota militer, tidak ada kesempatan bagi dirinya untuk merasakan seperti apa rasanya jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Di ruang tamu Tuan Xi menatap penuh khawatir pada putrinya yang sudah berpenampilan cantik dengan dress berwarna hitam, yang terlihat kontras dengn kulitnya yang sangat putih dan bersih.
'' Ayah, jangan khawatir, Pak Lu pasti akan menjagaku ''
Xi Bao tahu Ayahnya sedang menghawatirkannya, jadi dia berusaha meyakinkan kalau dirinya pasti akab baik baik saja, tadi sore Xi Bao meminta izin pada Ayahnya kalau tidak makan malam di rumah, karna dia akan ikut Lu Yiran untuk menghadiri lelang amal jimin de.
Sontak Tuan Xi langsung terkejut mendengarnya, meskipun belum pernah menghadiri lelang amal jimin de, tapi Tuan Xi sedikit tahu kalau lelang amal itu sedikit berbahaya, dan tentu membuatnya merasa khawatir, takut sesuatu yang tidak di inginkan terjadi pada putrinya, walaupun ada Lu Yiran di sampingnya.
'' Tapi,, ''
Belum sempat melanjutkan perkataannya, putrinya sudah memeluknya dengan erat.
'' Ayah tenang saja ''
Semakin melihat Ayahnya khawatir, Xi Bao semakin penasaran dengan lelang amal jimin de, sebahaya apa acara itu, kenapa Ayahnya sangat khawatir.
'' Ehem,, ''
Xi Bao langsung melepaskan pelukannya dari sang Ayah, dan melihat Lu Yiran yang berdiri di ambang pintu.
'' Ayah, aku berangkat dulu '' pamitnya mencium pipi Ayahnya, berharap sang Ayah sedikit merasa tenang.
Tuan Xi menghampiri Lu Yiran lalu menepuk pundaknya beberapa kali dan memberi pesan. '' Jaga baik baik putri Paman ''
Lu Yiran menganggukkan kepalanya. '' Baik Paman, aku pastikan Xi Bao baik baik saja ''
'' Ya sudah, kalian pergilah, nanti telat ''
Tuan Xi masih berdiri di teras luar, dia menatap mobil mewah Lu Yiran yang membawa putrinya hingga benar benar tak terlihat.
'' Semoga kalian baik baik saja '' gumamnya lalu masuk ke dalam, hari ini kebetulan Nyonya Xi menginap di rumah saudaranya di kota sebelah yang kebetulan sedang ada acara, jadi Tuan Xi di rumah hanya bersama para pelayannya, dan kepergian Xi Bao tentu tidak di ketahui oleh Nyonya Xi.
Di dalam mobil Xi Bao diam diam memperhatikan mobil Lu Yiran yang berbeda, bukan mobil yang biasa di pakai oleh Lu Yiran .
'' Tumben ganti mobil? '' cletuk Xi Bao.
'' Ingin saja '' sahut Lu Yiran.
Xi Bao menganggukkan kepalanya dan tidak bersuara lagi, tapi netranya fokus pada benda yang di letakkan di sela pintu mobil bagian depan.
Tiga puluh menit kemudian mobil yang membawa Lu Yiran dan Xi Bao tiba di lokasi acara lelang jimin de, sebelum keluar dari dalam mobil Lu Yiran berpesan pada Xi Bao agar tidak jauh jauh darinya.
'' Ayo ''
Xi Bao melirik Lu Yiran yang menarik tangannya agar memeluk lengan kekar Lu Yiran.
Tapi Xi Bao tidak mempermasalahkannya, mungkin Lu Yiran terlalu takut kalau dirinya terpisah darinya.
Di belakang mereka asisten Pei hanya mengulum senyum, melihat Tuannya yang sedang memanfaatkan kesempatan untuk bisa bergandengan dengan Xi Bao.
" Pak Lu, anda benar benar pintar " batinnya mengikuti langkah atasannya masuk ke dalam gedung.
Sampai di dalam kedatangan Lu Yiran di sambut dengan sangat antusias oleh orang orang yang sudah duduk di kursinya masing masing, Xi Bao sempat merasa terkesan karna Lu Yiran di tempatkan di kursi yang paling depan.
Mereka berdua lalu duduk di sofa yang hanya di batasi oleh pegangan sofa, sedangkan asisten Pei duduk di pojok ruangan.
Tak berselang lama Wang Peng juga datang, tapi dia datang hanya bersama asisten Zhang, lalu dia duduk di samping kiri Xi Bao.
'' Xi Bao, kamu datang juga '' sapa Wang Peng basa basi.
'' Hem ''
Dan saat ini Xi Bao baru sadar, di acara ini kehadiran Lu Yiran lebih menonjol di banding Wang Peng.
'' Selamat malam Nona Xi ''
Xi Bao yang menundukkan kepalanya bermain ponsel, tidak sadar kalau ada orang yang berjalan dan berhenti di depannya.
Dia mendongak dan melihat Brandon dengan setelan jas warna merah marun, berdiri menjulang di depannya, struktur wajah Brandon terilhat sangat sempurna, hidung mancung, mata tajam, dengan bulu mata yang sangat lentik, membuat Brandon cocok di kategorikan sebagai pria tertampan yang pernah ia temui semasa hidupnya, entah di kehidupan pertamanya ataupun kehidupan keduanya.
'' Malam juga '' balas Xi Bao.
Brandon tersenyum tipis, bahkan hampir tidak terlihat.
Lu Yiran yang melihat tatapan Brandon pada Xi Bao yang tak biasanya, membuatnya buru buru berdiri dan menyuruh Brandon duduk di tempatnya.
'' Tuan Brandon, acara lelang akan di mulai, sebaiknya silahkan duduk ''
Brandon menganguk anggukkan kepalanya dengan tersenyum misterius, lalu dia melangkah ke tempat duduknya yang berada tepat di belakang Xi Bao.
Sedangkan wanita yang datang bersama Brandon, dia menatap tak suka pada Xi Bao, karna merasa kalau Xi Bao sudah merebut perhatian Brandon darinya.
" Tidak ada yang bisa merebut Brandon dariku, siapapun itu akan aku lenyapkan " batinnya.
Acara lelang sudah di mulai, dan barang barang yang akan di lelang sudah mulai di keluarkan satu persatu, di dalam ruangan itu mulai riuh dengan suara orang yang saling sahut menyahut menaikkan harga tawar dari sekian sampai ke sekian.
Dan di antara mereka hanya Lu Yiran, Wang Peng dan Brandon yang sama sekali tidak mengangkat papan nomor, mereka seperti tidak minat dengan barang yang di lelang tahun ini, menurut mereka tidak ada yang menarik.
Hingga beberapa saat kemudian ketika juru lelang mengeluarkan sebuah kotak kaca, yang berisikan batu yang berukuran dua puluh senti, dan di atasanya di ukir gambar seorang wanita yang sedang duduk di bawah pohon.
Xi Bao yang melihat itu tiba tiba langsung berdiri.
'' Batu itu '' gumamnya yang di dengar hampir seluruh orang di ruangan itu.
'' Nona, apa anda tertarik dengan barang ini?, ini adalah karya dari abad sembilan belas, konon katanya karya ini,, ''
Belum sempat melanjutkan ucapannya Xi Bao sudah memotongnya.
'' Cepat, berapa harga tawarnya?! ''
'' Sepuluh juta '' ucap juru lelang itu.
Xi Bao tersenyum senang, karna ternyata tidak terlalu mahal, tapi saat hendak mengangkat untuk menawar, dari orang yang duduk di belakangnya sudah menawar lebih dulu.
'' Seratus juta '' ucap orang itu yang tak lain adalah Brandon.
Xi Bao sampai membulatkan matanya terkejut, lalu dia mebalikkan badannya dan menatap kesal Brandon, tapi orang itu hanya tersenyum nakal.
'' Dua ratus juta '' Lu Yiran juga tidak mau kalah, dia juga ikut menawar.
Brandon dan Lu Yiran terus saling serang dengan manikkan harganya semakin tinggi, membuat Xi Bao hanya duduk diam dengan pasrah, sedangkan orang orang hanya menyaksikan dengan expresi terkejut, dua pengusaha kaya sedang berebut dengan harga yang sudah tidak nalar.
Dan akhirnya barang itu berakhir di miliki oleh Brandon, dengan harga lima puluh miliar, membuat semua orang hanya bisa geleng geleng kepala, dari yang awalnya hanya sepuluh juta menjadi lima puluh miliar.
'' Xi Bao maaf, aku tidak bisa mendapatkan barang yang kamu inginkan '' ucap Lu Yiran dengan expresi menyesal.
Xi Bao tertegun jadi Lu Yiran berusaha mendapatkan barang itu untuk dirinya.
'' Ah, tidak apa apa Pak Lu, lagian aku tidak terlalu menginginkannya '' ucap Xi Bao tersenyum untuk menghibur.
Lu Yiran tidak bisa di bohongi, dia tahu kalau Xi Bao sangat menginginkan barang itu.
'' Pak Lu, aku mau ke toilet sebentar ''
'' Apa perlu aku antar? ''
'' Tidak perlu, aku bisa sendiri ''
Xi Bao lalu pergi ke toilet, untuk menuntaskan sesuatu yang sejak tadi ia tahan, karna terlalu syok mendengar orang mengeluarkan uang lima puluh milar dengan mudah.
Dan saat hendak keluar dari toilet, tiba tiba ada yang membekap mulutnya dari belakang.
Emhhhh
semangat/Determined//Determined//Determined/
tidak nikmat 😂ceritamu bagus thorrr lov u lanjut😘
up
up
LAGI kk