NovelToon NovelToon
SEKRETARIS INCARAN

SEKRETARIS INCARAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Selingkuh / Persahabatan
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Noona Rara

Febi adalah gadis cerdas dan menawan, dengan tinggi semampai, kulit seputih susu dan aura yang memikat siapa pun yang melihatnya. Lahir dari keluarga sederhana, ayahnya hanya pegawai kecil di sebuah perusahaan dan ibunya ibu rumah tangga penuh kasih. Febi tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri. Ia sangat dekat dengan adik perempuannya, Vania, siswi kelas 3 SMA yang dikenal blak-blakan namun sangat protektif terhadap keluarganya.
Setelah diterima bekerja sebagai staf pemasaran di perusahaan besar di Jakarta, hidup Febi tampak mulai berada di jalur yang cerah. Apalagi ia telah bertunangan dengan Roni, manajer muda dari perusahaan lain, yang telah bersamanya selama dua tahun. Roni jatuh hati pada kombinasi kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki Febi. Sayangnya, cinta mereka tak mendapat restu dari Bu Wina, ibu Roni yang merasa keluarga Febi tidak sepadan secara status dan materi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Rara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PENYEBAR GOSIP

20.30 WIB – Ruang Tengah Rumah Keluarga Febi

Suasana rumah terasa lebih berat dari biasanya. Televisi menyala tapi tak satu pun yang benar-benar menontonnya. Febi duduk di sofa dengan tubuh lelah, sementara Pak Beni dan Bu Anita duduk di kursi seberang, menatapnya penuh kecemasan. Vania berdiri mondar-mandir, memeluk ponsel erat-erat di tangannya.

“Kak… kamu sadar nggak sih, gosip kamu udah viral di medsos? Diomongin di X, TikTok, bahkan di grup WhatsApp RT kita juga muncul! Ini bukan sekadar gosip kantor lagi, tapi udah jadi aib sekeluarga!” gerutu Vania tajam.

Pak Benimengerutkan alis. “Di sosial media juga? Siapa yang nyebarin? Kenapa bisa sejahat itu?”

“Itu yang dari tadi aku cari, Yah. Akun yang pertama kali nyebar pake username palsu, tapi bahasanya tuh… mirip-mirip kayak orang yang tahu banget soal kak Febi.” Vania menambahkan dengan kesal.

Bu Anitageleng-geleng kepala. “Apa gak ada yang bisa dilaporin? Fitnah begini, masa dibiarkan? Kamu difitnah jadi... simpanan bos. Astaghfirullah.”

Febi

menarik napas panjang, lalu menjawab pelan, tapi tegas.

“Sudahlah, Yah, Bu... Jangan terlalu dipikirin. Yang penting, itu semua gak benar. Aku gak seperti yang mereka bilang. Gak usah diladeni omongan murahan.”

“Gak bisa gitu juga, Kak!” potong Vania, suara meninggi. “Kamu bisa diem, tapi aku enggak. Aku benci banget orang yang lempar batu, terus ngumpet di balik akun palsu. Kalau ketemu orangnya, sumpah, kubanting hape dia sekalian sama tripod kontennya!”

Pak Benidan Bu Anita menahan tawa kecil.

“Tripod segala, Ka? Emang nyebarin hoaks pake properti juga sekarang?” canda Bu Anita dengan nada lelah.

“Ya kali, Bu! Biar aesthetic pas ngomongin hidup orang!” Vania membalas dengan ekspresi dramatis, membuat suasana sedikit mencair. Bahkan Febi pun tersenyum tipis.

Namun tawa itu cepat menghilang saat Vania kembali serius.

“Aku curiga, Kak. Yang nyebar bisa aja Bu Sekar. Dia itu dari dulu gak pernah suka sama kita. Inget gak bu? Siang kemarin kan Bu Sekar sempat bergosip di warung kelontong Bu Umm, dia ngomong ke ibu-ibu sana kalau Kak Febi... wanita simpanan Pak Arkan.”

Febilangsung menoleh, wajahnya kaget.

“Apa...? Bu Sekar ngomong gitu...?”

Ia mengelus dadanya pelan, matanya mengabur. “Ya Allah... segitunya dia benci sama aku?”

“Makanya aku bilang, bisa jadi yang nyebar gosip di sosmed itu juga dia. Gak cuma mulutnya, tapi mungkin dia nyuruh orang lain buat posting. Mana tahu kan dia punya ‘anak buah’ buzzer Bu Sekar versi digital.” gumam Vania sambil memutar bola mata.

Pak Benimengangkat tangan, memberi isyarat untuk tenang.

“Tapi jangan asal nuduh juga. Kita gak punya bukti. Itu bisa jatuhnya fitnah balik. Dan mana mungkin juga Bu Sekar bisa main medsos secerdas itu, anak muda aja belum tentu bisa nutup jejak.”

“Ya siapa tahu dia punya admin! Gak usah bisa main TikTok, asal punya dendam dan modal omongan aja udah cukup buat bikin rusak nama orang, Yah.” sahut Vania.

Bu Anitamenghela napas panjang.

“Semoga semuanya cepat selesai. Ibu cuma gak mau nama baik kita makin terseret. Apalagi kamu, Febi. Tetap jaga sikap, jangan terpancing.”

Febimengangguk pelan.

“Iya, Bu... Aku akan jaga. Tapi kalau gosip ini datang dari Bu Sekar... aku juga harus siap. Ini gak bisa dibiarkan terus.”

Vaniamengepalkan tangan.

“Kalau perlu, kita buat konten balasan! Biar netizen tahu siapa yang sebenarnya toxic!”

Pak Benilangsung menoleh tajam.

“Kamu jangan ikut-ikutan bikin drama di internet juga!”

“Lho, Yah... lawan medsos ya pakai medsos, dong. Gitu kata netijen.”

Mereka semua tertawa kecil. Sejenak, beban terasa lebih ringan. Tapi di balik canda itu, mereka tahu masalah ini belum selesai.

**

21.10 WIB – Kamar Utama Keluarga Prabu

Cahaya layar ponsel menyala terang dalam kamar yang seharusnya sudah sunyi. Di tempat tidur besar, Bu Sekar terbaring dengan selimut hanya menutupi separuh tubuh. Bibirnya tersenyum lebar, bahkan sempat mengeluarkan suara cekikikan kecil sambil menggulir layar ponsel.

“Heh heh… akhirnya jadi juga trending. Lihat tuh, Febi si penjilat, si muka dua… Wanita simpanan CEO… Wah, netizen tuh memang hiburan gratis. Komentarnya pedas-pedas!” gumamnya puas.

Pak Prabu

yang sudah berbaring sejak sepuluh menit lalu hanya bisa melirik sebal.

“Sekar… udah malam. Udah, simpan dulu HP-nya. Tidur. Besok kamu pusing sendiri.”

“Tidur aja sana! Gak usah ngatur-ngatur aku! Aku lagi senang, Mas! Gak tiap hari bisa lihat si anak kampung itu dibabat habis di internet.” sentaknya ketus.

Pak Prabumenghela napas dalam.

“Senangmu itu menjelekkan orang, ya? Itu anak nggak pernah nyakitin kamu secara langsung, tapi kamu begini… Hati-hati, karma bisa muter balik, lho.”

“Mas, tolong ya. Aku gak butuh kuliah malam ini. Mending kamu tidur. Aku mau scrolling komentar-komentar puas dulu. Netijen tuh cerdas! Bisa menangkap maksudku.”

Tak menunggu respon, Bu Sekar bangkit dari ranjang, membawa ponselnya keluar kamar dengan langkah cepat dan penuh semangat.

**

21.40 WIB – Ruang Tamu

Bu Sekarduduk di sofa, menyilangkan kaki dan kembali tenggelam dalam layar ponsel. Jemarinya lincah membalas komentar dengan akun anonim. Sekali-sekali dia tertawa pendek. Tapi tawa itu terhenti ketika suara pintu depan terbuka.

Ronimasuk, diikuti Raisa yang membawa tas kecil. Keduanya tampak lelah.

“Lho? Raisa? Kok kamu ikut pulang ke sini?” tanya Bu Sekar sambil menurunkan ponsel, alisnya naik.

“Maaf, Tante. Apartemenku lagi direnovasi dua hari ke depan. Roni bilang aku bisa nginep di sini. Gak apa-apa, kan?” jawab Raisa manis.

“Oh… yaudah, gak apa. Kamar tamu masih kosong. Istirahat aja di sana.”

Ronitersenyum. “Makasih, Ma. Aku mandi dulu ya. Capek banget hari ini. Sayang aku ke kamarku dulu yah.”

Ronilalu bergegas, meninggalkan Raisa dan Bu Sekar berdua.

Raisamelirik ponsel di tangan Bu Sekar.

“Tadi Tante ketawa sendiri. Lagi nonton apa sih? Viral video lucu, ya?”

Bu Sekartersenyum licik. “Bukan video lucu. Tapi berita paling memuaskan tahun ini. Tentang Febi.”

Raisamengerutkan kening. “Febi? Maksud Tante... Febi mantan tunangan Roni?”

“Iya, siapa lagi. Gosipnya udah kemana-mana. Di sosial media bilang dia wanita simpanan Pak Arkan. Heboh banget tau nggak. Aku cukup upload anonim sisanya netizen yang nyebar. Pinter ya mereka.” jawab Bu Sekar sambil tertawa bangga.

“Jadi tante yang nyebar gosip itu?”

Bu Sekartidak menjawab hanya tersenyum dengan kode mata.

Mata Raisa berbinar dan membatin “Wow… berarti aku nggak perlu susah-susah lagi jatuhin Febi…Ada tante Sekar yang bisa jadi senjata untuk menyerang Febi sialan itu.”

“Tentu. Tante gak suka perempuan rendahan kayak dia semakin sombong . Gak tahu diri. Gak tahu posisi. Harusnya sadar diri dari awal.”

Raisa

mendekat, duduk di samping Bu Sekar dengan senyum mengembang.

“Kita memang tim yang cocok, Tante. Aku juga dari dulu nggak suka sama Febi. Dia itu sok cantik dan sok polos. Tapi aslinya dia ular.”

“Makanya itu dari dulu, tante ngga suka Roni berhubungan sama Febi. Untung saja mereka nggak jadi nikah dan Roni malah dapat kamu.”

“hehehe iyaa tante.”

Mereka berdua tertawa kecil bersama, seolah baru saja memenangkan sebuah pertempuran licik. Tapi di luar rumah itu, badai sedang berkumpul dan mungkin, karma sedang menyusun jadwalnya.

1
Andriyani Lina
namanya juga suka Febu, ya gitu2 kelakuan bos kalau mau dekat2 sama karyawan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!