selama 7 tahun aku tidak bertemu dengan nya,dan kini aku sungguh kaget dengan perubahan nya yg sudah menjadi seorang pria bertubuh tinggi besar juga ,begitu dengan sifat nya yg semakin dewasa
"tapi kenapa hati ku dag Dig dug ya"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanaba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak terduga
"Kak, sebelum nya Rendy minta maaf, kakak kenapa marah dan menghindari Rendy? Apa Rendy buat salah sama kakak?" tanya Rendy dengan nada yang lembut. Kaniya memandang Rendy dengan mata yang dingin, "Maaf juga ya Rendy sebelumnya, apa emang sepenting itu aku mau marah atau gak sama kamu? Mau aku marah atau pun gak, juga gak akan berubah di hidup kamu kan?"
Kaniya menjawab dengan nada yang judes, membuat Rendy hanya terdiam. Rendy tidak mencari pembenaran atau pengakuan dari Kaniya, tapi dia hanya ingin tahu kenapa Kaniya seperti ini. Sifatnya berubah, tidak seperti Kaniya yang sebelumnya. Rendy merasa ada sesuatu yang tidak beres, dan dia ingin tahu apa yang terjadi pada Kaniya. Tapi Kaniya tidak menunjukkan tanda-tanda akan membuka diri.
"Kak, aku ingin mengatakan sesuatu yang aku rasakan"ucap Rendy memberi jeda untuk bernafas, "aku marah saat kakak dilamar bang Haris, tapi aku tidak bisa berbuat apa pun, aku kesal setiap kakak berbicara dan tersenyum dengan bang Haris,dan sial nya aku senang saat kakak menolak lamaran bang Haris,dan tolong kak jangan marah padaku dan menghindari ku,hatiku sakit" ucap Rendy dengan nada yang menggebu-gebu, menunjukkan betapa kuatnya perasaan yang dia pendam selama ini. Matanya memandang Kaniya dengan intens, seolah-olah ingin menunjukkan kebenaran dari perasaannya. "Aku mencintaimu, kak Kaniya, dan aku tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mengungkapkan perasaanku ini," tambahnya, sambil membuka cincin emas putih polos yang dia pegang, menambah kesan romantis pada momen ini. Kaniya terkejut dan tidak tahu bagaimana harus bereaksi terhadap pengakuan Rendy yang tulus dan penuh emosi ini.
Kaniya masih mencerna pengakuan Rendy, hingga tanpa sadar ia tertawa sangat keras tanpa ada yang mendengar kecuali Rendy karena tempatnya sangat sepi. "Hahahaha, kamu lawak dek, besok aja lah yok ngelawak nya, gak baik ini tempat sepi nanti datang jin menggoda kita, trus diliat orang juga gak baik, gak mahram lagi," ucap Kaniya dengan kekehan nya.
Rendy yang melihat Kaniya tertawa begitu pun terdiam dingin wajahnya. "Kak, aku serius, aku gak bercanda," ucap Rendy yang tiba-tiba membuat Kaniya berhenti tertawa, dan itu membuat Kaniya kesal. "Jika kamu serius, datanglah ke rumahku, seperti kata awalmu yang ingin melamarku, jangan hanya omong kosong, tapi malah meminang gadis lain," ucap Kaniya dan beranjak jalan cepat.
Rendy yang melihat itu sontak mengejar Kaniya. "Kak, aku antar, malam sudah larut, ayo," Kaniya tidak menjawab Rendy, hanya mengikuti jalan Rendy menuju mobilnya, hingga sampai rumah Kaniya tidak mengucapkan terima kasih, tapi Rendy hanya mendapatkan pintu mobilnya yang dibanting keras
"Brukkkk". Rendy yang kaget hanya mengucapkan istighfar, dan berjalan pergi, ia akan mempersiapkan dan akan memperjuangkan Kaniya.
Sesampai kaniya didalam kamar nya ia langsung shok dan terus beristighfar
"Astafirullah, astafirullah, astafirullah, ya Allah kenapa dengan hati ku ya Allah, kencang banget berdegupnya," ucap Kaniya, tak berhenti mengucap istighfar dan mencoba menenangkan dirinya. Ia merasa hatinya berdegup kencang, seperti ada sesuatu yang tidak biasa terjadi. Kaniya tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada dirinya, apakah itu karena pengakuan Rendy yang membuatnya terkejut, atau ada sesuatu lain yang membuatnya merasa seperti ini.
Kaniya mencoba untuk menarik napas dalam-dalam dan menenangkan dirinya, tapi hatinya masih terus berdegup kencang. Ia merasa seperti ada kekacauan di dalam hatinya, dan ia tidak tahu bagaimana cara untuk menenangkannya. Dengan hati yang masih berdegup kencang, Kaniya masuk ke dalam kamar mandi guna mengambil wudhu agar hatinya tenang
Setelah melakukan squat beberapa kali, Kaniya mencoba tidur agar tidak kepikiran berlebih, dan akhirnya berhasil. Kaniya pun tertidur hingga pagi menjelang
"Sayang Kaniya, bangun nak, ya ampun anak gadis telat banget bangunnya, hey bangun sudah pagi ini," ucap Mama Ina, membangunkan Kaniya dari tidurnya.
"Iya mama, Niya bangun," ucap Kaniya sambil duduk, masih dengan mata yang setengah tertutup.
"Kapan mama sampai?" tanya Kaniya pada mamanya.
"Mama semalam sampai sama Abah, mama lihat kamu pulas banget tidur nya ,apa kamu kelelahan sekali?" ucap Mama Ina,sambil bertanya memperhatikan kondisi Kaniya dan kaniya hanya menggeleng
"Sekarang kamu bangun mandi, pakai baju cantik ya dan jangan lupa pakai hijab karena di bawah ada tamu yang nyari kamu, oke," ucap Mama Ina, memberikan instruksi pada Kaniya.
Kaniya pun bingung, dan ia pun tanpa berpikir masuk kamar mandi dan membersihkan diri. Ia masih belum tahu siapa tamu yang datang
Kaniya langsung menuju ke ruang tamu dan melihat ada wanita dan seorang pria yang seumuran dengan orang tuanya yang tengah berbincang. "Eh Kaniya, sini sayang, salam dulu om dan tante nya," ucap Mama Ina yang menyadari anaknya. Kaniya pun berjalan menyalami om dan tante tersebut, lalu ikut duduk bersama keluarga nya.
"masyaallah cantik nya anak kamu Ina"ucap wanita tersebut sambil tersenyum hangat
"Kemana anak itu, ambil cincin aja lama banget," ucap wanita paruh baya tersebut. Lalu tak lama muncul lah seorang lelaki dengan tubuh tegapnya masuk ke dalam.
"Assalamualaikum, nih udah Rendy temuin, ternyata jatuh ma," ucap Rendy pada wanita tersebut.
Rendy juga menyadari ada Kaniya di situ, tapi ia biasa saja, malahan ia tidak sabar mendengarkan jawaban dari Kaniya. Namun, tidak dengan Kaniya, ia shock berat, deg-degan. Apakah Rendy menemani orang lain lagi buat ngelamar dirinya? Fikir Kaniya dengan penuh kebingungan dan kecemasan. Ia tidak bisa memproses apa yang sedang terjadi dan apa yang dimaksud oleh Rendy dengan cincin tersebut.
