"Hei anak kecil, Saya mau kamu menjadi penguntit untuk mencari tau apa yang di lakukan oleh tunangan saya di luar sana" ucap Seorang pria tampan yang tak lain adalah presedir di perusahaan itu.
"Saya mau. Asal bapak mau membayar saya 2x lipat"
"Deal"
Berawal dari kerja sama yang saling menguntungkan membuat seorang Devano jatuh hati pada gadis yang biasa dia panggil dengan sebutan anak kecil.
Nadira puspita, Seorang karyawan magang di perusahaan milik keluarga besar Devano. Ikuti kisahnya, Ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Ratnaa
,"Semoga kamu tidak akan pernah menyesal dengan apa yang sudah kamu lakukan, Kak"
Setelah mengatakan hal itu, Bella melangkah kan kakinya keluar dari dalam ruangan Devano tanpa melihat ke arah pria itu. Melihat ekspresi Devano yabg seperti acuh membuat Bella merasa tidak suka.
"Kita lihat saja, Kak. Cepat atau lambat kamu akan merasa menyesal. Dan jika saat itu sudah tiba, Jangan harap aku mau membantumu untuk mendapatkan maaf dari Nadira" gumam Bella di sela langkahnya.
Wanita itu menghentakkan kakinya karna merasa sangat kesal terhadap Devano. Bagaimana bisa Devano melupakan apa yang selama satu tahun ini Nadira lakukan untuknya.
Setelah tiba di bawah, Bella berpapasan dengan Ratna yang baru saja masuk ke dalam kantor itu. "Eh ada adik ipar. Sudah mau pulang?" tanya Ratna sambil menatap Bella.
Namun Bella sama sekali tidak menggubris perkataan Ratna. Wanita itu hanya menoleh sekilas dan kembali melanjutkan langkahnya tanpa mau menjawab perkataan Ratna.
"Huuu dasar nenek sihir. Ngeselin banget emang itu anak" ujar Ratna yang terlihat sangat kesal. Karna memang selama ini dirinya selalu bersikap ramah terhadap Bella namun Bella sama sekali tak pernah mau menggubris apapun yang Ratna katakan.
"Awas saja kamu, Bella. Kalau gue sudah nikah sama Devano, Gue pastiin jika lho akan menyesal sudah melakukan hal ini" ucap nya dan kembali melangkahkan kakinya menyusuri lobi perusahaan WARDANA COMPANY.
"Gue harus bisa membujuk Devano agar mau secepatnya nikah sama gue. Dengan begitu, Karir gue tentunya akan semakin naik daun. Gue bisa menjadi modelling yang sangat terkenal, Atau bahkan top asia" ucap Ratna sambil masuk ke dalam lift.
"Eh Ratna. Udah lama gak ketemu" ucap salah satu orang yang ada di dalam lift itu.
Mendengar dia menyebut namanya membuat Ratna mengangkat kacamatanya lalu menatap sosok yang ada di sampingnya dari atas sampai bawah.
"Siapa ya? Kenal memangnya? Tolong yang sopan ya, Panggil saya BU RATNA, karna saya di sini adalah tunangan direktur perusahaan ini. Paham!" ucap Ratna dengan sangat angkuh.
"Kamu gak kenal aku apa lupa Rat. Ini aku Vina, Teman SMA kamu dulu" ucap wanita itu sambil mengangkat kedua sudut bibirnya.
Ratna tak langsung menjawab, Wanita itu masih terdiam untuk beberapa saat. Tatapannya masih terus menatap sosok yang bernama Vina. Orang yang mengaku sebagai teman Ratna waktu masih SMA.
"Oh yang itu. Tolong ya, Malai sekarang panggil aku dengan sebutan BU RATNA. Paham!" ucap Ratna lagi. Bersamaan dengan itu, Pintu lift sudah terbuka.
Ratna keluar lebih dulu meninggalkan Vina dan satu temannya yang masih terdiam di sana. "Gak usah kaget. Si ular memang seperti itu" ucap salah satunya pada Vina.
"Maksud kamu, Ras?. Aku tidak mengerti" tanya Vina penasaran dengan apa yang Saras maksud.
Saras tersenyum sambil menatap Vins yang juga sedang menatapnya"Kamu tau, Dulu aku adalah sahabat dekat Ratna, Tapi semenjak Ratna menjadi model, Dia berubah. Dia menjadi sosok yang sombong, Sangat sombong. Seakan tak butuh pada orang lain. Apalagi setelah pertunangannya dengan pak Devano, Sikap sombongnya makin menjadi, Sama orang tuanya saja dia tidak mau mengakui" terang Saras pada Vina.
Mendengar penuturan Saras membuat Vina merasa cukup terkejut"What, Kamu kamu gak lagi bercanda kan, Ras?"tanya Vina sambil menatap Saras.
"Ya nggak lah, Vin. Masa iya aku mau bercanda. Sudah ayo lebih baik kita bahas ini nanti aja" balas Saras saat pintu lift kembali terbuka.
Mereka berdua keluar dari sana. Berjalan pelan menuju tempat meeting yang ada di lantai 18 belas. "Semoga meeting hari ini gak kayak kemaren ya. Pak Devano marah-marah karna gagal menang tender besar" ujar Vina di sela langkahnya.
"Iya, Semoga kali ini pak Devano gak marah-marah lagi. Serem juga ya"
Sedangkan Ratna, Setelah keluar dari dalam lift, Wanita itu menyusuri koridor dan berjalan cepat menuju ruangan Devano yang ada di paling ujung lantai 17.
Tepat saat sudah tiba di sana, Ratna langsung masuk begitu saja tanpa mau mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Baby, Aku datang. Aku sangat merindukan mu baby" ucap Ratna sambil bergelayut manja di tangan Devano.
Mendengar perkataan Ratna serta perlakuan Ratna membuat Devano merasa sangat jijik. Tapi mau bagaimanapun, Kali ini Devano harus bersikap seperti biasa tepat seperti usulan Nadira waktu itu. Ini biar Ratna tidak curiga jika dirinya sudah tau semuanya. Yang ada dipikiran Devano saat ini adalah mamanya.
"Jijik sekali dengan apa yang Ratna katakan. Rasanya aku sudah benar-benar muak dengan wanita ini. Tapi sabar, Devano. Kamu harus bisa akting setidaknya sampai bulan depan. Bener apa kata Nadira, Aku harus bisa pura-pura tidak tau apa-apa tentang apa yang sudah Ratna katakan. Ah, Kenapa aku malah ingat anak wanita itu" ucap Devano dalam batinnya.
"Baby, Kenapa kamu diam saja? Memangnya kamu gak kangen sama aku ya?" ucap Ratna sambil menatap wajah Devano.
Dengan berat hati, Mau tidak mau akhirnya Devano menjawab perkataan Ratna. Melalukan apa yang seharusnya dia lakukan untuk saat ini.
"Aku juga kangen kok sayang. Tumben kamu datang kesini. Ada apa?" ucap Devano sambil menatap Ratna.
Ratna mengangkat kedua sudut bibirnya"Apa aku boleh mengatakan sesuatu sama kamu. Ah bukan-bukan. Maksudnya, Apa aku boleh meminta sesuatu sama kamu?" tanya Ratna sambil terus menatap Devano.
Mendengar perkataan Ratna membuat Devano mengangkat sebelah sudut bibirnya"Minta sesuatu? Katakan, Apa yang mau kamu minta, Sayang? Selama aku bisa, Pasti akan aku turuti" balas Devano sambil mengangkat kedua sudut bibirnya.
Perkataan Devano membuat Ratna dengan cepat mengatakan apa yang sejak tadi ada dalam benaknya.
"Kenapa diam. Katakan apa yang mau kamu minta dari aku? Hmm" ujar Devano lagi.
"Aku mau kita segera menikah"
"Hah, Kamu mau kita segera menikah?" ucapnya yang terlihat cukup terkejut.
Melihat raut wajah Devano membuat Ratna mengerutkan kecil keningnya"Kenapa kamu terlihat terkejut begitu, Baby?" tanya Ratna pada Devano.
Devano tak langsung menjawab, Pria itu masih menatap pada Ratna dengan wajah yang tak bisa Ratna artikan.
"Baby, Kenapa kamu gak jawab. Kamu gak mau ya buru-buru nikah sama aku?" gumam Ratna sambil mengerucutkan bibirnya.
Jangan harap kamu bisa menikah dengan ku, Ratna. Karna jangan kan menikah, Melihat kamu saja rasanya aku sudah muak. Dramamu terlalu sempurna, Sehingga aku saja tidak menyadari apa yang ada di balik sikapmu.
Devano bermonolog dalam batinnya sambil terdiam serta menatap wajah Ratna. Hal itu tentu saja membuat Ratna penasaran dengan apa yang ada dalam pikiran Devano.
"Baby. Ayo jawab"
"A-aku"