ikuti Ig aa_zigant
FB Zigant
Zara begitu kecewa karena Mike membatalkan pernikahannya saat janji suci kurang satu jam lagi. Ketegangan terjadi disalah satu ruang yang disewa khusus untuk menunggu acara ijab kabul. Hingga kedatangan Nathan Wijaya yang seharusnya menjadi saksi atas pernikah kman putri dari rekan kerjanya itu harus diminta menjadi mempelai prianya.
Zara terpaksa mengikuti permintaan Ayahnya. Gadis berumur 22 tahun itu tidak pernah menyangka akan ditinggal begitu saja oleh Mike dan kini menjadi istri dari Pria yang sama sekali tidak dikenalnya.
Nathan Wijaya, Seorang pria yang memiliki sikap dingin dan sombong terpaksa menikahi Zara karena balas budi kepada keluarga Pratama. Nathan meminta pernikahannya untuk dirahasiakan karena alasan bisnis.
Kenyataan pahitnya, walaupun Nathan menikah dengan Zara. Pria itu tidak mau melepaskan kekasihnya. Bagaimana nasip rumah tangga Zara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aa zigant, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mike murka
"Mam aku akan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi," kata Zara.
"Apa kamu butuh bantuan mama, Nak?" tanya Niah.
"Tidak, aku akan meminta bantuan sepupuku," kata Zara.
"Sepupu, apa kamu memiliki keluarga di sini?" tanya Niah
Zara tersenyum, wanita menggenggam tangan mertuanya." Sebelum menikah Zara tinggal di sini juga, Mam."
"What, kamu sebelumnya sudah kenal dengan anak Mama?"
Zara menggelengkan kepalanya, kalau mendengar nama suaminya pernah karena itu tidak asing dikalangan para pebisnis.
"Kenal tidak, tapi sering mendengar namanya."
Niah mengangguk, wanita itu paham apa yang dikatakan menantunya. Ingin rasanya ia berkunjung di rumah keluarga Zara. Namun, ia akan menunggu sehat lebih dulu.
Pintu ruang rawat terbuka, Nathan dan Albert masuk. Pria itu melihat istri dan menantunya terlihat kompak sama-sama duduk di atas brankar. Sedangkan Nathan menatap datar ke arah Zara.
"Pa, Mama mau pulang sekarang," kata Niah.
"Mama istirahat di sini saja dulu," sahut Nathan.
Niah hanya menghela napas saat anak dan suaminya memintanya untuk dirawat sementara di rumah sakit.
"Mam, Zara pulang untuk mengambil baju ganti. Apa ada pesanan lain?" tanya Zara.
"Tidak Nak, Nathan kamu antar istrimu!" perintah Niah menatap tajam putranya.
Nathan hanya mendengus, pria itu tak urung beranjak dari duduknya. Kini ia dan Zara keluar dari ruang rawat Mamanya.
"Paman biar aku pulang sendiri," kata Zara .
"Jangan sok polos, Zara. Kamu sudah merebut perhatian mama dariku," jawab Nathan dingin.
Zara yang hendak membuka pintu mobil langsung menghentikannya.
"Maksud Paman apa?" tanya Zara.
"Cepat masuk!" bentak Nathan.
Nathan saja heran, entah kenapa melihat mamanya perhatian lebih ke Zara merasa tidak suka.
Zara dengan berat hati masuk, wanita itu hanya diam. Sedangkan Nathan mengemudikan mobilnya tanpa menoleh sedikit pun ke arah istrinya.
Mobil yang dikemudikan oleh Nathan berhenti di dekat kafe, hal itu membuat Zara heran.
"Paman," kata Zara.
"Turun, kamu belum makan," kata Nathan
Zara hanya menarik napas panjang, entah apa yang dipikirkan oleh suaminya itu. Saat keduanya keluar dari mobil Jhon segera menghampiri Tuannya.
"Tuan, mari. Mereka sudah menunggu Anda." Jhon menatap Bosnya dan kini beralih ke arah Zara.
Pria itu memberikan hormat, setelah itu berjalan mengikuti Nathan. Sedangkan Zara hanya berdiri saja di dekat mobil. Wanita itu mendengus. Ia segera membalikkan badannya, Zara berjalan menuju ke arah jalan besar. Berharap ada taksi, tapi saat sudah jauh melangkah. Tangannya dicekal seseorang.
Zara menoleh, ia begitu marah dan menyentakkan tangan yang mencengkeram pergelangan tangan kanannya." Lepas!"
"Zara, aku bisa jelaskan semua, Sayang."
Pria itu tidak lain Mike, Zara mengingat apa yang dilakukan oleh pria itu. Ia langsung menendang kaki Mike hingga pria itu sampai mundur dua langkah.
Mike meringis menahan sakit." Zara kenapa kamu menjadi kasar."
Zara hanya tersenyum sinis, wanita itu segera menghentikan taksi. Namun, Mike langsung meminta sopir untuk lewat dengan memberikan uang begitu saja.
Zara merasa begitu kesal
, Wanita itu yang hendak pergi menyeberang jalan tiba-tiba mendengar suara yang tidak asing.
"Nathan, kamu antar aku pulang ya," ucap Maryam.
Zara menoleh, netranya bertemu dengan suaminya. Wanita itu menarik napas panjang. Ia langsung pergi menghentikan taksi. Matanya melotot ke arah Mike.
Nathan melihat taksi yang ditumpangi oleh istrinya, entah kenapa ada rasa bersalah karena sampai melupakan wanita itu.
Nathan membukakan pintu untuk Maryam, sedangkan Mike menatap wanita itu dengan tatapan datar.
Setelah mobil Nathan pergi, Mike tersenyum devil. Ia segera menuju ke mobilnya. Pria itu menghubungi anak buahnya untuk memantau keluarga Zara di Jakarta.
"Zara kamu semakin cantik, Sayang. Aku harus mendapatkanmu, ah … gara-gara Maryam aku harus kehilanganmu." Mike mengusap wajahnya dengan kasar.
Pria itu mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang, sesekali tersenyum. Saat membayangkan Zara.
Mike begitu yakin jika wanita itu masih begitu mencintainya. Tidak lama ada pesan masuk dari anak buahnya.
Pria itu mencengkeram kemudi saat membaca laporan anak buahnya." Zara kamu sudah menikah, siapa suaminya sekarang?"
Mike minta anak buahnya untuk menyelidiki, siapa pria yang menggantikan posisinya.
"Brengsek!" Mike murka karena data suami Zara tidak bisa dilacak.
Pria itu yakin suami mantan kekasihnya itu bukan pria biasa, Mike mencoba mengingat siapa saja yang dekat dengan istrinya. Sialnya selama ini pria itu hanya tahu Rehan pria yang dekat dengan Zara.
Mike akhirnya menugaskan anak buahnya untuk mengintai kegiatan Zara. Pria itu tidak rela kalau wanita itu bahagia dengan suaminya. Zara hanya akan menjadi miliknya apa pun caranya.
Mobil yang dikemudikan Mike sampai di depan mansion yang begitu besar. Pria itu jarang pulang. Saat mobil berhenti, Pengawal langsung membukakan pintu mobilnya.
"Apa Papi ada?" tanya Mike.
"Ada Tuan Muda," jawab Pengawal itu.
Mike segera masuk, saat sampai di ruang keluarga. Pria itu melihat kedua orang tuanya sedang membaca majalah.
Dinda Mami dari Mike melihat ke arah putranya."Kamu masih ingat pulang?"
Mike menatap datar wanita itu, ia tidak menjawab. Namun, pria itu menatap papinya dengan tatapan tajam.
"Papi puas sekarang! Zara sudah menikah dengan pria lain, Pi!" kata Mike.
Pasada menatap putranya, pria paruh baya itu meletakan majalah bisnis yang di bacanya."Kamu dapat kabar dari mana, Hem?"
"Anak buahku, tapi pria yang menjadi suaminya Zara dirahasiakan sampai sekarang," kata Mike terlihat frustasi.
"Kamu itu, belum tentu kabar itu benar. Anak buahmu saja tidak becus., Tantemu saja bilang pernikahan itu gagal." Pasada menatap Mike dengan remeh.
Mike terdiam, tapi apa benar anak buahnya salah mencari informasi. Selama ini tugas yang diberikannya selalu berhasil. Pria itu menatap Papi dan Maminya bergantian.
"Aku akan mencari tahu sendiri, Papi!" Mike beranjak dari duduknya.
Dinda melihat putranya acuh kepadanya membuatnya sedih. Pasada melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Mami bujuk saja anak itu untuk tinggal di sini lagi," kata Pasada.
"Kenapa bukan Papi saja, bukannya Mike pergi karena ulah papi selama ini masih mencintai Zeni," kata Dinda.
Pasada hanya diam, pria itu tidak ingin masalalunya terkuak lagi. Bukan Zeni tidak mencintainya. Namun, kesalahan ada pada dirinya dan Dinda yang main di belakang Zeni.
Pasada menatap istrinya, walau pun tidak ada rasa cinta. Setidaknya pria itu bertanggung jawab sampai sekarang." Zeni, Niah. kalian wanita yang hebat."
Pasada masih ingat. Bagaimana ia bersahabat dengan Niah dan Zeni saat kuliah dulu, Pria itu menarik napas dalam. Andai waktu bisa diputar, ia tidak akan datang di reuni malam itu. Walau pun Dinda sudah mengaku salah, tapi tidak mungkin menceriakan ibu dari anaknya.
meski keadaan kepepet gt cari cara lainlah buat menghadapi mike
bukan malah mencium orang yg bukan mahramnya