Di Surabaya, berdiri Sebuah pesantren megah pesantren Al - Ikhlas, sebuah lembaga pendidikan Islam yg dikenal dgn tradisi kuat dan menghasilkan santri" yg berprestasi. cerita ini mengikuti perjalanan 5.285 santriwan dan santriwati pesantren Al - ikhlas. ada banyak santri yg berjuang meraih keinginan orang tua dan menggapai mimpi mimpinya. namun terkadang menimbulkan pro dan kontra akibat persaingan di balik semua perjuangan para santri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blue_era, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Hukuman Tuntas, Kembali ke Ndalem dan Malam yang Penuh Berkah
Setelah serangkaian hukuman dilaksanakan dengan penuh kesadaran oleh para santri yang melanggar, suasana di pesantren berangsur-angsur kembali normal. Hukuman yang diberikan, meskipun berat, diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga dan membekas dalam hati para santri, sehingga mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.
Keluarga ndalem, yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama proses penegakan disiplin, kembali ke ndalem untuk beristirahat. Mereka merasa lega karena masalah yang sempat mengganggu ketertiban pesantren dapat diatasi dengan baik.
Malam harinya, setelah shalat Isya, Gus Arga melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru. Ia mengajar ilmu nahwu dan shorof kepada para santri di masjid. Ilmu nahwu dan shorof merupakan ilmu dasar dalam memahami bahasa Arab, yang sangat penting bagi para santri untuk memahami Al-Qur'an dan hadits.
Namun, ada yang berbeda pada malam itu. Ning Azzahra, dengan penuh kasih sayang dan dukungan, ikut menemani Gus Arga mengajar diniyah. Kehadirannya memberikan semangat tersendiri bagi para santri. Mereka merasa termotivasi untuk belajar lebih giat dan mendalami ilmu agama dengan lebih sungguh-sungguh.
Ning Azzahra tidak hanya menemani Gus Arga mengajar, tetapi juga aktif berinteraksi dengan para santri. Ia memberikan motivasi, menjawab pertanyaan, dan memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami. Kehadirannya membuat suasana belajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan.
Para santri merasa senang dan beruntung bisa belajar langsung dari Gus Arga dan Ning Azzahra. Mereka menyadari bahwa keluarga ndalem tidak hanya memberikan arahan dan bimbingan, tetapi juga memberikan teladan yang baik dalam menjalankan tugas sebagai seorang guru dan seorang istri.
Malam itu, masjid dipenuhi dengan lantunan ayat-ayat Al-Qur'an dan penjelasan tentang ilmu nahwu dan shorof. Suasana khusyuk dan penuh berkah menyelimuti seluruh area pesantren. Para santri belajar dengan tekun dan semangat, berharap dapat mengamalkan ilmu yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Gus Arga dan Ning Azzahra merasa bahagia melihat semangat belajar para santri. Mereka berharap, ilmu yang mereka ajarkan dapat bermanfaat bagi para santri di dunia dan akhirat. Mereka juga berharap, para santri dapat menjadi generasi penerus yang berakhlak mulia, berilmu tinggi, dan bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara.
Setelah selesai mengajar, Gus Arga dan Ning Azzahra kembali ke ndalem dengan hati yang baik.
Keesokan harinya, Mentari pagi menyinari pesantren dengan hangat, menandakan hari baru telah tiba. Setelah beraktivitas seperti biasa, Gus Arga berencana untuk meninjau perkembangan pembangunan asrama baru yang diperuntukkan bagi santri senior. Asrama ini diharapkan dapat memberikan fasilitas yang lebih baik dan nyaman bagi para santri yang telah lama menuntut ilmu di pesantren.
Dengan semangat, Gus Arga bersiap-siap untuk berangkat. Namun, ada yang berbeda kali ini. Ning Azzahra, dengan senyum manisnya, menyatakan keinginannya untuk ikut serta dalam peninjauan tersebut. Gus Arga, yang selalu senang dengan kehadiran istrinya, tentu saja menyambut baik keinginan Ning Azzahra.
Mereka berdua berangkat menuju lokasi pembangunan asrama baru. Di sana, mereka telah ditunggu oleh beberapa pengurus pondok yang bertanggung jawab atas proyek pembangunan tersebut. Gus Arga dan Ning Azzahra menyalami para pengurus pondok dengan ramah.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," sapa Gus Arga dengan senyum. "Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga semuanya sehat selalu."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab para pengurus pondok serentak. "Alhamdulillah, Gus. Kami semua sehat. Selamat datang di lokasi pembangunan asrama baru."
Gus Arga dan Ning Azzahra mulai berkeliling untuk melihat perkembangan pembangunan asrama baru. Mereka mengamati setiap detail bangunan, mulai dari pondasi, tembok, atap, hingga fasilitas-fasilitas yang akan tersedia di dalam asrama.
Saat sedang asyik mengamati pembangunan, tiba-tiba datanglah beberapa kakak Ning Azzahra. Mereka terlihat terkejut melihat Ning Azzahra berada di lokasi pembangunan asrama baru.
"Azzahra? Kamu ngapain di sini?" tanya salah satu kakaknya dengan nada khawatir.
"Aku ikut Gus Arga meninjau pembangunan asrama baru, Kak," jawab Ning Azzahra dengan senyum.
"Tapi, kan tempat ini masih berantakan dan banyak debu," kata kakaknya lagi. "Kamu kan lagi hamil, nggak baik kalau terlalu capek dan terpapar debu."
"Aku baik-baik saja kok, Kak," jawab Ning Azzahra menenangkan. "Aku cuma pengen lihat aja perkembangan pembangunan asrama baru ini."
Gus Arga, yang melihat kekhawatiran para kakak Ning Azzahra, segera menjelaskan, "Saya yang mengajak Azzahra ikut, Kak. Saya ingin dia tahu bagaimana perkembangan pembangunan asrama baru ini. Saya juga sudah memastikan bahwa Azzahra tidak terlalu capek dan selalu menjaga kesehatannya."
Para kakak Ning Azzahra menghela napas lega mendengar penjelasan Gus Arga. Mereka percaya bahwa Gus Arga akan selalu menjaga dan melindungi Ning Azzahra.
"Ya sudah, kalau begitu kami percaya sama Gus Arga," kata salah satu kakaknya. "Tapi, Azzahra jangan terlalu capek ya. Jaga kesehatanmu baik-baik."
"Iya, Kak," jawab Ning Azzahra dengan senyum manis.
Setelah itu, Gus Arga dan Ning Azzahra melanjutkan peninjauan pembangunan asrama baru bersama para pengurus pondok. Mereka memberikan masukan dan saran kepada para pengurus pondok agar pembangunan asrama baru dapat berjalan lancar dan sesuai dengan harapan.
Para pengurus pondok sangat senang dengan kehadiran Gus Arga dan Ning Azzahra. Mereka merasa termotivasi untuk bekerja lebih keras dan menyelesaikan pembangunan asrama baru secepat mungkin.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan pembangunan asrama baru ini, Gus," kata salah satu pengurus pondok. "Kami berharap, asrama baru ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi para santri."
"Saya percaya sama kalian," jawab Gus Arga dengan senyum. "Saya yakin, kalian bisa menyelesaikan pembangunan asrama baru ini dengan baik."