Perjodohan berkedok menyambung silaturahmi dengan sahabat Daddy nya membuat Atlas Ferdinand yang sudah berusia matang harus menikahi gadis belia atas permintaan keluarga nya .
" Lala nggak suka sama Om " kata Azila yang baru melihat wajah pria itu saja sudah kelihatan pemarah nya .
" Kau pikir aku menyukaimu?" pertanyaan Atlas yang kalau tidak terpaksa juga tidak mau menikahi bocah ingusan itu.
" Masa Om nggak suka , Lala cantik loh" kata gadis kecil itu dengan centil tersenyum.
" Cantik? bocah ingusan seperti kamu cantik ?" tanya Atlas ulang merasa geli melihat gadis kepedean itu .
" Sembarang bilang Lala bocah ingusan sebulan lagi Lala lulus SMA" katanya tidak terima dikatai bocah ingusan .
" Terserah aku tidak peduli " ketus Atlas memangku kedua tangannya.
" Bagaimana nak apa kalian cocok ?" pertanyaan orang tua mereka begitu datang dan ikut duduk bersama mereka .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Lala duduk ditepi ranjang menunggu Atlas yang sedang ganti baju dengan banyak pertanyaan dipikiran nya .
" Lala cepat ganti baju kamu " ucap Atlas berjalan sambil mengancingkan baju nya .
Lala mengangkat sebelah alisnya menatap Atlas yang memakai celana jeans dengan atasan kemeja hitam .
Benar-benar tampan!!!
" Ternyata Om Atlas ini kalau pakaian nya tidak formal aura nya terasa sangat mahal " batin Lala menatap Atlas tanpa berkedip .
Muachhh
" Aku memang tampan Sayang" ucap Atlas tersenyum lebar mengecup pipi Lala yang menatapnya tanpa berkedip .
" Dihhhh, sadar umur Om " kata Lala dengan begitu jahat sampai Atlas surut mental mendengarnya.
" Lala aku tidak akan membawamu " kesal Atlas jadi bad mood .
" Om " Lala langsung berlari mengejar Atlas yang langsung keluar kamar .
" Om tungguin Lala" Lala mengejar sambil merengek karena langkah Atlas benar-benar cepat sampai berlari pun Lala tak sanggup mengimbangi langkah nya .
" Om " Lala menuruni tangga dengan lebih cepat dan akhirnya bisa menghentikan Atlas yang baru sampai di ruang tengah .
" Lala izinkan suamimu pergi kami ada urusan " kata Jhon yang ternyata duduk disofa .
Lala yang berdiri memeluk Atlas dari belakang menoleh menatap Jhon yang tak kalah gantengnya.
" Mmmm, diakan udah janji mau bawa Lala tapi pas mau ganti baju dia malah pergi " kata Lala tanpa dosa seolah lupa dengan perkataan nya yang membuat Atlas bad mood .
" Berarti kau membuatnya berubah pikiran " ucap Jhon yang kini berdiri didekat Lala yang memeluk Atlas erat dan tidak mau melepaskan.
" Lala lepaskan aku harus pergi" ucap Atlas menatap jam di pergelangan tangannya.
" Mmmm, nggak mau " kata Lala tidak mau melepaskan sampai orang-orang sekitar mereka gemas melihatnya.
" Mau ikut Om" rengek Lala tepat saja memeluk sekalipun Atlas mencoba berjalan.
" Huhhhh, yasudah ganti baju cepatlah" ucap Atlas mengajak Jhon kembali duduk untuk menunggu Lala sebentar.
" Awas ya kalau Om tinggal, aku acak-acak rumah Om " kata Lala yang tidak akan mau di tipu .
" Aku tidak akan pergi Lala " ucap Atlas dengan sabar .
" Baiklah sebentar ya Om " kata Lala berlari menaiki tangga.
" Atlas, kenapa kau sabar sekali sekarang" tawa Jhon melihat Atlas menghela nafasnya.
" Ohhh, iya mana Nemo?" pertanyaan Jhon yang tidak melihat ikan kesayangan Atlas sedari tadi .
" Tempo hari Lala memecah aquarium nya sehingga Nemo mati " ucap Atlas bercerita.
" Astaga , apa kau marah pada Lala?" tanya Jhon yang takutnya Atlas menyakiti Lala karena itu ikan kesayangan nya .
" Aku lebih menyayangi dia dari pada seekor ikan " ucap Atlas secara bijak sebagai pria dewasa .
" Om ayok Lala udah siap " kata Lala berdiri memainkan tali tas selempang nya .
" Kenapa tidak pakai bando ?" gemas Jhon melihat Lala yang benar-benar imut memakai dress selutut.
" Tidak Jhon istriku harus berpenampilan dewasa " ucap Atlas menggenggam tangan Lala .
" Kita mau kemana Om " tanya Lala yang duduk dibelakang menatap Atlas dan Jhon di depan nya .
" Ikut saja " ucap Jhon yang fokus menyetir itu .
" Baiklah " ucap Lala yang duduk dibelakang memilih menikmati perjalanan dari pada mengganggu mereka berdua mengobrol.
30 menit kemudian tiba-tiba Lala yang duduk di belakang itu pindah kedepan bahkan menggapai pada Atlas yang duduk disamping kemudi.
" Lala kamu kenapa?" tanya Atlas dengan cemas memperbaiki duduk nya karena Lala benar-benar memaksa duduk di pangkuan nya .
" Takut Om " kata Lala yang ngeri akhirnya duduk miring diatas pangkuan Atlas .
" Numpang Om " kata Lala meletakkan kedua kakinya diatas yang dia luruskan keatas paha Jhon .
" Lala " Atlas menegur dengan menampar pahanya lalu menarik perlahan kaki Lala dari atas paha Jhon .
" Om Jhon aja nggak marah " kata Lala karena dia melakukan itu lantaran bingung harus menaruh kakinya dimana .
" Aku yang marah " kesal Atlas meluruskan duduk Lala diatas pangkuan agar menghadap kedepan .
" Takut Om " ngeri Lala malah membenamkan wajahnya di dada Atlas .
" Takut kenapa?" ucap Atlas mengelus kepala Lala dengan heran, apa yang membuat dia segitu takutnya.
" Kita mau kemana ? Kenapa lewat jalan sepi ini " jujur saja Lala merasa takut karena jalan yang mereka lewati sangat sepi bahkan layaknya hutan belantara.
" Maaf Lala kita terpaksa lewat jalan pintas karena terkejar waktu , nanti kita lewat jalan biasa " ucap Jhon yang tersenyum karena paham mengapa Lala takut .
" Yaudah sembunyi aja dulu " ucap Atlas yang malah senang melihat Lala mengadu padanya saat takut .
.............
" Lala ayo turun " ucap Atlas ketika mereka sudah sampai di sebuah kompleks apartemen mewah .
" Sandal Lala Om " Lala tidak mau turun nanti kakinya kotor.
Jhon membuka pintu belakang dan mengambilkan sandal Lala dan mengajak mereka turun .
Lala berjalan ditengah Atlas dan Jhon sambil melihat-lihat kompleks apartemen yang sangat mewah dan sepertinya nyaman untuk ditinggali.
" Lala kita kesini untuk memecahkan sebuah konspirasi jadi kamu harus membantu kami untuk itu " jelas Jhon .
" Jika berhasil kamu akan mendapatkan hadiah " ucap Jhon yang membuat Lala langsung bersemangat.
" Hadiahnya apa Om ?" tanya Lala .
" Yang namanya hadiah tidak boleh diberi tahu , jadi kamu harus fokus untuk mendapatkan nya " ucap Jhon yang diangguki Lala .
" Baiklah " kata Lala menurut terbayang hadiah menarik .
Lala benar-benar mengikuti semua instruksi yang diberikan Jhon dan Atlas .
" Kamu ingin aku pijit-pijit tuan Atlas " kata Lala yang memakai pakaian pelayan itu dengan genit sampai Atlas tersenyum gemas melihatnya.
Atlas berbaring diatas sofa lalu meminta Lala memijitnya seolah benar-benar lelah .
Tok
Tok
" Masuk " ucap Atlas sementara Lala masih terus memijit punggung nya .
" Tuan pesanan anda telah datang " ucap Lala dengan serius menatap wanita sexi itu sambil terus memijit .
" Ohhh tuhan" batin Atlas yang benar-benar merasa Lala adalah ujian nya .
Dia malah menggelitik Atlas disituasi se genting ini .
" Pergilah buatkan kami minuman " ucap Atlas duduk dan seolah terkejut melihat wanita itu .
" Sania ?" ucap Atlas seolah kaget padahal dia memesan seorang LC .
Mata Sania benar-benar sayu dan penuh ketakutan ketika tau ternyata pria yang memesannya adalah Atlas .
" Atlas aku mohon jangan katakan ini pada Jhon " ucap Sania langsung berlutut pada Atlas yang duduk disofa .
" Ini minumnya tuan " ucap Lala membawakan sebotol wine dan menaruhnya diatas meja .
" Pergilah" kata Atlas membuka tutup botol itu lalu menuang nya ke gelas .
" Aku tidak akan mengatakan nya jika kamu memberitahu aku alasan kamu melakukan ini ?" pertanyaan Atlas balik meminum minuman nya .
" Aku terdesak keadaan Atlas aku ,"
" Sania bukankah Jhon selalu memberikan apapun yang kamu inginkan apa pengorbanan nya masih kurang ?" pertanyaan Atlas benar-benar kaget .
" Aku tidak punya pilihan lain , apa yang diberikan oleh Jhon tidak mencukupi kebutuhan ku " ucap Sania .
" Ya kerja Tante ngapain jual diri , aku yang masih kecil aja kerja " kata pembantu yang tengah menyapu itu sampai Sania menoleh .