When You Forget

Sara baru saja terbangun dan menemukan ada sebidang dada telanjang didepan mukanya. Dia mundur dan mengetahui ternyata dirinya berada dalam pelukan pria itu. Perlahan Sara menggerakkan badan dan turun dari ranjang. Dia bersiap karena harus memulai hari sejak pagi. Menyiapkan makanan dan juga pergi bekerja. Belum lagi pekerjaan-pekerjaan yang ditambahkan pelayan lain. Sara menghela napas dan keluar dari kamar mandi ketika.

"Aaahhh!!" teriaknya kaget.

Tidak pernah dia membayangkan ada pria itu di depan kamar mandi.

"Kenapa kau terkejut?"

"Aku pikir, kau masih tidur" kata Sara setelah menguasai dirinya.

"Ini masih pagi, kenapa kau sudah bangun sayang?"

Sara melihat pria yang memanggilnya sayang itu.

"Aku harus menyiapkan sarapan lalu pergi bekerja"

"Sayang, kau istriku. Kau tak perlu melakukannya lagi. Tempatmu ... "

Tubuh Sara terangkat dengan mudah dalam pelukan pria itu lalu terjatuh dengan lembut di atas ranjang.

"Adalah di sisiku"

Sara terkejut dengan apa yang terjadi. Tapi akal sehatnya langsung bekerja. memagari dirinya sendiri dengan dua tangan yang disilangkan di depan dada.

"Tapi katanya aku boleh bekerja"

"Iya, tapi perusahaan tidak akan buka sebelum jam sembilan pagi"

"Petugas kebersihan memulai hari pada pukul tujuh pagi" ucap Sara menghentikan pria itu yang ingin mengecupnya.

"Petugas kebersihan datang dua jam lebih awal?"

"Iya"

"Dan pulang?"

Pria itu tidak tahu menahu tentang jadwal petugas kebersihan perusahaannya sendiri?

"Kami terdiri dari dua shift. Untuk shift pagi, kami datang pukul tujuh dan pergi setelah makan siang. Untuk yang jam satu siang pergi pukul sembilan malam. Setelah semua pegawai pulang"

"Dan jadwal mu hari ini?" tanya pria itu lalu bergerak pelan. Menggesek-gesek sesuatu pada pinggul Sara.

"Dua shift. Dari pagi sampai malam"

"Apa??" Akhirnya pria itu berhenti bergerak dan hanya menatapnya.

"Iya. Pagi dan siang sampai malam"

Akhirnya Sara bisa meninggalkan rumah setelah pria itu melepasnya.

Menerima pengarahan dari supervisor sebelum bekerja. Mengambil troli kebersihan dari gudang. Menyiapkan semua peralatannya dan mulai bergerak ke lantai yang akan dia bersihkan.

Keheningan ketika dia mulai bekerja inilah yang selalu dinikmati oleh Sara. Waktu dirinya tidak memikirkan apapun dan hanya sibuk bekerja mampu membuat Sara melupakan semua masalahnya.

"Hai Sara!!" panggil rekan kerjanya ketika jam perusahaan masuk sudah tiba.

"Apa?"

"Aku baru saja mendengar berita baru"

"Apa?" tanya Sara ingin tahu.

"Katanya supervisor dipanggil atasannya hari ini"

"Apa ada petugas kebersihan yang membuat kesalahan?"

"Sepertinya tidak. Atau ada pengurangan petugas kebersihan?"

"Tidak mungkin. Petugas kebersihan yang ada masih dibebani dengan tiga lantai setiap hari. Kalau personelnya dikurangi, beban pekerjaan akan bertambah. Pasti banyak yang berpikir untuk berhenti kalau gaji tidak ditambah" kata Sara

"Tapi bukannya manajemen perusahaan membenci petugas kebersihan? Sudah tiga tahun ini kita tidak mendapatkan kenaikan gaji. Dan ketika pegawai lain mendapatkan tunjangan tambahan, kita tidak"

Sara menunduk dalam. Tiga tahun, gara-gara dia, semua petugas kebersihan mengalami hal sial. Tidak pernah mendapatkan kenaikan gaji, tidak mendapat uang lembur dan penambahan beban kerja. Semua karena pria itu dan Nyonya Besar membencinya.

"Maaf" ucap Sara merasa bersalah.

"Kenapa kamu minta maaf? Ini bukan salahmu"

Setelah menghabiskan waktu rehat dengan mengobrol, rekan kerjanya kembali bekerja. Begitu juga dengan Sara.

Dia memulai dengan naik ke lantai paling atas dan memeriksa apa yang terlewatkan.

"Nyonya!" panggil seseorang.

Yang bisa memanggil Sara dengan panggilan itu hanya satu orang.

"Asisten Noel" sapa Sara

"Tuan Marco memanggil Anda"

Sara meninggalkan trolinya dan pergi ke ruangan CEO. Meski mendapat pandangan mata aneh dari beberapa pegawai di lantai itu, melihatnya mengikuti Asisten Noel ke ruang CEO. Tapi Sara tidak punya pilihan.

Baru saja dia masuk ke dalam ruangan, pria itu menyambutnya dengan senyum. Sesuatu yang tidak pernah terjadi. Karena setiap kali masuk ke dalam ruang CEO sebelum kecelakaan terjadi, dia hanya akan menerima wajah masam pria itu.

"Istriku sayang" sambut pria itu lalu mengecup pipinya. Lama sekali sampai Sara bisa mencium aroma parfum pria itu.

"Ada apa memanggilku?"

"Kenapa? Memangnya seorang suami memerlukan alasan untuk memanggil istrinya sendiri?" ucap pria itu.

"Tapi, bukankah kau tidak suka kalau aku ... " kata-kata Sara tertahan di bibirnya. Dia kelepasan.

"Maksudku, aku tidak ingin kita terlihat berdua" lanjutnya memperbaiki semuanya.

"Duduklah!"

Sara bergerak sesuai arahan pria itu dan mengetahui di atas meja sudah ada makanan.

"Ini?"

"Sarapan. Sayang, kau pergi bekerja tanpa makan. Membuatku sangat khawatir. Dan lagi pekerjaanmu ini, sangat menguras tenaga. Seharusnya kau menyempatkan diri untuk makan sebelum berangkat kerja. Lihat tubuhmu, begitu kurus. Seingatku, kau tidak sekurus ini dulu. Walaupun ada beberapa bagian tubuhmu masih memiliki ukuran yang sama"

Sara melihat tangan pria itu terulur lalu membuat gerakan seperti meremas sesuatu. Membuatnya mengerti bagian tubuh mana dari dirinya yang memiliki ukuran sama. Walau berat badannya menurun.

"Terima kasih sudah menyiapkan makanan. Tapi seharusnya tidak perlu. Aku bisa membeli makanan sendiri nanti disaat makan siang"

"Dengan gaji sebesar itu, aku ragu kau dapat membeli makanan yang layak setiap harinya"

Sara melihat ke arah pria itu. Bertanya-tanya apakah pria itu mengetahui besaran gajinya? Tidak mungkin. Pria itu tak pernah peduli tentang berapa uang yang dia miliki. Dulu maupun sekarang.

Tapi ternyata pemikiran Sara salah. Karena keesokan harinya, dia menerima kabar yang sangat mengejutkan.

"Kabar gembira untuk semua petugas kebersihan. Setelah tiga tahun lamanya, akhirnya CEO menaikkan gaji kalian. Tiga kali lipat!!" umum supervisor pada pengarahan pagi.

Semua orang termasuk Sara tidak bisa percaya dan hanya membisu.

"Kenapa? Apa kalian tidak senang?" tanya supervisor tidak menyangka reaksi yang didapat.

"Benarkah??" tanya salah satu rekan Sara yang bertugas di lobi dan basement.

"Apa benar? Tiga kali lipat?" tanya rekan Ada yang bekerja di lantai lima, enam dan tujuh.

"Benar!! Tiga kali lipat. Dan kalian tak perlu lagi mengerjakan dua shift. Karena jumlah petugas kebersihan akan ditambah. Juga ada uang lembur ketika ada acara perusahaan!"

Segera saja semua petugas kebersihan bersorak. Tapi dalam hati Sara, semuanya menjadi tak menentu. Pria itu, kemarin bicara tentang gajinya. Apa karena hal ini?

Menepis perasaannya, Sara merasa sangat berterima kasih pada pria itu. Karena telah membahagiakan semua petugas kebersihan perusahaan yang ikut menderita karena dirinya.