NovelToon NovelToon
Suami Dadakan Super Aneh

Suami Dadakan Super Aneh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:198k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mizzly

Pernikahan Mentari dan Bayu hanya tinggal dua hari lagi namun secara mengejutkan Mentari memergoki Bayu berselingkuh dengan Purnama, adik kandungnya sendiri.

Tak ingin menorehkan malu di wajah kedua orang tuanya, Mentari terpaksa dinikahkan dengan Senja, saudara sepupu Bayu.

Tanpa Mentari ketahui, Senja adalah lelaki paling aneh yang ia kenal. Apakah rumah tangga Mentari dan Senja akan bertahan meski tak ada cinta di hati Mentari untuk Senja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

B.E.L.E.K

Mentari

"Apa? Kamu muntah-muntah? Memangnya kamu telat?" tanya Ibu Nur dengan tatapan penuh antusias.

"Iya, telat. Aku sudah bilang tapi dia tak mau dengar, Bu," jawab Senja membuat kesalahpahaman semakin bak benang kusut.

"Ya ampun, Tari. Dengarkan suamimu dong. Dia itu bersikap seperti itu karena peduli sama kamu," nasehat Ibu Nur.

Ini apa sih?

Kenapa makin ngaco dan tidak nyambung sih?

"Bu, aku-"

"Itu karena Tari telat makan ditambah makan rujak sembarangan, Bu. Beli di abang-abang lewat yang jarang cuci tangan sehabis pipis, ya... gitu deh jadinya," kata Senja memotong ucapanku.

Ibu Nur nampak bingung. "Maksudnya?"

"Tanda sakit maag bukan? Tadi Ibu bilang kalau Tari...."

Sudahlah. Lebih baik kutinggalkan ibu dan anak itu berdua. Silahkan kalian bergandengan tangan dan nyasar berduaan.

.

.

.

Sudah jam 10 malam dan mataku belum juga terpejam. Ini adalah kali kedua aku dan Senja tidur sekamar. Sebuah guling sudah diletakkan di antara kami, sebagai pemisah agar Senja tidak berbuat lebih jauh.

"Ja," panggilku.

"Hem," jawab Senja.

"Kamu belum tidur?" tanyaku lagi.

"Kalau sudah tidur, bagaimana aku jawab panggilanmu?" balas Senja dengan menyebalkan.

"Iya juga sih. Kamu tidak pergi nongkrong? Biasanya setiap malam kamu pergi dan pulang pagi?" Kalau Senja pergi, aku pasti langsung tidur nyenyak.

"Malam ini libur. Aku mau tidur di kamar sama kamu," jawab Senja. Aku bisa membayangkan senyum jahil di wajahnya tanpa perlu melihatnya secara langsung.

"Ish... sudah kamu pergi nongkrong saja. Aku mau tidur pulas nih," usirku tanpa sungkan lagi.

"Dih, ngusir! Suka-suka aku dong. Aku mau pergi atau tidak. Memangnya kamu nggak kangen sama aku? Sudah 2 hari loh aku nggak pulang," balas Senja.

Aku menopang kepalaku lalu menatap wajah Senja. "Memang kamu kemarin kemana?" tanyaku penasaran.

"Ada urusan mendadak. Aku harus pulang ke rumah eh Bapak sama Ibu malah minta ikut," jawab Senja. Dari sorot matanya terlihat kalau ia berbicara jujur. "Ya sudah, aku jadi supir mereka."

"Aku hampir lapor polisi loh, Ja."

"Karena kamu khawatir sama aku?" Senja menatapku, mata kami saling bertemu, membuat desir aneh terasa di dadaku.

Aku mengangguk pelan. "Aku takut kamu jadi korban tabrak lari saat meminta sumbangan masjid. Aku takut kamu dan teman-teman tongkronganmu kena razia narkoba. Aku juga takut... kamu ninggalin aku. Aku sudah pernah ditinggalkan beberapa bulan lalu. Membayangkan kalau aku akan ditinggalkan lagi rasanya...."

"Aku tak akan tinggalkan kamu. Tenanglah. Aku bukan laki-laki pengecut macam sepupuku Bayu." Tangan Senja terulur dan membelai rambutku. "Maafin aku ya, handphone-ku jatuh saat di stasiun dan terinjak orang. Lain kali, aku akan kabari kamu. Aku janji."

Mataku terasa agak perih dan berkaca-kaca. Tidak, jangan sampai Senja tahu kalau aku terharu. Aku kembali menaruh kepalaku di atas bantal dan menatap langit-langit kamar. Jangan sampai air mataku menetes, bisa makin besar kepala lelaki di sebelahku kalau dia tahu aku terharu akan perkataannya.

"Lain kali, hafalkan nomorku!" kataku.

"Siap, Bos! Tidurlah, sudah malam. Aku ngantuk sehabis menyetir seharian." Senja menguap.

Suara nafas teratur Senja menjadi pertanda ia sudah tertidur lelap. "Ja, maafin aku ya. Terima kasih kamu tidak meninggalkanku."

.

.

.

Kehadiran kedua mertuaku di rumah membuat kesibukanku sedikit berbeda. Biasanya sehabis bangun sholat subuh aku akan tidur lagi tapi kini aku harus menyiapkan sarapan pagi. Tentu bukan aku yang masak, aku beli di tukang nasi uduk dekat rumah.

Hari masih terlalu pagi namun antrian di tukang nasi uduk sudah panjang. Sebuah suara yang tak asing terdengar menyambut kedatanganku. "Eh ada Tari. Beli nasi uduk untuk Senja?" sapa Ibu Enka.

Aku tersenyum ramah. "Iya, Bu." Aku memesan 4 bungkus nasi uduk lalu duduk menunggu giliranku dibuatkan.

"Banyak sekali pesan 4, ada tamu yang datang ya?" tanya Ibu Enka penuh ingin tahu.

"Ada orang tua Senja sedang menginap," jawabku jujur.

"Oalah... pantas belinya banyak." Ibu Enka duduk di sebelahku tanpa aku suruh. "Kamu pasti senang ya dikunjungi paman dan bibimu?"

Aku menjawab dengan menganggukkan kepalaku. Aku tak mau banyak bicara, takut salah. Ibu Enka lalu mengoceh banyak hal selama aku menunggu antrian nasi udukku dibuatkan. Aku hanya menjawab singkat sekedar menghargai ucapannya.

Obrolan kami terhenti ketika sorot mata Bu Enka menatap seorang perempuan berhijab lewat di depan kami. Perempuan yang beberapa hari lalu membuatku kesal karena tak bisa membalikkan ucapannya.

"Eh ada Pelangi. Mau berangkat kerja Neng Cantik?" sapa Ibu Enka dengan ramah.

"Iya, Bu," jawab Pelangi sambil tersipu malu.

Dih, pasti senang deh dipuji cantik.

"Rapi banget dandanannya. Kalau kerja di bank itu memang penampilannya harus rapi ya? Seragamnya juga bagus. Keren," puji Ibu Enka.

Kutatap penampilan Pelangi dari atas kepala sampai kaki. Pelangi mengenakan jilbab warna senada dengan kemeja yang ia kenakan. Tangannya memegang blazer warna biru navy. Sepatu pantofel dengan tinggi 5 cm menambah kesan anggun dan wanita karir yang kuat.

Keren sekali.

Aku iri.

Menjadi pegawai bank adalah pekerjaan impianku sejak dulu. Sayang, Bapak tak mengijinkanku pergi jauh dari kampung untuk bekerja di kota.

Melihat penampilan cantik Pelangi sebagai pegawai bank membuatku iri. Kalau aku yang mengenakan seragam kerja seperti itu, pasti akan lebih cantik. Rambutku akan aku sanggul bak pramugari.

Aku membandingkan dengan penampilanku saat ini. Aku hanya mengenakan baju tidur setelan dengan motif Doraemon, sandal Swallow warna hijau dan rambut yang dicepol dengan jedai kramat kesukaanku. Pantas saja Ibu Enka tak memujiku cantik, penampilanku begini. Jauh bila dibandingkan dengan Pelangi yang rapi dan wangi.

"Sudah tuntutan pekerjaan, Bu. Aku berangkat dulu ya, Bu. Permisi." Pelangi tersenyum lebar, seolah ia menang telak bila dibandingkan denganku yang kucel ini.

Argh... aku tak suka dia.

Dasar cewek menyebalkan!

Untung saja pesanan nasi udukku sudah selesai. Cepat-cepat aku pulang ke rumah dengan wajah yang ditekuk sebal.

"Kenapa cemberut begitu? Lagi datang bulan?" Senja sedang latihan angkat beban di teras rumah. Kaleng berisi semen yang dicor sendiri dibuat bak barbel.

"Habis bertemu fans kamu tuh." Aku masuk ke dalam rumah. Senja rupanya mengikutiku dari belakang.

"Fans? Siapa?" tanya Senja.

"Itu loh, karyawan bank yang keren itu," sindirku.

"Karyawan bank?" Senja mengerutkan keningnya. "Oh... Pelangi?"

"Iya, Pelangi di matamu alias b.e.l.e.k." Aku pergi ke dapur untuk mengambil piring.

Kudengar Senja tertawa terbahak-bahak mendengar ucapanku. "Aku bilangin Bapaknya loh!" ancam Senja.

"Bodo amat, nggak takut tuh," balasku.

"Yakin? Kalau kita diusir dari kontrakan ini bagaimana?" tanya Senja.

Aku menghentikan kegiatanku dan menatap Senja dengan serius. "Kenapa kita diusir?"

"Orang tua Pelangi adalah pemilik rumah kontrakan ini. Kamu mau kita diusir karena kamu mengatai anaknya seperti b.e.l.e.k?"

****

1
darsih
ya elah purnama nanti d sakitin rasa SM Bayu barubtau rasa deh
Bunda dinna
purnama ternyata.........
Putri Dhamayanti
ya ya yaaaa.... silahkan menikmati kegilaan mas bayumu ya purnama... mayanlah yaa dapet pak lurah, qiqiqii dahlah calon suami kagak cinta, calon mertua gila uang dan jabatan. Nikmati deh sono
𝐙⃝🦜尺o
purnama kan gak tau maksud terselubung nya. keluarga Bayu melamar, purnama terima Bayu selain karna masih suka juga dia mikir sama keadaannya yang sudah ternoda dia takut gak ada yang mau nerima dia dengan tulus nantinya
tehNci
Kayaknya ini hasil omongan Purnama saat bertemu Bayu kemaren deh....🙄
tehNci
Membutuhkan purnama untuk memulihkan nama baik, iya..... lain²nya sih SALAH BESAR
tehNci
Ish....selesein dulu pembicaraannya, jangannbiarkan salah paham menerpa berlarut-larut
Risa Amanta
Hhhmmm .sudah aku duga
Muhammad Dimas Prasetyo
udah sih mentari ikhlasin aja adikmu menikah dengan Bayu..lagian sekarang kamu punya senja yg aka melindungi mu dari kejahatan Bayu dan semua demi kebahagian adikmu juga
𝒩𝓎ᷱ𝑜ͥ𝓃ᷤ𝓎ͤ𝒶 𝑀𝑒𝓃𝑒𝑒𝓇
wong gemblung
wes, kita simak aja drama selanjutnya
semoga gak kalah seru dari drama tersandung nya indosemar
no 🎸 ve
Duhh Senja salah paham dehh 😅
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
pria seperti Bayu dan keluarga nya yang di pikir kan ambisi, tak ada ketulusan di dalam nya
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
mau memanfaatkan uang desa kah pak budi
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
pak Budi orang nya berambisi tinggi
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
ajaran yang menyesatkan itu pak🤦‍♀️
vivinika ivanayanti
Heemmmm karepmu purnama.....Tariii.... ternyata pengorbanan perhatian dan cinta senja blm membuat mu bersyukur
vivinika ivanayanti
Tari....jujur sama Senja, kalo si bayem itu dapat goda kamu ngajakin balikan biar senja juga ikut mikir seperti yg kamu pikirin
ani surani
nah, bagus nih. emg hrs gitu kalo emg gk suka jangan dipaksa 👍❤
Tati st🍒🍒🍒
tar giliran hari pernikahan purnama yg kabur wkwkwk
Purnama Pasedu
kenapa mentari marah,purnama cinta Bayu ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!