Ketika keturunan mafia menyamar menjadi mahasiswa yang dibully!
William Stone-Brooks memiliki maksud tersendiri hingga memilih berkuliah untuk kedua kalinya di Venesia Italia, menyamar menjadi pria pendiam, culun dan sering di-bully. Hingga satu insiden yang membuatnya tertarik kepada seorang gadis yang berani membelanya tatkala semua hanya diam saat pembullyan terjadi. Jane Stewart, itulah nama gadis pemberani dan sangat energik.
Dengan maksud terselubung, William berhasil mendekatinya hingga menjalin hubungan kekasih dengan Jane sampai hari itu tiba.
“Aku tidak ingin berurusan denganmu Mr. Mafia.” Gertak Jane menatap tajam penuh amarah ketika dia merasa dikhianati oleh pria yang pernah dia cintai.
“Sekarang kau akan selalu berurusan denganku, ketika aku akan menjadikan mu sebagai milikku, Jane Robinson.”
Deg!
SEASON 2 DARI A Baby For The Mafia Boss
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEiaMM — BAB 16
PERASAAN JANE YANG SUNGGUHAN
Sungguh moment yang menyenangkan, ketika dua insan menikmatinya bersama. Bahkan, Will sendiri baru pertama kalinya menikmati hal-hal unik bersama Jane. Mereka benar-benar lupa akan penampilan masing-masing.
Hingga menjelang malam, dengan tawa yang puas, Jane dan Will berjalan ke arah apartemennya sembari bergandengan tangan serta membawa beberapa boneka hingga beberapa sisa-sisa dari karnaval seperti permen gula dan aksesoris lain.
“Aku tidak pernah merasakan semua itu! Apa ini benar-benar gila! Kau tahu!” ucap Jane tak bisa mengendalikan dirinya yang terlalu senang hingga wanita itu melepaskan gandengannya dan berjalan mundur sembari merentangkan kedua tangannya saat Will terus menatap nya.
“INI ADALAH MOMENT YANG MENYENANGKAN WILL!!!” ucapnya lantang saat dia benar-benar dibuat Will momen yang sangat berharga dan indah.
Dengan tatapan lekat, Jane menghampirinya, melepaskan kacamata Will hingga mencium bibirnya lebih dulu. Tanpa ragu dan malu, wanita itu bahkan melupakan soal kissmark di tulang selangkanya.
Kini ciuman itu benar-benar menjadi lebih intens saat kedua tangan Jane hampir mendekap kepala Will yang saat itu mulai membalas ciuman mereka di gelapnya malam.
Tak ada yang melihat namun beberapa orang dari Robinson melihatnya secara jauh. Ya! Itu anak buah dari ayah tirinya Jane yang sebenarnya ingin mengambil wanita itu atau lebih tepatnya menculiknya dan menghabisinya. Namun karena Jane terus berdekatan dengan Will, membuat mereka kesusahan.
“Hahhh— Aku mencintaimu!” ucap Jane dengan napas memburu saat dia masih berdekatan dengan Will usai ciuman selesai.
Hidung mancung mereka hampir bersentuhan, hingga Jane tersenyum lebar saat dia mengatakannya sekali lagi. Bahwa dia mencintai William! Tentu saja pria itu terdiam hingga melihatnya masuk lebih dulu.
Pria dengan Hoodie putih itu menoleh ke kanan dengan tatapan tajam, seolah dia sudah tahu bahwa ada seseorang yang mengintai nya.
Bersamaan dengan kepergian Jane. Anak buah Robinson juga pergi dari sana.
“Will!” panggil seorang wanita yang mengejutkan Will saat ini. Tentu saja pria itu menoleh dan melihat keberadaan Stacey di sana.
Sejak kapan Stacey tiba di Italia? Namun yang pasti, saat ini dia sudah datang ketika Will sangat sulit dihubungi dan diajak bicara.
Dengan ditemani Virgil dan dua anak buah di belakang Stacey, Will menyeringai kecil melihat kehadiran bibinya itu. “Apa Aurora yang menyuruh mu datang?! Jika kedatangan mu soal ingin menghentikan ku, maka itu hanya sia-sia.” Ujar Will terus terang.
Stacey tersenyum kecil memasukan kedua tangannya ke saku mantelnya. “Kau sangat susah dikendalikan seperti ayahmu! Dengar Will, aku datang bukan untuk mengentikan mu, aku selalu mendukung mu dan Aurora. Ada beberapa orang yang mencintaimu, mereka dari Robinson.” Jelas Stacey yang masih di dengar oleh Will.
Pria itu juga sudah tahu akan hal tersebut.
“Mereka tidak mengintai ku— ”
“But your Girlfriend! (Tapi pacarmu)!” potong Stacey masih tersenyum tipis hingga senyumannya pudar saat dia melirik ke arah apartemen, mengingat wanita yang dekat dengan Will saat ini.
“Kau sudah tahu siapa wanita itu Will. Dan orang-orang yang mengintai itu adalah dari Robinson, dan pemimpin Robinson masih tidak diketahui.”
“Aku sudah mencari tahunya, Bibi tidak perlu khawatir dan kau bisa kembali ke Las Vegas. Aku yakin Aurora lebih membutuhkan mu saat ini.” Ucap Will yang langsung masuk ke apartemen nya.
Sungguh! Hubungan Aurora dan William tidak baik-baik saja sejak keduanya memiliki beda pendapat dan juga hati. Aurora memilih untuk enggan mengenang masalalu sekaligus musuh yang sudah meledakkan kedua orang tuanya saat itu karena dia ingin kedamaian dan tidak mau kehilangan adiknya.
Namun William malah kebalikannya. Dia akan membalas dendam dan mendapatkan pelakunya sampai ketemu.
“Nyonya!” panggil anak buahnya yang menganut Stacey menoleh.
“Kita kembali ke Las Vegas! Setidaknya aku sudah melihatnya baik-baik saja!” ucap Stacey menghela napas panjang.
Dia tidak mempermasalahkan soal kedekatan Will dengan Jane si wanita dari kalangan mafia juga. Hanya saja dia mengkhawatirkan wanita malang itu yang mungkin hanya menjadi permainan saja bagi Will.
.
.
.
Selama perjalanan menuju ke tempat mendaratnya jet pribadi nya. Sekelompok orang tiba-tiba menyerang mobil Stacey malam itu juga.
“Shit!” umpat wanita itu menengok ke belakang dan melihat anak buah Robinson menembaki nya.
“Jangan berhenti dan fokus ke jalanan!” pinta Stacey yang mulai mengeluarkan pistolnya, dibantu oleh satu anak buahnya yang duduk di kursi depan.
Meski usianya sudah semakin tua, namun Stacey masih tidak lupa cara menembak dan menyerang musuh. DARRR! DARR!! Suara tembakan begitu bersahutan hingga kecepatan mobil pun sudah seperti pembalap.
Bruakk! Stacey yang kesal langsung membuka pintu mobilnya dan mengenai satu musuhnya hingga membuatnya jatuh bersamaan dengan pintu mobilnya.
Stacey pikir semua itu akan berkelanjutan, namun nyatanya mobil musuh malah pergi begitu saja. Melihat itu Stacey berkerut alis dan langsung turun menghampiri salah seorang pria yang merupakan komplotan orang-orangnya Robinson tadi.
Darr! Darr! Dua tembakan dilepas ke kepala pria tadi hingga tewas.
“Apa perlu kita mengejarnya?” tanya anak buahnya.
“Lupakan saja, ayo!” pinta Stacey yang memilih masuk ke mobil.
Sementara anak buah Robinson yang kini sudah jauh dari kejaran Stacey, mereka mengumpat marah. “Kenapa kita malah pergi? Kita bisa membunuh mereka!” ucap pria yang menyetir mobil.
“Lupakan saja. Dia seorang Stone-Brooks! Ini berita yang penting untuk disampaikan ke bos.” Jelas pria bernama Dulox yang merupakan asisten dari ayah tiri Jane.
...***...
Selang beberapa bulan berlalu begitu cepat. Hubungan Jane dan Will begitu dalam, namun tak sekalipun pria itu melakukannya lebih dari ciuman jika bermesraan dengan Jane.
Bahkan tuan McPatrlin pun sama sekali tidak memanggilnya apalagi mencari gara-gara. Tak sesekali, Will juga sering bertemu dengan beberapa orang yang ingin bekerjasama di bisnis gelapnya termasuk para wanita kaya.
“Tidak masalah jika ingin merubah diri secara perlahan!” ujar Jane yang kini duduk di pangkuan Will saat ia sibuk mengoles wajah pria itu dengan krim yang membuat bintik buatan Will itu hilang.
Bahkan Jane melepas kacamata pria itu dan sedikit mengacak rambut Will hingga senyumannya hilang ketika dia mengamati wajah tampan kekasihnya itu.
“Apa terlihat aneh?” tanya Will dengan sengaja.
“Em.. Ti-tidak... Kau terlihat lebih tampan! Okay, lupakan dan coba lihatlah!” ucap Jane menunjukkan cermin ke Will, sekedar untuk pengalihan saja saat dia benar-benar terkesima akan paras pria itu.
Will sendiri melihat jelas bagaimana Jane gelagapan dan mencoba menghindari kontak mata mereka. “Apa kau tidak akan menyesal karena sudah mengenalku?” tanya Will yang seolah itu sebuah tanda.
Jane terdiam menatap lekat tanpa senyuman. Begitu dalam saat mereka saling beradu pandang.
“No. Selagi kau tidak membuatku emosi!” balas Jane tersenyum lebar dan hendak bangkit dari pangkuan Will sampai pria itu menahannya dan menyelipkan tangannya yang bergerak menyelipkan rambut panjang Jane ke belakang telinga, lalu menyentuh lehernya.
Sedangkan Jane meremas lengan Will yang tertutup oleh sweater putih.
“Kau sedang apa Will?” lirih Jane yang sedikit menunduk saat pria itu mendekatinya.
“Ku harap kau tidak akan menyesali perbuatan mu sendiri, dan aku akan mengingat akan ucapan mu. Ciuman dan sentuhan mu membuatku— ”
“Will— ” Jane mencoba menatapnya dan menghentikan Will yang berhasil membuatnya berdegup tak karuan. Namun pria itu seolah sengaja menumbuhkan sesuatu dalam diri wanita itu.
Jane menggeleng kecil. “Hentikan... Kau membuatku...” Tak bisa berkata-kata, Jane mencoba bernapas lega.
Tit... Tit... Tit... Tit.. Hingga suara panggilan pesan suara baru saja masuk dan memudarkan semuanya.
apakah kamu harus terluka dulu di tangan orang lain Jane baru kamu patuh kepada Will???? 🤔🤔🤔
Apakah Aurora akan mengalami sesuatu di tengah jalan???
sprti nya Nat hrs di beri pelajaran sama Dante 😀😂🫢🤭
klu will yah jiwa2 ayah nya Donovan keras kepala & tanpa belaa kasih sm musuh..
kpn thor aurora di bikin romantis sama asisten dante hehehehehe
apakah mereka mau menyerahkan nyawa mereka sndri????
edan wkwkwkw
Mending kalian ceritakan kenapa dng keluarga Robinson, apa yg ingin dia perbuatan sama Jane, biar Jane mikr" buat kabur wkwkw