NovelToon NovelToon
Pesona Sang Duda

Pesona Sang Duda

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:30.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Warning.!! Area khusus dewasa.!
Bukan tempat untuk mencari nilai kehidupan positif. Novel ini di buat hanya untuk hiburan semata.
Tidak suka = SKIP


Pesona Al Vano Mahesa mampu membuat banyak wanita tergila - gila padanya. Duda beranak 1 yang baru berusia 30 tahun itu selalu menjadi pusat perhatian di perusahaan miliknya. Banyak karyawan yang berlomba lomba untuk mendapatkan hati anak Vano, dengan tujuan menarik perhatian Vano agar bisa di jadikan ibu sambung untuk anak semata wayangnya.
Sayangnya rasa cinta Vano yang begitu besar pada mendiang istrinya, membuat Vano menutup hati dan tidak lagi tertarik untuk mencintai wanita lain.
anak.?
Namun,,,, kejadian malam itu yang membuatnya tidur dengan sorang wanita, tanpa sengaja mampu membuat anak semata wayangnya begitu menyukai wanita itu, bahkan meminta Vano untuk menjadikan wanita itu sebagai ibunya.
Lalu apa yang akan Vano lakukan.?
Bertahan pada perasaannya, atau mengabulkan permintaan sang anak.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Kedekatan Naura dan Celina yang hangat dan penuh tawa, lantas tidak membuat Vano berfikir untuk menjadikan Celina sebagai ibu sambung bagi Naura. Kembali lagi pada masa lalu Celina yang kelam dan jauh dari kata layak. Vano hanya ingin mencarikan ibu sambung untuk Naura yang tidak memiliki citra buruk. Vano tidak akan sembarangan dalam hal itu. Tidak mungkin menjadikan sugar baby sebagai ibu untuk putri semata wayangnya.

Vano sangat sadar kalau dia dan Celina tidak jauh berbeda. Sadar bahwa dia bukan manusia suci, bukan laki - laki baik karna selama ini sudah banyak tidur dengan wanita lain. Tapi sebagai laki - laki, sebejad apapun sifatnya, nalurinya tetap akan memilih wanita baik - baik untuk dijadikan sebagai istri sekaligus ibu sambung bagi Naura.

Vano terlalu naif, juga terlalu memandang rendah seseorang. Dia beranggapan bahwa seseorang dengan masa lalu kelam tidak memiliki sisi baik dalam dirinya.

Padahal kita tidak bisa menilai baik buruknya seseorang dari masa lalunya. Siapapun bisa berubah, bahkan bisa menjadi orang yang jauh lebih baik dari seseorang yang menganggapnya rendah.

Pada dasarnya Celina bukan wanita nakal. Saat ini dia bahkan sudah menyesali perbuatan kotornya. Dia sadar bahwa menjadi sugar baby hanya merusak dirinya sendiri. Demi mendapatkan kebahagiaan sesaat, dia harus rela mengorbankan diri dan perasaannya.

Berpisah dengan Marvin membuat Celina sadar betapa bodohnya dia saat itu.

Vano menatap Naura dan Celina dari kejauhan. Memperhatikan 2 wanita cantik yang sedang duduk di ruang makan. Tidak disangka kalau putrinya akan menyukai masakan Celina, bahkan Naura makan dengan lahap di tangan Celina.

"Aaaaa,,, buka mulutnya,," Untuk kesekian kalinya Celina menyuapkan makanan ke mulut Naura hingga habis tak tersisa. Gadis kecil itu senang saja setiap kali Celina menyuruhnya untuk membuka mulut.

"Ok sudah habis." Celina mengusap gemas pipi Chubby Naura yang masih penuh dengan makanan.

"Enak aunty,,," Seru Naura memuji. Mulut anak kecil memang tidak bisa berbohong. Naura pasti tidak akan menghabiskan makanan itu kalau masakan Celina tidak enak.

"Masakan aunty memang selalu enak." Celina menambahi, memuji dirinya sendiri sambil melirik sinis ke arah Vano.

"Setelah ini habiskan minumnya, aunty ke depan sebentar." Celina beranjak. Naura langsung menurut dengan anggukan kepala dwn membiarkan Celina pergi dari ruang makan.

Melihat Celina berjalan mendekat ke arahnya, Vano langsung bergegas ke ruang keluarga dengan langkah tegap dan wajah yang lurus ke depan. Langkah yang membuat Vano terlihat semakin sombong dan angkuh.

"Kamu lihat sendiri bukan.? Putrimu bahkan makan dengan lahap." Celina mengulas senyum puas. Merasa menang dari Vano. Laki - laki yang secara halus sudah menghina masakannya, tapi nyatanya Naura sangat menyukai makan itu.

Vano hanya menatap acuh tanpa memberikan komentar. Dia sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Naura makan lahap dengan porsi yang lebih banyak dari biasanya. Sedangkan anak seusia Naura sangat selektif dalam memilih makanan.

"Papaa,,," Naura berlari ke arah Vano, duduk di samping Vano dan memeluknya dari samping. Wajah Naura berbinar, dia terlihat bahagia berada di apartemen Celina.

"Ayo pulang,," Ajak Vano lembut. Celina menatap jengah, geli pada Vano yang menurutnya memiliki kepribadian ganda. Sangat lembut didepan putrinya, namun kejam dan sadis padanya.

"No Papa,,," Naura menolak. Dia menggelengkan kepalanya berulang kali. Penolakan Naura membuat Celina bersorak senang dalam hati, dia menang lagi dari Vano. Naura lebih memilih tetap berada di apartemen ini daripada menuruti ajakan sang Papa. Bukankah itu sudah menjelaskan bagaimana perasaan Naura pada Celina.? Sudah pasti gadis kecil itu menaruh hati pada Celina.

"Sudah sore sayang, kita harus pulang dan mandi." Vano berusaha membujuk Naura.

"Nanti kita beli es krim kesukaan Naura," Tambahnya lagi. Celina menahan tawa, melihat bagaimana Vano membujuk Naura dengan wajah memohon.

Naura tetap menggelengkan kepalanya. Menolak dengan wajah cemberutnya yang khas. Dia bahkan langsung bergeser, menjauh dari Vano dan perlahan pindah kesamping Celina yang tengah duduk di sebrang Vano.

"Mau sama aunty cantik, Papa,," Rengek Naura. Dia memeluk Celina erat, seolah takut untuk berpisah dengan Celina.

Vano menghela nafas berat, dia berdiri dan menghampiri Naura. Mengulurkan tangan pada putrinya untuk kembali mengajaknya pulang.

"Ayo sayang, kita harus pulang." Ujarnya lagi.

"No aunty,, Naura tidak mau pulang,," Naura merengek pada Celina, dia berharap Celina bisa membuat sang Papa untuk tetap mengijinkannya berada disana.

"Jangan dipaksa, dia bisa memberontak kalau terus dipaksa." Celina memberikan usapan lembut di punggung Naura.

"Pulang saja kalau kakak sibuk, biar Naura disini. Aku akan mengantarnya pulang kalau dia sudah mau pulang,," Celina masih berbaik hati untuk menjaga Naura, meski dia tau kalau Vano tidak suka jika Naura terlalu dekat dengannya. Terbukti dari bagaimana Vano bersikeras untuk membujuk Naura agar cepat pulang.

"Naura bukan barang, aku tidak bisa membiarkannya berdua dengan sembarang orang." Ujar Vano datar. Perkataannya mampu membuat Celina tersenyum kecut. Entah sudah berapa kali Vano memandangnya rendah. Rasanya obsesi untuk mendaptkan hati Vano kini telah berubah. Berpindah haluan dengan rasa benci dan ingin membalas perlakuan buruk Vano padanya.

"Kalau begitu bawa pulang saja kalau bisa,," Celina menantang. Dia melepaskan pelukan Naura dan beranjak dari duduknya.

"Naura mau ikut Papa pulang, atau mau disini sama aunty.?" Celina memberikan pilihan pada Naura. Dia berdiri didepan Naura, begitu juga dengan Vano. Celina membiarkan Naura untuk memilih.

Gadis cantik itu menatap Vano dan Celina bergantian. Tanpa merasa ragu sedikitpun, Naura langsung memilih Celina dengan memeluknya.

"Sama aunty, Papa,," Ujarnya pada Vano.

Celina tersenyum puas, juga memberikan tatapan meremeh pada Vano.

"Anak kecil tidak akan salah memilih," Ujar Celina sinis. Dia berjongkok dan menggendong Naura.

"Ok, Naura boleh main disini sama aunty."

"Kita beli baju dulu yah, biar Naura bisa mandi disini." Celina membawa Naura ke kamar untuk mengambil ponsel agar bisa memesankan baju untuk Naura.

Dia berlalu begitu saja tanpa menghiraukan Vano.

Vano menjatuhkan diri di sofa. Dia tidak bisa berbuat apapun kalau Naura sudah merengek. Baru kali ini Naura tidak mau lepas dengan orang yang baru beberapa kali dia temui. Vano heran saja, kenapa harus dengan Celina. Wanita yang menurutnya tidak baik untuk putrinya.

Begitu baju milik Naura datang, Celina langsung memandikan Naura. Gadis kecil itu menurut, tidak memberikan penolakan sedikitpun. Bahkan begitu menikmati kebersamaannya dengan Celina. Suara tawa Naura di kamar tamu bahkan sampai terdengar oleh Vano yang tengah duduk di ruang keluarga. Tanpa sadar Vano mengulas senyum. Tawa Naura adalah kebahagiaannya.

"Naura sudah cantik Papa,,," Seru Celina sambil menggandeng Naura menghampiri Vano.

"Ayo jalan - jalan,," Ujarnya lagi. Celina menyengir kuda ada Vano, namun tatapan matanya penuh kekesalan.

"Ayo Papa, Naura mau ke mall,," Rengek Naura. Dia langsung menarik tangan Vano agar beranjak.

"Kamu lihat sendiri kan Papa, putri cantikmu ingin jalan - jalan." Celina menekankan kalimatnya. Jelas sekali sedang meledek dan mengerjai Vano.

"Kau,,!" Vano berbisik ditelinga Celina, dia juga mencengkram kuat lengan Celina.

"Jangan coba - coba mencuci otak putriku.!" Geramnya. Celina tersenyum santai. Tidak gentar sedikitpun meski sedang di peringatkan oleh Vano.

"Tanpa harus susah payah mencuci otaknya, Naura sudah lengket padaku." Sahut Celina penuh kemenangan.

"Tinggal pilih saja, mau menyenangkan Naura, atau mau membuat Naura benci padamu karna terus menolak keinginannya."

Celina membuat Vano membeku, lagi - lagi dia kalah karna tidak bisa berkutik.

Pada akhirnya Vano tetap menuruti keinginan Naura dan Celina.

1
Gintania nia
menarik sampai bab terakhir
Dee
Dion sama Intan saja
say't
nct tp cewekx trliat tua y
say't
intan ni malu2 tp mau..sok alim tp hati melebihi sifat satan
Jenike Amaliyah
sae ron /Cry/
Jenike Amaliyah
Buruk
strawberry 🍓
si vano nih sinting yaaa
menginginkan yang lebih baik tapi sendirinya buruk . ngaca wooy 🙄
lagian celina kan kelakuannya doang yg buruk . hatinya mah melooooow 😂
Wina
Aku baca 2025 pemeran ceweknya sdh meninggal
Fitriyanti Siregar
Luar biasa
Maya Cintaku
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Anugrah Senjakala
Luar biasa
irma rofiah
padahal gra" celine sendiri yg milih jadi ani", Marvin dah bener itu tobat
Kiki Nurjanah
Luar biasa
irma rofiah
apanya yang terlalu panas? masih polos nggak paham 😁
Akmal Ariza Lubis
Kecewa
Akmal Ariza Lubis
Buruk
crmell
bagusss bangetttt 😍😍
Fida
Luar biasa
zeus
Dion VS intan(bersih)
Vano VS celine(rusak)
Debby
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!