NovelToon NovelToon
Menikahi Bintang Film Dewasa

Menikahi Bintang Film Dewasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Dark Romance / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / CEO Amnesia
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Vanilla Ice Creamm

Laura Rivas 22 tahun, seorang bintang film dewasa Spanyol dengan nama panggung Karen Monroe di L.A., diasingkan ke Portugal oleh calon kakak iparnya, Diego Torres, setelah skandalnya menjadi "gadis penghibur" Kartel Meksiko menghancurkan reputasi sosial kakaknya, Julia Rivas, dan membatalkan pernikahan Julia.

Asisten utama Diego, Pablo Reyes (32), ditugaskan mengurus Laura di pengasingan, namun Laura yang selalu bermasalah terus melanggar protokol keamanan. Untuk mengatasi kekacauan ini, Diego menyetujui keputusan drastis Pablo untuk menikahi Laura Rivas.

Pernikahan ini, yang mencakup perjanjian pra-nikah dengan klausul properti dan kewajiban kegiatan ranjang, bertujuan memberikan Laura status, perlindungan, dan memindahkan seluruh tanggung jawab pengawasannya ke tangan Pablo.

Awalnya hubungan intim sebagai tugas untuk pengamanan Laura agar tak liar, namun Pablo kecanduan pada kemahiran Laura di ranjang, mengubah "tugas" menjadi candu bak kokain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilla Ice Creamm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Tiba-Tiba Pergi

Sore itu, sekitar pukul 15.00, Laura baru saja bangun tidur. Tiba-tiba, Pablo, suaminya, masuk ke kamar dengan wajah cemas, sementara lengan kemejanya sudah dilipat hingga siku.

​"Mi vida, kamu sudah bangun?"

​"Ya. Ada apa, Pablo? Pekerjaanmu sudah selesai? Kita bisa santai dulu sebelum bersiap-siap." Laura segera bangun dan menyandarkan punggungnya di ranjang.

​"Tidak, bukan itu. Mungkin makan malam di luar lain kali. Aku ada urusan sangat mendadak. Aku harus ke Barcelona dengan penerbangan dua jam lagi." Pablo langsung mengganti kemejanya dengan kemeja kasual dan celana chinos berbahan ringan.

​"Barcelona?" Laura membeku, teringat informasi dari Bernad. "Kenapa mendadak sekali? Aku ingin ikut."

​Pablo terdiam sesaat. "Tidak, ini urusan pekerjaan."

​"Tugas dari Diego?"

​"Ya, aku akan jelaskan setelah selesai. Aku kembali tengah malam."

​"Pablo... tunggu! Kamu menyembunyikan sesuatu dariku."

​"Tidak ada, Laura. Maaf. Aku harus segera ke bandara, Jorge sudah menunggu."

Pablo berjalan dengan cepat. Laura segera bangun dengan hati-hati dan berjalan mengikuti Pablo, yang langkahnya terlihat cepat.

​"Pablo! Ada apa ini? Kenapa aku tidak boleh tahu?" Laura meraih lengan Pablo yang terasa kokoh dan liat berkat otot bisepnya.

​Pablo memejamkan mata sesaat, lalu menoleh. Ada kilasan jengkel dan marah di matanya, tetapi itu cepat mereda. Dia membalikkan badannya dan meletakkan ransel berisi pakaian cadangan di lantai. Laura langsung merasa Pablo tak akan pulang tengah malam nanti.

"Percayalah padaku, Laura. Tapi tidak sekarang untuk menjelaskan." Pablo dengan cepat mengecup dahi Laura dengan lembut. Pablo masuk ke mobil ditemani, Javier.

​Ia kembali berjalan ke dalam kamar, langkahnya pelan dan hati-hati. Tatapannya jatuh pada ranjang besar yang tadi menjadi saksi perdebatan singkat mereka. Di sana, di dekat bantal, masih tersisa sedikit aroma cologne Pablo.

​Laura mengangkat tangan kanannya, menyentuh keningnya, tempat ciuman perpisahan Pablo barusan mendarat. Sentuhan itu tidak lagi terasa hangat, melainkan seperti cap janji kosong. “Percayalah padaku, tapi tidak sekarang” kata Pablo.

​Ia duduk di tepi ranjang, meremas tepi dress hamilnya yang lembut. Potongan rambut barunya yang seharusnya memberinya aura kekuatan namun kini terasa seperti topeng yang rapuh. Ia menyentuh guntingan sebahu itu, teringat pada senyum penuh arti Bernad.

Laura menjatuhkan ponselnya kembali ke meja rias, bunyi pelan benda itu beradu dengan permukaan kaca. Ia menekan pelipisnya, merasakan sakit kepala yang perlahan datang bersamaan dengan beratnya pikiran.

Melibatkan Julia sang kakaknya, satu-satunya keluarga yang tersisa terasa seperti menambah beban di atas beban. Julia sedang menikmati kedamaian karena masalah yang Laura buat, sibuk menjadi ibu dari Marlo dan Marco, si kembar yang menggemaskan, yang kini telah menginjak usia enam bulan.

Memanggil Julia berarti merusak ketenangan itu, menyeretnya kembali ke dalam intrik gelap yang seharusnya sudah terkubur.

"Hanya Julia satu-satunya keluargaku setelah Ibu meninggal. Aku tidak bisa melibatkan kakakku ke dalam masalah Pablo," batin Laura, memikirkan betapa jauhnya hubungan dia dengan kakak lelakinya, Armand, yang hanya pecandu minuman dan judi.

Ia menarik napas panjang, tatapannya kini tertuju pada pantulannya di cermin. Wanita di sana, dengan rambut pirang sebahu yang baru, tampak lebih tegas, lebih siap bertarung.

"Apa yang harus aku lakukan?" Laura bertanya pada dirinya sendiri, suaranya terdengar serak di ruangan yang sunyi itu.

"Langkah pertamaku haruslah mencari tahu alamat pastinya di Barcelona," gumam Laura.

Laura memasuki ruang pribadi Pablo. Ruangan kerja itu terasa hening dan dingin.

Laura membuka brankas. Ia mengetahui PIN-nya karena pernah melihat Pablo membukanya saat mengambil tunjangan dalam bentuk uang tunai.

"Wow! Akhirnya terbuka," desis Laura. Ia mengamati isinya: emas batangan, uang tunai, surat-surat berharga, namun yang mencuri perhatiannya hanya laptop kerja Pablo.

Laura mengambil laptop itu dan meletakkannya di meja. Drama air matanya sudah berakhir; yang ada kini hanyalah taktik.

"Ah, sial! Dia menggunakan PIN," gerutu Laura. Ia menekan PIN yang sama dengan brankas, tetapi salah.

"Masih ada dua kali kesempatan."

****

Di ruang tunggu, Pablo duduk di kelas bisnis pesawat komersial, ditemani Javier, pengawal kepercayaannya.

"Info penting, Pablo. Istrimu memasuki ruang kerja, membuka brankas, dan mencoba mengakses laptopmu," lapor Javier, mengamati CCTV dari ponselnya.. tentu sebagai kepala keamanan Javier bisa mengakses dari jarak jauh.

"Aku tahu, Javier. Notifikasi masuk ke ponselku barusan, dia gagal membukanya."

Javier menoleh. "Apa yang akan kau lakukan saat pulang nanti?"

"Akan kupikirkan," jawab Pablo singkat. "Aku hanya ingin segera sampai di Barcelona secepatnya."

​"Aku harap kau mengatakan yang sejujurnya pada Laura, Pablo. Dia pasti curiga. Aku tidak menormalisasi tindakan lancangnya, tapi dia juga wajib tahu, meskipun caranya salah membuka perangkatmu," tutur Javier.

Pablo mendengus pelan, matanya menatap kosong ke jendela ruang tunggu. Ia mengambil napas dalam-dalam, berusaha menenangkan pikiran yang sudah kacau sejak Laura mencegatnya di kamar.

"Kau pikir semudah itu, Javier?" tanya Pablo dingin. "Jika aku bisa, sudah kulakukan sejak dulu."

Ia menyandarkan punggungnya ke kursi kulit mewah itu. "Memang, dia wajib tahu. Tapi bukan sekarang. Mengatakan yang sejujurnya akan menciptakan masalah yang jauh lebih besar daripada sekadar kecurigaan. Itu akan merusak semua yang telah kubangun untuknya dan untuk ......" Pablo menghentikan kalimatnya untuk melanjutkan.

"Aku harus memastikan semuanya aman dulu di Barcelona. Setelah semua ini selesai, barulah aku akan jujur padanya. Aku hanya butuh waktu." Pablo mengusap wajahnya dengan satu tangan, menunjukkan kelelahan dan beban yang ia pikul.

"Saat ini, aku hanya perlu memberinya 'hadiah' yang tepat atas kenekatannya memasuki ruang kerjaku."

"Apa yang akan kau perbuat pada Laura yang telah lancang?" Javier menuntut, sorot matanya menunjukkan sedikit kekhawatiran terhadap nasib Laura.

Pablo menarik napas panjang, senyum tipis, dingin, dan penuh makna muncul di bibirnya.

"Aku akan memberinya sesuatu yang dia butuhkan, sekaligus yang akan membuatnya sibuk," jawab Pablo, suaranya kembali datar dan profesional. "Dia ingin tahu kebenaran? Baiklah. Akan kuberikan sebagian puzzle itu dalam bentuk yang kumasukkan ke dalam dompetnya. Urusan Barcelona akan kujelaskan sebagai bisnis keluarga yang mendesak, bukan hal lain. Sementara itu..."

Pablo mengeluarkan ponselnya dan mulai mengetik pesan pada bagian tim keamanan di rumah. "Aku akan memutus akses jaringan wi-fi di rumah selama 24 jam. Biarkan dia tahu, bahwa di rumah ini, akulah yang memegang kendali penuh atas informasi dan keamanannya. Itu hukuman kecil yang setimpal karena berani-beraninya dia menyentuh perangkat yang seharusnya tidak dia sentuh."

****

Sementara di Aranjuez, Laura kembali ke meja kerja Pablo, merasa frustrasi.

"Ah, sial, Wi-Fi-nya mati," gerutu Laura sambil mencoba memindai jaringan dengan ponselnya.

"Ini juga tidak, Pablo tahu sepertinya."

1
Noveni Lawasti Munte
harusnya Laura lebih bijak sih menyikapi kan semua punya masa lalu masing2 harusnya sih lebih tenang biar Pablo yang was2
Vanilla Ice Creamm: trma kasih sdh mampir kak 🙏
total 1 replies
Herlina Susanty
lanjut thor smgt
Vanilla Ice Creamm: wah.. terima kasih kak ❤️
total 1 replies
Yolanda
makin seru ya kak... smga Pablo gg mengkhianati Laura
Vanilla Ice Creamm: terus ikuti ya kak... terima kasih sudah hadir 🙏
total 1 replies
VIC
selalu menunggu update terbarumu 👋
double up kapan nih?
Vanilla Ice Creamm: wahhh.... boleh nih, terima kasih sdh mampir
total 1 replies
VIC
so hot!!! 🧡
Vanilla Ice Creamm: 🔥🔥🔥🔥🔥
total 1 replies
VIC
wah ada lagi laura & pablo
VIC
wah iya ada ilustrasi visualnya... good job👋
Park Nana
bagus laura, tapi harusnya arah mukanya kalau itu mantan si pablo 😌
Vanilla Ice Creamm
Hai semua... bantu klik icon jempolnya ya kalau kalian suka,
terima masih sudah hadir sebagai silent readers 😍🙏
Vanilla Ice Creamm: ok... akan dipertimbangkan.
makasih sdh mampir
total 3 replies
Vanilla Ice Creamm
Hai semua... aku up setiap hari ya, minta tolong klik Like dan ulasannya ya... boleh banget lho kritik, saran dan komentarnya, agar author makin semangat menulisnya.
Vanilla Ice Creamm
Hai semua... minta dukunganan like & koment utk saran ya readers.
dan... akhirnya /hr 5 bab selama 4 hari done!
Yolanda
langsung baca
Park Nana
suka sama karakter cewe2 rebel ini....
Park Nana
dari judulnya, ibarat makanan itu.. "menggugah selera" lebih ke kategori romance yg dikemas dg cerita yang ada tujuannya, bkn soal hubungan fisik semata.
dari karakter Laura, Laura ini blak-blakan dan grusa grusu ya... cocok sm karakter Pablo yg disiplin spy lbh terarah.
Vanilla Ice Creamm: hai terima kasih sdh mampir
total 1 replies
Bengkoang Studio
Anjay, dah pada mateng usianya 😌
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025
salfok Julia uda hamil gede disini 🤗
Vanilla Ice Creamm: eh iya dong, di GN kan ada perjanjian sm diego utk hamil.. sdikit mengambil rulenya Christiano Ronaldo & Georgina Rodriguez
total 1 replies
Enjel
Selamat atas karya pertama author kesayanganku yang pindah kemari.. jangan ragu utk baca karya kak vanilla
Vanilla Ice Creamm: terima kasih ud mampir ya, kak
total 1 replies
Enjel
wah laura... laura... emang perlu banget sih ya laki-laki itu diminta ketegasannya dari awal... jgn ksh kendor💪
VIC
penasaran deh
VIC
good job, mi vida
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!