kelanjutan dari Novel "Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat"perjalan ini akan di mulai dengan perjalanan ke alam dewa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Ling Dong dan Ling Zhao yang tidak jauh dari tempat Jian Yu berdiri melihat ke arah tuannya dan seorang anak muda yang berdiri berdampingan dengannya. Keduanya menatap kagum pada percikan petir hitam dan merah yang beradu di sekitar mereka, menimbulkan gelombang energi yang membuat udara bergetar hebat.
“Siapa pemuda yang berdiri di samping Tuan Jian Yu itu?” tanya Ling Zhao sambil menyeka darah di wajahnya setelah menebas leher manusia setengah iblis terakhir di depannya.
“Aku tidak tahu,” jawab Ling Dong dengan napas berat, memutar pedangnya dan menatap ke arah dua sosok tersebut. “Tapi dari cara mereka bergerak, terlihat jelas kalau pemuda itu adalah sahabat lama Tuan Jian Yu.”
Keduanya saling mengangguk, lalu tanpa membuang waktu lagi mereka kembali melesat ke sisi lain kota. Di sana, mereka bergabung dengan para murid Sekte Pedang Langit dan kesatria naga lainnya untuk menghabisi sisa-sisa binatang iblis serta manusia setengah iblis yang masih berkeliaran. Suara logam beradu, teriakan, dan ledakan energi qi memenuhi langit malam Tianjing yang kini telah berubah menjadi medan perang besar.
Sementara itu, di tengah pusat kota, Jian Yu dan Zhao Feng berdiri sejajar dengan aura yang menyala terang. Petir hitam dan merah menyelimuti tubuh mereka, berdesis keras hingga menimbulkan percikan di udara. Keduanya menatap tajam ke arah serigala darah yang baru saja selesai menyerap darah yang ada di sekitarnya.
Serigala darah itu melolong keras, raungannya mengguncang seluruh area. Dalam sekejap, makhluk itu melesat ke arah mereka, mengayunkan cakarnya yang besar. Dari setiap ayunan, puluhan tebasan energi merah darah tercipta, melesat seperti bilah pedang ke arah Jian Yu dan Zhao Feng dengan kecepatan tinggi.
“Serangannya datang!” teriak Zhao Feng.
Jian Yu mengangkat pedang Asura-nya, petir hitam berputar liar di sekeliling bilahnya. Dengan satu tebasan cepat, ia menangkis puluhan serangan energi tersebut, suara benturan terdengar keras seperti petir menyambar. “CLANG! CLANG! CRACK!” Setiap tebasan yang ia tahan menghasilkan gelombang udara yang menghancurkan puing-puing di sekitarnya.
Zhao Feng tak mau kalah. Ia mengayunkan Pedang Guntur-nya, dan setiap ayunan memancarkan busur petir merah yang memotong udara dengan suara ledakan beruntun. “ZZZTTT! BOOM! CRACK!” Tebasan petirnya menghantam sisa serangan dari serigala darah dan memecahkannya menjadi percikan energi liar.
Mereka berdua bergerak bersamaan, tubuh mereka melesat maju seperti dua kilatan petir yang menyatu. Dalam sekejap, keduanya sudah berada tepat di depan serigala darah itu.
Jian Yu memutar pedangnya, petir hitam di sekeliling tubuhnya berputar semakin ganas hingga udara di sekitar mereka ikut terdistorsi. “Tebasan Petir Penghancur!” teriaknya lantang.
Tebasan hitam pekat yang penuh muatan listrik melesat cepat, menembus udara dengan suara gemuruh. Petir itu membentuk naga kecil berwarna hitam yang mengaum dan menghantam dada serigala darah dengan kekuatan brutal.
Zhao Feng tak tinggal diam. “Tebasan Guntur Penghancur!” serunya dengan nada penuh amarah. Dari bilah pedang Guntur-nya, petir merah menyambar liar, membentuk pusaran besar yang beradu dengan tebasan milik Jian Yu.
Kedua serangan itu bertabrakan di udara, lalu berpadu menjadi ledakan besar berwarna merah-hitam yang mengguncang seluruh kota. “BOOOOOOMMMM!!!” Gelombang energi meledak ke segala arah, menghancurkan batu dan bangunan di sekitar mereka.
Tubuh serigala darah itu terpental jauh ke belakang. Suara erangannya menggema keras, dan dari dadanya muncul luka besar yang dalam, berasap, dan mengeluarkan darah kental berwarna hitam gelap.
Zhao Feng mengibaskan pedangnya, percikan petir merah menyambar di udara. “Heh, kelihatannya dia masih bisa berdiri.”
Jian Yu menatap ke arah serigala itu dengan sorot mata tajam dan tenang. “Kalau begitu, kita buat dia tidak bisa berdiri lagi.”
Keduanya berdiri berdampingan, dikelilingi oleh aura petir yang semakin kuat, siap melanjutkan serangan mereka. Udara bergetar hebat, menandakan pertempuran yang akan semakin sengit.
Serigala darah itu menatap tajam ke arah Jian Yu dan Zhao Feng. Tatapannya penuh amarah, giginya terbuka lebar, memperlihatkan taring yang meneteskan darah. Raungannya menggema keras, mengguncang udara di sekitarnya. Suara itu membuat telinga berdenging dan tanah di bawah mereka bergetar hebat.
Dalam sekejap, ratusan binatang iblis berukuran lebih kecil melesat keluar dari balik reruntuhan bangunan, berlari dengan kecepatan tinggi menuju ke arah mereka berdua.
“Dia memanggil pasukannya!” seru Zhao Feng dengan nada tajam. Ia mengayunkan pedang guntur miliknya, melepaskan busur petir merah yang menyambar udara dan menghantam puluhan binatang iblis yang berlari paling depan. Suara daging yang terbakar bercampur dengan raungan kesakitan memenuhi udara.
“Cepat habisi yang kecil-kecil ini! Sepertinya dia mau menghisap darah lagi dari mereka!” teriak Zhao Feng, matanya menatap tajam ke arah serigala darah yang sudah mulai menghisap darah dari makhluk-makhluk yang tewas di dekatnya.
“Kalau begitu, biar aku buat mereka tidak bisa bergerak!” jawab Jian Yu dengan suara tegas. Ia menggenggam pedang Asura-nya dengan kuat dan menatap lurus ke arah kawanan binatang iblis itu. “Domain Es—PEMBEKUAN TOTAL!”
Dalam sekejap, hawa dingin yang menusuk tulang meledak dari tubuh Jian Yu. Angin berembus kencang, butiran es beterbangan liar di udara, dan seluruh tanah di sekitar mereka tertutup lapisan es yang tebal. Suhu menurun drastis. Ratusan binatang iblis kecil yang sedang menyerbu langsung berhenti di tempat, tubuh mereka membeku seketika dan berubah menjadi patung es yang retak perlahan sebelum pecah berkeping-keping.
Serigala darah itu mendesis marah, matanya menyala merah menyala menatap Jian Yu dan Zhao Feng. Napasnya mengeluarkan uap panas, dan luka besar di dadanya yang tadinya terbuka perlahan mulai menutup, kulitnya mengencang kembali.
“Sepertinya dia sudah benar-benar marah sekarang,” ujar Jian Yu dengan nada tenang namun matanya waspada penuh. Energi hitam berdesis di sekitar tubuhnya, mengalir seperti petir yang siap meledak kapan saja.
“Kalau begitu, aku juga akan menunjukkan sisi terkuatku,” ucap Zhao Feng sambil tersenyum tipis.
“Maksudmu apa—” Jian Yu belum sempat menyelesaikan kalimatnya ketika matanya tiba-tiba melebar kaget. Ia melihat Zhao Feng menusukkan Pedang Guntur ke arah dadanya sendiri tanpa ragu sedikit pun.Suara petir bergemuruh keras. “ZZZZTTTTTT!!!”