Cherry Yang, yang dipaksa mendonor darah sejak kecil untuk adik tirinya, setelah dewasa ginjalnya diambil paksa demi menyelamatkan sang adik.
Di malam itu, ia diselamatkan oleh Wilber Huo—pria yang telah mencarinya selama delapan tahun.
Kehidupan Cherry berubah drastis setelah pertemuan itu. Ia bahkan terpaksa menikah dengan Wilber Huo. Namun, tanpa Cherry sadari, Wilber menikahinya dengan alasan tertentu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Wilber yang telah berada di ruang kerja, duduk di kursi kulit hitam besar miliknya, menatap layar monitor dengan tatapan tajam. Rekaman yang didapatkan Roby sedang diputar—kejadian di restoran, saat Mike menarik tangan Cherry dengan kasar.
Wilber mengepalkan tangannya di atas meja ketika melihat Cherry berusaha melepaskan diri. Detik berikutnya, Mike dihantam dengan botol kaca. Napas Wilber terdengar berat, matanya dipenuhi amarah yang ditahan.
"Tuan," suara Roby memecah ketegangan ruangan, "Mike Lu masih belum melepaskan Nona Yang. Semua ini demi Celia Chen. Hubungan mereka cukup dekat, dan sepertinya bukan hanya sekadar calon kakak ipar dan adik ipar... melainkan ada hubungan asmara yang dijalani secara diam-diam."
Rahang Wilber mengeras. "Dia bertunangan dengan Cherry, dan berselingkuh dengan Celia? Apa maksud semua ini?" suaranya dingin, penuh ancaman.
Roby menunduk hormat. "Pertunangan mereka diadakan karena kerja sama bisnis di antara dua pihak keluarga."
Wilber menghempaskan pulpen ke meja. Tatapannya tajam bagaikan pisau. "Roby, cari tahu tentang Charles Yang. Dia menghilang sepuluh tahun lalu setelah Rosa Fang membawa Cherry pulang ke rumahnya. Mereka menggunakan Charles Yang untuk mengancam Cherry agar menurut pada mereka. Rosa Fang—seorang ibu kandung—rela mengorbankan anaknya sendiri demi anak yang lahir dari perselingkuhannya." Suaranya semakin berat, penuh amarah yang ditahan. "Segera temukan Charles Yang sebelum terlambat!"
"Baik, Tuan. Kami akan mengikuti setiap gerak-gerik keluarga Chen," jawab Roby cepat.
Wilber menatap layar yang kini gelap, wajahnya tidak menunjukkan emosi selain dingin yang menusuk. "Cari tahu di mana keberadaan Mike. Aku ingin memberi pelajaran pada pria itu... karena berani menyentuh sesuatu yang bukan miliknya."
Roby mengangguk dalam-dalam. "Baik, Tuan. Segera saya lakukan." Ia pun beranjak keluar, meninggalkan Wilber sendirian dengan amarah yang bergejolak.
Wilber menyandarkan tubuhnya, menutup mata sejenak. Dalam batinnya ia bergumam, "Cherry... aku akan membalas dendam pada semua yang telah menyakitimu. Tapi saat ini, tujuan utama adalah menemukan ayahmu dulu."
Malam hari – Night Club
Lampu neon berwarna ungu dan biru berkedip, musik keras berdentum, memenuhi ruangan karaoke VIP yang dipenuhi asap rokok dan botol-botol minuman keras di meja. Mike Lu duduk dengan pongah di sofa kulit, wajahnya merah karena alkohol, ditemani oleh dua temannya.
"Mike, bagaimana dengan tunanganmu? Apakah dia belum pulang?" tanya Roy, mengangkat gelasnya dengan nada mengejek.
Mike tertawa sinis, suaranya berat karena mabuk. "Dia sudah berselingkuh dan tidak ingin pulang. Lihat saja nanti—dia akan kembali setelah diusir. Orang kaya itu pasti hanya main-main dengannya."
Shane, yang duduk di seberangnya, menaikkan alis. "Aku penasaran... siapa orang kaya yang kau sebut? Apakah dia lebih kaya dan lebih tampan darimu?"
Mike menghantam meja dengan tawa keras, penuh kesombongan. "Apa gunanya kaya? Dia tidak serius dengan satu wanita. Lagipula, Cherry itu hanya wanita lemah. Selain aku, mana ada pria yang mau mencintainya?"
Roy terkekeh, matanya berkilat nakal. "Lalu, kapan kau akan menikahinya?"
Mike mendengus kasar, ekspresi jijik tersirat jelas. "Menikahinya? Tidak mungkin! Dia pasti sudah ditiduri pria itu. Mana mungkin aku masih menginginkan bekas orang?" katanya dengan nada hina.
Tawa mereka bertiga menggema, bercampur dengan dentuman musik dari luar ruangan. Namun tanpa mereka sadari, ada sepasang mata tajam yang memperhatikan dari jauh, penuh perhitungan dan amarah yang siap meledak kapan saja.
Tidak lama kemudian, pintu ruangan itu terbuka lebar akibat tendangan keras dari Roby, membuat Mike dan kedua temannya terlonjak kaget.
Wilber melangkah masuk dengan tatapan tajam, menghampiri meja yang berserakan dengan botol dan gelas.
“Tuan Huo?” Roy dan Shane sama-sama terkejut dengan kedatangannya.
“Mike Lu, bukan Cherry yang tidak layak. Tapi kau yang tidak layak,” ucap Wilber dingin, suaranya penuh tekanan.
“Wilber Huo, jangan mengira kau berkuasa sehingga bisa bertindak sesuka hati!” balas Mike dengan nada menantang.
“Mike, jangan menyinggungnya… kalau kau masih ingin hidup,” bisik Shane ketakutan.
“Cari mati.”
Wilber meraih sebuah botol minuman di meja itu, lalu tanpa ragu menghantamkan botol tersebut tepat ke kepala Mike.
Brak! Suara pecahan botol memenuhi ruangan, darah langsung mengalir di pelipis Mike yang terhuyung kesakitan.
Wil kata nak bikin perhitungan come on sat set ke ,,tuh Kunti bisa ga di kuliti atau ga cabut kuku ya gitu
ambil darah tiap hari per botol gt sumbngknn ke pmi lakukan itu ddpnn mm mu dan papa trimu dan mike,,biar mrk sengsara liat org tersayang mrk menderita lbh bagus sii klo perlu darah mrk semuy di ambil biar mrk merasakan gmn tangan ditusuk jarum,,biar impas si 😁😁😁klo di penjara takutt bundir gk ngerasain penderitaan lgg,, viral jg kn biar pd tau kelakuan busuk mrk,,