NovelToon NovelToon
KINASIH (Babak Pertama)

KINASIH (Babak Pertama)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Persahabatan / Dunia Hybrid
Popularitas:431
Nilai: 5
Nama Author: Rona Aksara

Perlu waktu lama untuknya menyadari semua hal-hal yang terjadi dalam hidupnya.
suka, duka, mistis, magis, dan diluar nalar terjadi pada tubuh kecilnya.
ini bukan tentang perjalanan yang biasa, inilah petualangan fantastis seorang anak berusia 12 tahun, ya dia KINASIH.

Pernah kepikiran engga kalau kalian tiba-tiba diseret masuk ke dunia fantasi?
kalau belum, mari ikuti petualangan kinasih dan rasakan keseruan-keseruan di dunia fantasi.

SELAMAT MEMBACA..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rona Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16: Stella dan Magenta

"Aku kinasih, kau bisa memanggilku asih."

Kalimat pertama tanpa keraguan yang keluar dari mulut kinasih setelah beberapa detik dia hanya diam terpaku di hadapan ester.

"Kau mirip dengan bayangan hitam yang..." belum selesai kinasih berbicara, ester segera menyela.

"Tahan semua pertanyaanmu, wahai ras manusia. Sekarang ayo cepat pergi." Dengan cepat ester segera menyambar tangan kinasih. Mereka berdua segera berlari menjauh dari kawasan akademi sihir. Setelah beberapa saat berlari. Tiba-tiba kinasih menghentikan langkahnya.

"Mengapa kau berhenti?" tanya ester dengan nada gusar.

"Kemana kita akan pergi, ester?."

Ester mendengus kesal. Lalu berjalan mendekati kinasih.

"Kau lihat gedung tua disana?" tanya ester sambil menunjuk ke arah gedung akademi sihir.

Kinasih mengangguk. Mencoba memperhatikan gedung akademi yang tertutup kabut tebal.

"Gedung itu adalah tempatku belajar ilmu sihir. Namun, aku tidak paham mengenai sihir. Jika kita terus berada disini. Ibu stella akan mencariku. Ayo cepat lari, asih. Kita menuju ke desa ku."

Kinasih mengangguk paham. Diikutinya langkah ester berlari.

Desa para goblin dan akademi sihir fonte de magia dipisahkan oleh jarak yang tak begitu jauh. Dua lokasi yang berbeda namun ada pembatas diantara keduanya. Pembatas tersebut terbuat dari ilmu magis. Berupa pelindung yang menutupi seluruh bagian gedung akademi. Tidak ada pagi hari atau siang hari di dalam pelindung itu. Hanya ada langit malam nan gelap dan gumpalan kabut yang menyelimuti.

Sebuah cahaya terlihat menyinari jalan di hadapan ester dan kinasih. Semakin mereka mendekat semakin dekat pula sumber cahaya tersebut.

"lihatlah, asih. Dibalik cahaya itu, ada desa viridis. Desa tempatku tinggal." Seru ester sambil menunjuk arah yang bercahaya.

"Kencangkan larimu, asih. Kita akan menembus pelindung di depan." Teriak ester.

Dengan kecepatan penuh. Akhirnya mereka berdua berhasil menembus dinding pembatas antara gedung akademi dan desa para goblin.

BLUSHH...

Terik matahari sangat menyengat kulit. Seakan membakar hingga ke tulang. Sejauh mata memandang hanya terlihat hamparan rumput yang tinggi. Tidak ada tempat yang teduh disini, lain hal nya di hutan hujan, yang penuh dengan pepohonan rindang.

"Mengapa disini sangat panas, ester?" Tanya kinasih sembari mengusap peluh di dahi.

Ester kebingungan. Dia merasa dirinya tidak kepanasan.

"Panas? ras manusia tidak tahan panas?." Jawab ester dengan santainya.

Kinasih bersungut-sungut. "Dasar goblin kurang ajar. Cepat tunjukkan dimana desamu berada, ester. Aku ingin berteduh di rumahmu."

"Sabar sedikit, asih. Sebentar lagi kita sampai." Ester terkekeh.

...

Lorong akademi Fonte de Magia.

Ma'am Stella bersungut-sungut. Teringat ester yang tiba-tiba kabur saat pelajaran berlangsung. Dia berjalan diantara lorong gedung yang ramai dipenuhi para goblin. Jam istirahat membuat lorong itu semakin sesak. Para goblin asyik berlarian. Ada yang mencoba sihir baru. Hingga menghancurkan beberapa barang milik akademi. Itu hal-hal yang wajar saja terjadi setiap harinya.

Tiba-tiba dari arah berlawanan. Muncul goblin dengan muka penuh cat warna. Hingga menghasilkan warna pelangi pada sebagian mukanya. Dia sedang berlari seperti menghindari sesuatu

BRUAK...

Goblin itu menabrak Ma'am stella yang masih tersulut emosi.

"Hei, apa maumu? Kau sengaja menabrak gurumu?" bentak Ma'am stella sambil berkacak pinggang.

"sorry, ma'am. Saya tidak sengaja menabrak anda." goblin perempuan itu tertunduk malu.

"Hei, ada apa dengan wajahmu? Kau gunakan sihir untuk bermain-main?."

"Tidak, saya hanya tidak sengaja meledakkan beberapa cairan berwarna di ruang kimia. Forgive me, ma'am."

Ma'am stella hanya menggeleng melihat kelakuan anak muridnya. Dengan sekuat tenaga menahan amarah. Pada akhirnya dia membiarkan goblin itu pergi.

"okay, sekarang basuh mukamu. Jangan ulangi lagi. Ingatlah, sihir bukan untuk main-main." Ucap Bu stella dengan tegas. "siapa namamu?."

"Eh.. You can call me adelle, ma'am."

"Baiklah, adelle. Lain kali jika kau ketahuan bermain-main dengan sihirmu. Akan kuberi hukuman padamu. Ini peringatan pertama dariku. Mengerti?!."

Goblin perempuan bernama adelle tersebut hanya mengangguk pasrah. Setelah membungkukkan badan di hadapan Ma'am stella, dia lalu beranjak pergi.

"Dasar goblin sialan, harus berapa kali diriku mengingatkan jika sihir itu hanya dipakai untuk melindungi diri." Ma'am stella terlihat meracau sendiri.

Dia segera melangkahkan kakinya menuju ruang guru atau lebih tepatnya ruang para penyihir. Ruangan itu nampak sunyi dan lengang. Tidak ada satupun guru lain yang terlihat di ruangan tersebut. Mengapa lebih tepat di sebut ruang penyihir? Ya, karena semua guru yang ada di akademi, sejatinya adalah seorang penyihir suruhan Darko.

Ma'am Stella mencoba merebahkan tubuh gempalnya diatas sebuah sofa. Seharian mengajar ternyata sangat melelahkan baginya. Dia mencoba memejamkan mata. Beberapa detik, belum sempat dia terlelap tiba-tiba pintu ruangan dibuka oleh seseorang.

Dia seketika terperanjat setelah mendengar suara pintu ruangan dibuka. Dia segera berdiri dan membungkukkan badan pada seseorang itu.

"Selamat siang, stella. Apa kau baik-baik saja?"

"Madam Magenta, sialan. Rupanya kau. Kau mengagetkanku saja. Kukira kau tamu spesial."

Seseorang yang dipanggil madam magenta tersebut hanya tertawa. "mengapa kau sampai membungkukkan badan begitu, stella. Aku tahu, aku adalah kepala sekolah di akademi ini. Tapi diluar itu, aku tetap sahabatmu kan?."

Ma'am Stella menatap dengan tatapan sinis. "iya kau memang sahabatku, magenta. Namun jika tindakanmu seperti tadi, sahabat mana yang tidak ingin memukul kepala sahabatnya dengan sebongkah kayu, hah?."

"Jangan marah begitu, stella." Rayu madam magenta.

"Lupakan saja. Ngomong-ngomong apa kau tahu tentang kejadian tadi pagi?." Ma'am stella mencoba menyelidik.

"Suara petir yang menyambar? Mungkin itu kelakuan para anak-anak goblin yang nakal. Mencoba sihir aneh mereka. Biarkan saja, stella." Jawab madam Magenta dengan santainya.

Ma'am stella melirik magenta dengan tajam.

"Kau dengan santainya berkata bahwa itu ulah anak-anak goblin?."

"Iya, area gedung akademi ini dilapisi dengan pelindung yang kuat. Tidak mungkin ada orang lain selain kita dan para goblin yang mampu menembusnya."

"Kau jangan salah, magenta. Aku melihat dengan mata telanjang. Petir itu membawa sesosok manusia dari langit. Dia keluar dari sebuah pusaran yang besar di langit. Lalu..."

"Sudahlah, hobimu dari dulu memang suka mengarang cerita." Madam Magenta menyela ma'am stella yang sedang menjelaskan.

"Movere Rem."—mantra sihir yang mampu memindahkan barang dengan sekejap— Madam Magenta dengan lihai mengayunkan tongkatnya. Dan seketika secangkir teh hangat sudah berpindah tempat di hadapan ma'am stella yang terdiam karena dianggap berbohong olehnya.

"Minumlah dulu. Berhenti berkhayal. Tidak ada manusia yang bisa menembus pelindung kita."

KRINGG...

"Lonceng sudah berbunyi, waktunya mengajar lagi. Sudah jangan cemberut, kawan." madam Magenta segera pergi meninggalkan ruangan dan ma'am stella yang masih bersungut-sungut.

......Bersambung......

1
Oscar François de Jarjayes
Sudut pandang baru
Rona Aksara: engga, itu cuma adegan pembuka aja, sudut pandangnya masih kinasih kok
total 1 replies
Dâu tây
Ceritanya bikin merinding, ga bisa lepas ya!
Rona Aksara: merinding sebadan badan ga kak? /Chuckle/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!