NovelToon NovelToon
The Legend Of Zhang Jian

The Legend Of Zhang Jian

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bang Regar

Zhang Jian adalah Pangeran, pendekar, pembual, dan penegak keadilan yang suka bikin onar.

Dia bukan murid biasa di Sekte Kunlun, ia datang membawa warisan legendaris: Cincin Naga Langit, peninggalan Siluman Naga dari dunia lain yang membuatnya kebal terhadap serangan Qi dan nyaris tak terkalahkan.

Akan tetapi, tak ada kekuatan yang abadi.

Cincin itu hanya akan melindunginya selama sepuluh tahun. Setelah itu? Dia akan menjadi sasaran empuk di dunia yang tak mengenal belas kasihan. Dunia di mana para pendekar saling menyingkirkan demi kejayaan sekte, harta karun langit, dan ramalan kuno yang bisa mengguncang tatanan alam.

Ketika Sekte Demon mengancam kehancuran dunia, Zhang Jian harus memilih: tetap menjadi bayangan dari kekuatan pinjaman, atau membuka jalan sendiri sebagai pendekar sejati.

Langit tak akan selamanya berpihak.
Bisakah seorang pembual menjadi legenda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lin Yue

Gerbong kereta kuda bergoyang perlahan seiring roda-roda besi bergemeretak menyusuri jalan berbatu. Hembusan angin dari celah jendela membawa aroma hutan pinus dan rumput liar. Di dalam gerbong, suasana menjadi sedikit canggung karena yang duduk di depan Zhang Jian adalah seorang Pria tua yang memiliki tatapan tegas, gadis cantik yang sebaya dengannya, dan seorang Pria misterius memejamkan mata, tapi aura Qi samar-samar merembes dari tubuhnya.

Zhang Jian memandangi pria berusia tiga puluhan itu dengan alis berkerut. “Dia pasti seorang Kultivator, tapi aku tidak bisa mengukur tingkat Kultivasinya,” pikirnya.

Wanita cantik yang duduk tak jauh darinya masih menatapnya dengan mata berbinar. Tatapannya bercampur rasa ingin tahu dan kekaguman.

“Aku Lin Yue,” katanya memperkenalkan diri, memecah kesunyian. “Apakah senior murid Sekte Kunlun?”

“Ya,” sahut Zhang Jian singkat. “Aku Zhang Jian.”

Dia tidak berani bersikap terlalu akrab, karena mungkin saja penumpang yang lain akan risih—apalagi identitas ketiga orang asing ini pasti tinggi. Tidak mungkin penduduk biasa mampu menyewa kereta kuda super-mewah dan dikawal ketat oleh belasan Pendekar. Paling tidak, status mereka mungkin berasal dari Klan besar atau keluarga kerajaan.

“Wah! Aku pernah dengar tentang Sekte Kunlun dari kakek. Itu adalah salah satu Sekte besar dari dataran tengah kita,” ucap Lin Yue takjub. “Senior Zhang Jian pasti kuat, kan?”

Zhang Jian tertawa kecil. “Hmm, aku masih pemula dan butuh waktu lama untuk bisa dianggap kuat.”

Lin Yue menutupi mulutnya sambil tertawa. Pria tua di dekatnya—yang dipanggil kakek oleh Lin Yue melirik mereka sekilas, kemudian mengangguk kecil, seolah merasa lega cucunya berbincang dengan seseorang dari sekte besar.

“Apakah senior Zhang Jian sedang menjalankan misi?” Dia penasaran.

Biasanya murid-murid Sekte yang turun gunung akan menjalankan misi menumpas kejahatan. Itu yang tertulis dalam cerita novel fantasi dan dongeng yang beredar dari mulut ke mulut.

Zhang Jian tidak menyembunyikan misi apa yang akan ia lakukan. “Ya, misiku adalah membasmi kawanan monster Serigala yang menghabisi ternak klan Yi.”

Pria misterius di samping Lin Yue tiba-tiba membuka matanya. 

“Lupakan saja misi itu, pulanglah ke Kunlun!” desaknya.

“Kenapa Paman Lin Tian?” Lin Yue keheranan.

Zhang Jian juga penasaran kenapa pria misterius itu menyuruhnya pulang, padahal misi itu hanya kategori mudah. Jika gagal dalam misi ini, ia akan di penjara dan itu akan sangat memalukan.

“Aku tidak bisa mengatakannya,” sahut Lin Tian sambil menatap Zhang Jian. “Demi keselamatanmu, lebih baik kau pulang dan dihukum oleh Sekte. Sesuatu yang terjadi di Klan Yi sudah diluar kemampuanmu!”

Zhang Jian mengerutkan kening, ia yakin Lin Tian tidak berbohong padanya. Namun, alih-alih takut, ia justru makin penasaran apa yang terjadi di Klan Yi.

Pria tua yang tampaknya kakek dari Lin Yue, menyela dengan suara berat,“ Jangan dibahas lagi tentang hal itu. Ada banyak telinga mereka di dataran tengah ini.”

Lin Tian kembali memejamkan mata, sementara Lin Yue terlihat masih penasaran dengan ucapan penuh makna tersirat dari pamannya.

Waktu berlalu cepat dan matahari akhirnya terbenam. Kereta kuda berhenti di sebuah pos peristirahatan kecil yang dijaga oleh empat Pendekar Pengawal Besi. Lin Yue dan Kakeknya turun untuk meregangkan tubuh, dan kuda-kuda ditambat di pepohonan agar beristirahat karena sudah melakukan perjalanan jauh.

Zhang Jian memanfaatkan waktu itu untuk berlatih meditasi di bawah pohon besar. Dia duduk bersila, mengalirkan Qi dari Dantian ke seluruh meridian tubuhnya.

Dia tiba-tiba membuka matanya dan memandangi hutan di kejauhan. Kabut tipis mulai turun, perlahan-lahan menyelimuti pepohonan dan menciptakan ilusi bentuk-bentuk aneh.

“Qi-nya seperti tercemar.”

Zhang Jian berdiri dan berjalan mendekati seorang pendekar Pengawal Besi.

“Apa kalian pernah diserang dalam perjalanan ke Klan Yi sebelumnya?”

Pendekar itu—seorang pria bertubuh besar dengan bekas luka di pelipis mengangguk. “Kadang-kadang kawanan monster serigala menghadang kami, tapi kami selalu bisa mengusir mereka.”

Setelah mendengar penjelasan Pria kekar ini, Zhang Jian merasa Lin Tian hanya menakut-nakutinya saja. Kalau situasi di Klan Yi sangat mengerikan, maka Pengawal Besi tidak akan berani lewat dari wilayah Klan Yi. Namun, tentu ia masih penasaran kenapa Qi di alam menjadi tercemar.

Zhang Jian menoleh ke arah hutan belantara. Dalam selimut kabut, dia melihat sekilas bayangan berlari di antara pepohonan.

Dia curiga mungkin ada Alkemis yang gagal dalam membuat ramuan atau tungkunya meledak sehingga lingkungan disekitarnya tercemar, lalu mempengaruhi monster dan membuat mereka menjadi tak terkendali atau agresif.

Lin Yue mendekat ke arah Zhang Jian.

“Ini untukmu senior Zhang Jian!” Dia menyerahkan sepiring nasi goreng bercampur irisan daging ayam dan petai.

“Terimakasih, nona Yue!” Zhang Jian langsung menerimanya.

Dia hanya membawa bekal roti kering dan dendeng, karena hanya itu bekal yang mudah dibawa.

“He-he-he … makanlah yang banyak agar senior Zhang Jian memiliki banyak tenaga saat bertarung melawan kawanan monster Serigala.” Lin Yue tersenyum cerah. “Aku ingin melihatmu bertarung, tetapi Kakek melarangku. Katanya manusia fana akan mati seketika hanya dengan satu tamparan dari monster.”

Dari masih anak-anak ia selalu bermimpi ingin menjadi seorang Kultivator seperti pamannya, tapi sayang sekali ia tidak memiliki Akar Spritual. 

Setiap kali ia bertemu dengan seorang Kultivator, ia selalu antusias walaupun pamannya juga seorang Kultivator. 

“Suatu hari nanti saat aku menjalankan misi di sekitar Klan Lin, aku akan mengajakmu melihatku melawan monster,” sahut Zhang Jian menghiburnya.

Saat basis Kultivasinya cukup tinggi, maka Roh Binatang Mistis Kura-kura akan menjadi pelindung yang kuat menangkis serangan monster. Apalagi monster dekat pemukiman biasanya hanya setara Ranah Pembentukan Fondasi saja.

“Segeralah tidur nona Lin Yue, semakin malam udara akan semakin dingin dan banyak monster berkeliaran!” seru seorang Pendekar Pengawal Besi.

Dia takut kliennya diserang monster, jika itu terjadi maka ia akan dihukum berat. Tempat teraman untuk Lin Yue adalah tidur di dalam kemah yang sudah disediakan dan dipasang formasi pelindung.

“Baiklah, mari kita beristirahat. Kita bisa mengobrol lagi di dalam gerbong kereta kuda besok,” sahut Zhang Jian sambil berjalan menuju kemah untuknya.

Lin Yue mengangguk setuju dan berkata, “Sampai jumpa besok, senior Zhang Jian.”

Keesokan paginya, mereka melanjutkan perjalanan. Tanpa terasa beberapa desa dan kota telah dilalui, beberapa penumpang masuk dan turun saat sampai di tujuan hingga akhirnya kereta kuda memasuki wilayah Klan Yi.

Suara cambuk meledak di luar. Teriakan para Pendekar Pengawal Besi menggema. Suara besi beradu dan lolongan serigala menggetarkan udara malam.

“Ada serangan!” teriak kusir dari depan.

“Serangan?” Lin Yue terkejut mendengarnya dan langsung menggenggam erat tangan kakeknya.

Zhang Jian melompat keluar dari gerbong, tubuhnya mendarat ringan di tanah. Seketika ia melihat dua serigala besar seukuran kuda melompat ke arah kereta barang.

Dia menghunus pedang yang ia beli di sebuah kota saat Pengawal Besi singgah bermalam di sana. Dia mengalirkan Qi ke bilah Pedang tersebut, lalu menebas monster Serigala.

1
sibaweh abduh
baik sekali
Sarip Hidayat
waah
Purnama Servis Kamera Demak
Bagus zhang jian on proses menuju kultivator hebat.
angin kelana
mau duel seru malah habisss,di pantengin up nya lg thorr...
angin kelana
latihan yg giat gak di bully musuh😂
angin kelana
ketahuan jg ternyata orda pelakunya...lanjut bang..
Ferry Zhou
lanjut ngab
Luthfi Afifzaidan
lg up
Luthfi Afifzaidan
update
Luthfi Afifzaidan
lg
Luthfi Afifzaidan
lg
sangtaipan
kerenn
Buang Sengketa
Excellent
Wardi's
luarrr biasaaa
Arsyad Jabar
bantai
y@y@
licik jg😂🤣😂🤣
y@y@
⭐👍🏼👍🏻👍🏼⭐
Hana Aini
Selalu suka karya2 bang Regar,selalu beda alur cerita dengan yang lain,ringan,dengan bahasa yang mudah difahami..konflik tidak bertele2..semangat nulis terus,semoga sampai tamat ya bang
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
💥👍🏻👍🏼👍🏻💥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!