NovelToon NovelToon
Mencintai Bos Mantan Suamiku

Mencintai Bos Mantan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Romansa / Transmigrasi / Menikah dengan Kerabat Mantan / Agen Wanita
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Ini kisah tentang istri yang tidak dianggap oleh suaminya. Namanya Nadia. Ia bisa menikah dengan suaminya karena paksaan dari Nadia sendiri, dan Nufus menerimanya karena terpaksa.

Ada suatu hari dimana Nadia berubah tak lagi mencintai suaminya. Dia ingin bercerai, tetapi malah sulit karena Nufus, sang suami, malah berbalik penasaran kepada Nadia.

Dan saat cinta itu hilang sepenuhnya untuk Nufus karena Nadia yang sekarang bukanlah Nadia sesungguhnya, justru ia bertemu dengan cinta sejatinya. Cinta yang diawali dengan seringnya Nadia cari gara-gara dengan pria tersebut yang bernama Xadewa.

Lucunya, Xadewa adalah orang yang ditakuti Nufus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya Memastikan

Nad, ini serius gua nanya, kenapa lu mau bayar hutang ke gua pakai duit itu, sementara orang yang punya hutang gara-gara diluar judol lu gak kasih?" Tanya Xadewa. Dalam hati ia menduga, apa Nadia sadar kalau uang yang dipakai buat ngasih pinjaman itu juga uang haram? Atau dia malah nyangka itu hasil judi juga?

Nadia mendekat, memicingkan mata menatap Xadewa. Ditatap begitu, Xadewa kontan sedikit mundur.

"Karena… mana mungkin saya bisa bayar ratusan juta pakai hasil kerja beneran, Bang. Upah saya metik kan nggak seberapa. Cuma cukup buat makan sehari-hari. Bisa sih nyicil, tapi kalau gitu bisa lima tahun baru lunas."

Oh, jadi dia mikirnya begitu. Baguslah kalau dia nggak curiga uang itu juga hasil bandar. Tapi meski begitu, Xadewa tetap tidak mau lengah terhadap Nadia.

"Ya udah, sekarang buruan gua anter ke kebun. Waktu makin mepet."

"Ayo."

Mereka beranjak pergi dari warung bakmi, tapi sebelumnya sempat debat soal siapa yang mau bayar makanan dan minuman. Keduanya sama-sama ngotot, tapi akhirnya Xadewa yang menang gara-gara Xadewa bilang begini:

"Gua nggak mau makan pakai duit hasil judi."

Nadia akhirnya diam, soalnya duit dia yang bukan hasil judi memang sudah habis. Benar juga yang dibilang Xadewa, sebaiknya uang hasil seperti itu jangan di pakai buat makan. Tapi habis itu Nadia kepikiran lagi, bagaimana caranya ngisi kulkas buat makan besok? Oh, apa dia minta upah hari ini saja meskipun kerja hanya seperempat hari.

"Bang, kalau begitu saya boleh minta upah harian yang kerja hari ini nggak?"

"Buat makan ya?"

"Hehe, iya. Takut juga kalau makan dari duit gituan. Takut nggak berkah jadi daging."

Xadewa melirik jam tangannya. Dia buka gembok ban sepeda ontel di parkiran warung bakmi itu, lalu ambil dompet. Dia ngeluarin uang dua puluh ribuan selembar, lima ribuan selembar, dua ribuan selembar, plus koin seribuan sama gopean masing-masing satu koin. Totalnya rupiah dua puluh delapan ribu lima ratus.

Nadia memegang uang itu sambil terhenyak sebentar.

"Upah saya segini, Bang?"

"Iya. Lu kerja cuma dua jam, terhitung dari sekarang sampai nanti. Sehari gua bayar seratus ribu buat tujuh jam. Seratus ribu dibagi tujuh kan segini per jam. Kalikan dua jam ya segitu, dua puluh delapan rebu maratus." jelas Xadewa sambil nutup dompet.

Nadia melipat bibir.

"Lempengin aja, Bang. Jadi 30 ribu."

"Nggak boleh KKN." Jawab Xadewa, dan ia segera menyuruh Nadia naik ke bocengan sepeda. Mereka pun pergi dari sana.

Ditengah perjalanan, Nadia bahkan masih bahas duit segitu buat isi kulkas kira-kira buat beliin apa? Nadia bingung mengatur uang yang sedikit itu karena jujur saja, Jessi yang berada dalam tubuh Nadia aslinya orang yang royal dan tidak bisa irit. Kalau duit banyak bawaannya pengen traktir orang, kalau duit sedikit dia kebingungan.

Xadewa secara terperinci menjelaskan uang tersebut untuk kebutuhan. Kata Xadewa, duitnya beliin aja ke bumbu. Kaya garam, penyedap rasa, terasi, terus kalo ada sisanya beliin jajan juga gapapa.

Nadia nanya, "Terus bahan utamanya gimana? Beras, gas, terus belum bahan--"

"Ntar malam gua datang lagi. Gua bawain semuanya buat lu. Atau kalau gua nggak sempet, nanti gua nyuruh orang buat anterin. Nanti ada kodenya buat mastiin itu orang gua apa bukan."

"Kodenya apa, Bang?"

"Enaknya apa?"

"Buek aja gimana? Kaya Bang Dewa waktu jemput saya dari rumah calon mantan suami."

"Yaudah. Pegangan yang kuat, Nad. Gua mau ngebut."

"Bang, jangan macem-macem, nanti bannya copot!"

Tapi Xadewa tidak menggubris peringatan Nadia. Ia justru menambah tenaga, mengayuh sepeda ontel itu sekuat-kuatnya. Roda depan bergetar hebat ketika melindas batu.

Sepeda melaju kencang tidak terkendali. Ban depannya mendadak kempis, menimbulkan suara desis yang panjang. Nadia menjerit kaget. Velg bergoyang-goyang seperti mau terlepas dari asnya.

"Bang! Bannya bocor! Itu mau copot! Tuh kan, saya bilang juga apa!"

Xadewa menahan stang erat-erat, berusaha menyeimbangkan sepeda yang oleng parah. Ia akhirnya terpaksa mengerem mendadak, membuat keduanya terjungkal ke semak-semak dengan posisi Xadewa tertindih Nadia. Sedangkan sepeda, Xadewa banting menjauh dari mereka.

"Nadia, bangun! Ini dua melon lu kena dada gua, woy. Pisang gua juga sakit ketonjok dengkul lu." Kali ini Xadewa benar-benar sakit dibagian bawahnya.

Nadia akhirnya bangun, berdiri sambil membersihkan debu di bajunya. Dengan senyum usil di wajah, ia berseru, "Rasain! Makanya dengerin apa kata saya, Bang."

Tanpa membantu Xadewa, Nadia melenggang pergi meninggalkan laki-laki itu yang masih duduk sambil memegangi sesuatu yang ketonjok dengkul Nadia. Kebun tujuan mereka sudah tinggal beberapa langkah lagi.

...****...

Lagi asyik panen, Nadia tiba-tiba kepikiran Xadewa. Bagaimana keadaan laki-laki itu? Apakah masih kesakitan? Dan ketika sibuk kepikiran, ternyata sosok yang dipikirin kelihatan batang hidungnya. Ah dia baik-baik saja, bahkan Xadewa terkesan terburu-buru ingin pergi setelah kedapatan ngobrol bentar sama anak buahnya.

Tanpa nyapa dan pamitan lagi pada Nadia, Xadewa pun pergi begitu saja. Tiba-tiba saja insting seorang agennya langsung bekerja, ingin mengikuti laki-laki itu secara diam-diam. Karena Nadia sebenarnya ada rasa mengganjal di hati.

Nadia menunduk, pura-pura kembali sibuk memetik. Tapi matanya terus memantau. Saat Xadewa makin jauh, ia cepat-cepat menaruh keranjang lalu mengikuti dari jarak aman.

Langkahnya hati-hati demi menghindari ranting kering yang bisa berbunyi. Nafas diatur dan juga gerakannya terlatih. Matanya awas ke segala arah, tapi fokus pada punggung Xadewa yang makin jauh ke jalur setapak lebih sempit dan rimbun.

Suasana mencekam. Angin tipis di sela pohon terdengar seperti bisikan. Nadia melangkah makin pelan. Ia menahan napas saat Xadewa berhenti sebentar, menoleh ke belakang.

Nadia langsung menunduk di balik rumpun. Beruntung Xadewa tidak melihatnya.

Ketika yakin aman, dia kembali menguntit. Akhirnya ia melihat Xadewa berhenti di sebuah area lapang kecil di antara pohon. Di sana sudah ada dua pria lain menunggu.

Nadia menyipitkan mata. Ia menempel di balik batang pohon besar, mengintip dan mendengarkan apa yang mereka lakukan.

Nadia mendengus pelan.

Oh, ternyata transaksi antara pengepul dan pembeli toh.

Ia kemudian memutuskan untuk kembali ke kebun. Membantu menyortir dan mengepak sesuai kebutuhan.

Tanpa dia tahu, Xadewa sebenarnya sudah menyadari sejak tadi. Salah satu pesan singkat yang dia terima dari anak buahnya adalah kode ekor.

Karena itu Xadewa sengaja mengarahkan jalur ke tempat pertemuan palsu. Klien di sana cuma kaki tangan yang sudah diatur untuk menyamarkan tujuannya.

Begitu Nadia hilang dari pengawasan, Xadewa menoleh ke orang-orangnya.

"Bagus. Sekarang gua mau ubah rute. Pastikan Nadia benar-benar kembali ke kebun, dan tidak mengekor seperti tadi."

"Baik, Bos."

Barulah kini Xadewa pergi ke Markas rahasia, guna rapat dadakan membahas sistem baru.

.

.

Bersambung.

1
Muliana
ingin cucu /Chuckle/
Muliana
Otakku /Sob//Sob/
Muliana
Pengaruh obat, jangan berharap lebih ya /Facepalm/
Muliana
Benar-benar pengemar bollywood nih, gak disini gak disana, india semua /Facepalm/
Lanjut baca, dari tadi rebutan ponsel sama bocil
Muliana
Eh, apa nih? Kok udah mulai takut kehilangan aja?
𓆩❤𓆪✿✧༺°zãnzên°༻✧❀ଘ😇ଓ
emang bisa /Blush//Blush/
Zenun: gatau tuh😄
total 1 replies
𓆩❤𓆪✿✧༺°zãnzên°༻✧❀ଘ😇ଓ
/Hammer//Hammer//Joyful//Joyful/
Zenun: ehehehe
total 1 replies
Rere 💫
Oh punya kendali
Zenun: nggak juga kak, cuma kasih tahu sikon doang, tapi nggak bisa ngendaliin
total 1 replies
Rere 💫
Punya senjata apa sih bt jatuhin Dewa, penasaran 🤔
Zenun: ihihihi
total 1 replies
Rere 💫
wow kok bisa😯
Zenun: bisa aja kak
total 1 replies
Dewi Payang
Xadewa lah... Nufus ko'id🤭
Zenun: ehehehe
total 1 replies
Dewi Payang
Bener bang, aku yang wakilin😂
Dewi Payang: /Joyful/
Zenun: wkwkwk
total 2 replies
Dewi Payang
Ehemmmm....
Dewi Payang
plus bulu dada/Facepalm/
Dewi Payang
Biarin aja, biarin.....
Dewi Payang
Gak tau malu kau Fus....
Zenun: ihihihi
total 1 replies
Dewi Payang
Nufus menggali lubang untuk diri sendiri🤭
Dewi Payang: Tinggal masuk lubangnya aja🙈
Zenun: ehehe iya
total 2 replies
aleena
apa maksudnya nufus ingin jadi anak tunggal mereka
apa dia ingin melindungi dewa atau hanya alibi ingin menguasai harta,??? /Doubt//Doubt//Shame/
Zenun: coba ntar kita lihat ya kak😁
total 1 replies
Teti Hayati
Iyaa lahh Bang, masa mau halal-in anak orang pake duit haram... 😂
Zenun: ehehehe
total 1 replies
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
lah dikira bocah maen rumah2an 🤣🤣
Zenun: ehehehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!