⛔: Ini hanya fiksi, jika terdapat kesamaan nama, tempat atau kejadian, itu hanyalah kejadian yang tidak disengaja.
Wilona percaya ia memiliki segalanya—cinta, rumah tangga yang hangat, dan suami yang setia. Tapi semua runtuh saat seorang wanita datang membawa kenyataan pahit: ia bukan satu-satunya istri. Lebih menyakitkan lagi, wanita itu telah memberinya sesuatu yang tak bisa Wilona berikan—seorang anak.
Dikhianati oleh orang yang paling ia percaya, Wilona harus memilih: terpuruk dalam luka, atau berdiri dan merebut kembali hidupnya.
"Ketika cinta tak cukup untuk setia… akan kau pilih bertahan atau pergi?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon viaeonni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17
Beberapa hari ini, Wilona tampak beberapa kali mengunjungi pengadilan agama. Ia memutuskan mengurus sendiri perceraiannya. Aryan yang sibuk dikantor dan banyak menghabiskan waktu dengan Amanda untuk program anak kedua pun tidak curiga, pria itu bahkan jarang terlihat batang hidungnya dirumah yang ditempati bersama Wilona.
Rencana untuk menceraikan Amanda dan jujur tentang pernikahan keduanya pun, hanya tinggal rencana. Justru pria itu malah memutuskan untuk memiliki anak lagi dari istri keduanya itu. Entah apa yang dipikirkan oleh pria itu.
Rupanya Amanda telah berhasil menjerat Aryan semakin dalam, dengan senjata pamungkasnya yaitu anak, mampu membuat Aryan tunduk padanya dan melupakan rencana untuk menceraikan dirinya. Meski, ia sedikit ketar-ketir dengan diam nya Wilona setelah ia membeberkan bukti-bukti perselingkuhan Aryan. Wilona tampak tenang, biasanya wanita yang mengetahui suaminya selingkuh akan marah, mengamuk bahkan melabrak simpanan suaminya. Namu wanita itu hanya hening, seolah-olah tidak ada apa-apa.
...----------------...
Siang itu, Wilona duduk di sebuah kafe kecil dekat gedung pengadilan, berusaha menyusun kekuatan mental sebelum konsultasi lanjutan tentang perceraiannya. Ia telah menghubungi kantor hukum yang direkomendasikan seorang kenalan lama. Dan hari ini, ia ada janji temu dengan seseorang yang akan menangani perceraiannya dengan Aryan.
Tak lama, seorang pria mengenakan kemeja hitam dengan jas abu-abu datang menghampiri meja.”Selamat pagi, saya Raditya...”
Suara pria itu terhenti di tengah kalimatnya.
Matanya membulat ketika melihat wanita yang duduk di hadapannya. Tubuhnya menegang sesaat. “Wilona?”
Wilona mengangguk, meski raut wajahnya masih menyiratkan kebingungan. Pria itu mengenalnya dan tampak familiar, tapi ia tidak bisa langsung mengingat dari mana.
"Aku Radith, sepupu Aryan, ibuku adik dari Om Danu. Kita pernah bertemu sebentar di acara ulang tahun Mama Aryan, mungkin kamu sudah lupa.”
Wilona terdiam sesaat. Ya, ia ingat samar-samar pria itu, seseorang yang jarang hadir dalam acara keluarga besar, bahkan saat pernikahannya dengan Aryan dulu pria itu tidak tampak hadir.
"Kamu pengacara yang akan menangani perceraianku?" tubuh Wilona sedikit menegang. Ada rasa tidak nyaman saat pengacara yang akan membantunya ternyata adalah sepupu suaminya sendiri.
"Iya, sejujurnya aku agak terkejut ternyata kamu adalah klienku. Tapi tenang saja, kamu nggak perlu setegang itu. Aku akan berusaha semaksimal mungkin membantumu. Pasti ada alasan kuat kenapa kamu memutuskan untuk bercerai darinya, kan?"
Wilona hanya mengangguk kaku.
Radith menarik napas panjang sebelum mengeluarkan suaranya lagi. Ia tampak ragu sejenak, seolah sedang menimbang sesuatu yang berat.
“Aku tahu ini mungkin terdengar aneh, atau bahkan tidak profesional…” katanya perlahan, menatap langsung ke mata Wilona. “Tapi sebelum kita membahas dokumen dan pasal-pasal perceraianmu, aku ingin tahu satu hal darimu secara pribadi.”
Wilona hanya menatapnya diam, menunggu kelanjutannya.
“Kenapa kamu ingin bercerai dari Aryan?” tanyanya akhirnya, dengan suara tenang namun serius. “Aku ingin dengar langsung darimu.”
Wilona mengernyit, tidak menyangka pertanyaan itu akan datang lebih dulu dari pria yang kini menjadi kuasa hukumnya sendiri. Tapi ada sesuatu dalam sorot mata Radith, bukan sekadar rasa penasaran, tapi juga semacam tanggung jawab yang lebih dalam.
Ia menunduk, jemarinya menggenggam cangkir kopi yang sudah dingin. Perlahan, tangannya meraih tas dan mengeluarkan semua bukti pernikahan kedua Aryan, foto-foto yang didapat dari Amanda. "Selain ini," ucapnya lirih, "aku juga punya rekaman video. Mungkin ini akan jadi bukti terkuat... sesuatu yang tak akan bisa disangkal oleh siapa pun."
Nada suaranya gemeteran diakhir kalimat.
Radith menunduk sebentar, setelah melihat foto-foto itu. Ia tampak berat hati, seperti sedang menyiapkan dirinya untuk mengatakan sesuatu yang akan makin menyakitkan.
“Wilona… sebenarnya…”
Wilona mengangkat wajahnya, menatap Radith lurus-lurus.
“Wilona… sebenarnya aku tahu tentang pernikahan Aryan dengan Amanda,” ucap Radith akhirnya. "Bahkan akulah yang diminta untuk membantu mengurus surat pernikahan Aryan," ujarnya dalam hati. Ia tidak cukup tega untuk mengatakan itu.
Jantung Wilona mencelos.
“Kamu tahu?” bisiknya nyaris tak terdengar. Wilona terkekeh kecil menahan perih,”Tentu saja kamu tahu, kalian kan keluarga tidak mungkin tidak tahu. Hanya aku saja yang bodoh dan terlalu dibutuhkan cinta.”
Radit menatap Wilona dengan sorot mata penuh empati, namun juga kehati-hatian.
“Selain selingkuh, apa Aryan pernah melakukan kekerasan padamu?” Radit membuka laptopnya dan mencatat poin-poin penting yang nantinya bisa menguatkan persetujuan perceraian kliennya nanti. (Aku ngarang ya guys)
“Tidak pernah,” jawab Wilona dengan jujur. Ia akui Aryan tidak pernah kasar padanya laki-laki itu cukup baik jika ia menurut.
"Aku rasa selama ini kamu belum terlalu mengenal Aryan."
Wilona menegakkan duduknya. Menatap serius wajah Radit, menuntut penjelasan dari ucapan pria itu.
"Asal kamu tahu sejak kelas satu SMP, dia sudah punya gejala gangguan bipolar. Tapi keluarganya selalu menyangkal. Mamanya sendiri menganggap itu cuma 'fase nakal' atau sifat keras kepala karena dia anak tunggal."
“Bi-bipolar…” Wilona kaget bukan main. Bibirnya terasa keluh, untuk sekedar bertanya.
"Semua itu berawal dari pola asuh yang keliru. Om Danu terlalu otoriter, sementara Tante Lita terus menekan Aryan untuk menjadi sempurna. Di rumah, Aryan hidup dalam tekanan, ditambah kedua orangtuanya yang sibuk dengan urusan masing-masing. Akhirnya, semua beban itu ia lampiaskan dengan cara yang salah. memukuli teman-teman di sekolah, berubah menjadi pribadi yang temperamental dan arogan. Tante Lita pun tak pernah memberi bimbingan saat Aryan berbuat salah, seolah menutup mata. Bahkan, ia tak segan mengeluarkan korban dari sekolah, meski jelas-jelas Aryan yang bersalah."
Wilona terdiam. Mulutnya sedikit terbuka, namun tak ada satu kata pun yang keluar. Tatapannya terkunci pada Radit, membeku, mencoba mencerna setiap kalimat yang baru saja meluncur dari bibir pria itu. Tangannya yang sedari tadi menggenggam cangkir kopi kini gemetar halus.
Pantas saja, pikirnya. Pantas saja Aryan dulu begitu ditakuti semasa sekolah. Tapi anehnya, ia tak pernah melihat langsung Aryan bertengkar dengan siapa pun. Mungkinkah selama ini ia terlalu buta? Terlalu terlena dalam perasaan cinta hingga tak melihat sisi gelap yang disembunyikan lelaki itu?
Tunggu… pikirannya menelusuri masa lalu. Apa ini alasan kenapa ketiga sahabatnya dulu begitu keras menentang hubungannya dengan Aryan? Apa mereka tahu sesuatu yang selama ini ia abaikan?
Tiba-tiba, ada ruang kosong yang terbuka dalam hatinya, ruang penuh pertanyaan, penuh penyesalan. Ia merasa seperti orang asing dalam kisahnya sendiri.
"A-Apa?" suaranya parau, nyaris tak terdengar. "Aryan… memukuli teman sekolahnya?"
Radit mengangguk pelan, menatap Wilona dengan sorot mata penuh empati.
Wilona menggeleng tak percaya. "Tapi… dia nggak pernah cerita. Saat denganku dia tidak pernah kasar. Kecuali…”
Masih teringat jelas di benak Wilona. Saat-saat dimana ia kehilangan janinnya.
BERSAMBUNG.....
JANGAN LUPA BERI LIKE, KOMEN DAN VOTEDUKUNGAN TEMAN-TEMAN SEMUA SANGAT BERHARGA.....LOVE YOU ALL.....
Wes to gae duso seng okeh bar iku garek entuk karmane.
ko lek wes miskin po knek penyakit br tau rasa.
bagus bagus biar tmbh hancur nnti.
dah bner si anak dpt wanita baik hidup tertata mlh di hancurkan.
Sekarang balik lagi Aryan suka mabuk dan free sex. sakit kau nnti Amanda kl tau Aryan bgitu 🤣
hbis ini kluarga Aryan tambh hancur.