Audrey mengira hari pernikahan yang ada di depan matanya saat ini akan membawa kebahagiaan. Menikah dengan kekasih yang begitu dicintainya adalah mimpinya sejak dulu. Namun, dalam sekejap mata, hari yang dinanti adalah hari yang begitu menyakitkan baginya. Dimana dia harus menerima kenyataan jika kekasihnya malah memilih bersanding dengan Kakak tirinya. Hatinya rapuh, disaksikan gaun pengantin yang melekat indah di tubuhnya. Seorang Kakak yang ia sayang dengan tega mengkhianatinya tanpa perasaan.
Bagaimana kisah Audrey selanjutnya? Akankah wanita cantik itu depresi atau malah melakukan hal yang tidak bisa di bayangkan. Baca yuk!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mhaya Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GTJ 17
Greppp...
Belitan indah di pinggang Audrey terasa erat, wanita itu tersentak kaget bahkan membalikkan tubuhnya dengan cepat. Yah, ia ingin tau siapa yang sudah berani memeluknya di tempat terbuka seperti ini. Ia pikir Jason lah pelakunya, "kamu... " seketika Audrey mendorong tubuh itu tanpa berpikir ulang.
"Sayang, aku rindu," ujarnya menatap Audrey dengan tatapan sendu. Wajahnya yang tak terawat dan rambutnya yang sudah tak berbentuk lagi, membuat Audrey yang melihatnya merasa iba. Namun, ia tentu saja tak menampakkannya di depan Jayyan Lou.
"Apa yang kamu katakan? rindu! Kamu gila, Jay," sentak Audrey marah. Ia hendak berlalu. Namun, Jay mencekal tangannya dengan erat. "Lepas," pinta Audrey memberontak.
"Tidak, aku tau kamu mencintaiku, Audrey. Kita pergi dari sini dan pergi jauh, aku tau kalau kamu tidak bahagia dengan Pamanku," ujar Jay menarik tangan Audrey, ia berusaha membawa mantan kekasihnya itu pergi bersamanya dan meninggalkan Jason. "Ayo." Jay kembali menarik tangan Audrey meskipun wanita itu berusaha keras menolaknya.
"Kamu gila, Jay. Aku tidak mau ikut kamu!" teriak Audrey, ia berharap ada yang mendengar jeritannya. "Kemana semua orang?" batin Audrey kala tak ada yang datang menolongnya.
Biasanya di jam seperti ini, masih banyak pelayan ataupun pengawal yang berlalu lalang di rumah mewah sana. Tapi sekarang, tidak ada satu orang pun yang terlihat.
"Jay, lepas!" teriak Audrey lagi, ia terus memberontak meskipun tenaga Jay jauh lebih besar darinya. "Aku tidak mau, Jay!"
"Kita akan bahagia, Sayang. Aku tidak akan lagi mengulang kesalahan ku," ujar Jay membukakan pintu mobilnya untuk Audrey. Namun, Audrey masih kekeh dengan pendiriannya, ia tak mau ikut dengan Jay. Wanita itu terus saja berusaha lepas dari jeratan Jay dengan melarikan diri ketika Jay mulai lengah.
Yah, Audrey sekarang berlari keluar dari gerbang rumah mewah milik Jason. Karena ia tau, jika ia berlari masuk kedalam rumah itu, Jay bisa menangkapnya kembali. Dan berusaha membawanya pergi dari sisi Jason, pria yang sudah mulai membuatnya nyaman meskipun sikapnya dingin.
"Audrey." Jay berlari menyusul Audrey yang sudah berlari jauh tanpa alas kaki disana.
"Audrey, berhenti," teriak Jay lagi, pria itu terus saja mengejar langkah kaki Audrey dengan gerakan cepat. "Tidak, kamu tidak boleh pergi, Audrey. Kamu milikku, Sayang," gumam Jay disetiap langkahnya. Nafasnya tersengal-sengal di setiap hembusannya.
Tepat di perempatan jalan raya, pria itu kebingungan mau berlari kemana lagi. Kepalanya celingukan mengarah ke kanan dan ke kiri, tidak ada Audrey dimana-mana. "Kemana kamu, Sayang?" gumamnya sembari mengatur deru nafasnya yang tak beraturan.
"Audrey." suara Jay seperti tengah berbisik, wajahnya sumringah ketika melihat sosok Audrey tengah bersembunyi di balik tong sampah. Dengan gerakan cepat, Jay menangkap tubuh mungil Audrey dan membawanya ala karung beras.
Apa yang dilakukan Jay, menjadi pusat perhatian beberapa orang yang tengah berlalu lalang dan beberapa kendaraan bermotor yang tengah melintas. Apalagi mendengar suara teriakan minta tolong dari Audrey, membuat semua orang bergerombol menghampiri Jay yang tengah berjalan dengan serius.
"Tuan, kenapa wanita itu meminta tolong?" salah satu orang bertanya setelah memotong langkah kaki Jay.
"Tolong! Dia menculik ku," ucap Audrey berusaha mencari bantuan.
"Dia istriku!" Jay menjawab dengan santai tanpa berpikir panjang. "Jadi saya harap jangan ikut campur urusan keluarga ku," lanjutnya nyalang. Ia kembali melangkah ketika tak ada lagi yang membuka suaranya. Yah, pria itu hanya ingin segera kembali mengambil mobilnya sebelum rencana kembali gagal hanya gara-gara seseorang.
"Tolong, aku bukan..."
Bughh...
Bughh...
Audrey menendang kakinya dengan kasar tepat di aset Jay. Pria itu memekik menahan sakit hingga tanpa sadar melempar tubuh Audrey hingga wanita itu terduduk di tepi trotoar.
Tentu saja wanita itu kesakitan. Namun, ia bersusah payah bangkit dan menyelamatkan diri dari Jay.
"Audrey..." Jay berteriak memanggil nama Audrey ketika wanita itu berupaya melarikan diri lagi darinya. "Awasss..."
Cittt...
Brakk...