NovelToon NovelToon
SAAT AKU SUDAH DIAM

SAAT AKU SUDAH DIAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:79.8k
Nilai: 5
Nama Author: iraurah

Tamparan, pukulan, serta hinaan sudah seperti makanan sehari-hari untuk Anita, namun tak sedikitpun ia mengeluh atas perlakuan sang suami.

Dituduh menggugurkan anak sendiri, membuat Arsenio gelap mata terhadap istrinya. Perlahan dia berubah sikap, siksaan demi siksaan Arsen lakukan demi membalas rasa sakit di hatinya.

Anita menerima dengan lapang dada, menganggap penyiksaan itu adalah sebuah bentuk cinta sang suami kepadanya.

Hingga akhirnya Anita mengetahui pengkhianatan Arsenio yang membuatnya memilih diam dan tak lagi mempedulikan sang suami.

Follow Instragramm : @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dingin Tapi Perhatian

Hasil dua garis merah di test pack sungguh mengubah atmosfer rumah mereka, Anita duduk di tepi ranjang sambil memegangi perutnya. Rasa mual memang belum sepenuhnya reda, tetapi dalam hatinya ada damai yang perlahan tumbuh. Arsen berdiri di depan jendela kamar, menatap benda kecil yang tak henti-henti dilihatnya sedari tadi ditemani sinar matahari yang mulai menembus tirai, menambah kehangatan pada ruangan yang semula dingin oleh ketegangan semalam.

Arsen menoleh ke arah istrinya. "Hari ini kamu tidak usah kerja."

Anita mendongak. “Tapi—”

“Sudah, jangan membantah,” potong Arsen, nada bicaranya tetap datar, tapi bukan tanpa perhatian. “Kamu baru tahu sedang hamil. Tubuhmu butuh istirahat. Apalagi kamu masih mual seperti tadi.”

Anita hanya mengangguk. Meski masih terkejut dengan perubahan sikap suaminya, tetapi Anita mengerti jika mood Arsen pasti sedang bagus setelah melihat hasil tespact tersebut.

Anita jadi ingat, dulu ketika ia mengeluh sakit atau merasa lelah, Arsen bahkan tidak menoleh. Malah sebaliknya, Arsen tetap memaksa Anita untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan melayani sang suami sembari diiringi oleh bentakan dan tamparan jika ia melakukan kesalahan sedikit saja.

Kini, meskipun nada suara pria itu masih terasa dingin, ada sesuatu dalam kata-katanya yang membuat hati Anita hangat. Ia merasa dihargai, diperhatikan, meski ekspresi wajah Arsen tetap sukar ditebak.

Anita lantas mengambil ponselnya, dia menuliskan pesan kepada bawahannya jika hari ini dia perlu istirahat, tetapi Anita tak langsung memberitahu jika dia sedang sakit karena apa, biarlah itu menjadi kejutan nanti.

“Aku sudah kirim pesan ke manajerku tadi,” ujar Anita. “Kukira aku memang butuh istirahat. Lagipula, kepalaku masih sedikit pening.”

Arsen mengangguk, lalu mengambil laptop dari meja kerja kecil di sudut kamar. “Aku juga tidak akan ke kantor. Hari ini aku kerja dari rumah saja.”

Anita terkejut, tapi tidak menunjukkan ekspresi berlebihan. “Papih yakin? Biasanya papih tidak suka kerja dari rumah.”

“Tidak masalah,” jawab Arsen, sambil menyalakan laptopnya. “Aku tidak tenang kalau harus meninggalkanmu sendirian.”

Kalimat itu membuat Anita terdiam. Ia menatap suaminya yang kini sibuk membuka file dan laporan perusahaan. Kalimat yang hanya bisa ia bayangkan dalam doa. Hari ini, entah bagaimana, semesta mengabulkannya. Ia menyandarkan tubuh ke sandaran ranjang, matanya perlahan menghangat oleh rasa haru yang tak bisa disembunyikan.

Meski tidak terlalu banyak bicara, Arsen beberapa kali menoleh padanya.

“Kamu sudah makan?” tanyanya kemudian.

“Belum. Aku tadi terlalu mual.”

Arsen berdiri. “Aku buatkan bubur. Tunggu di sini.”

Anita menahan senyum. Wajahnya tetap tenang, tetapi ada kegembiraan kecil yang tumbuh dalam dada. Ia tahu, Arsen tidak pandai menunjukkan kasih sayang dengan kata-kata, tapi perbuatannya hari ini sudah cukup membuatnya merasa berarti.

Arsen turun ke dapur, dia membuka tempat beras dan mengambil beberapa gelas ke dalam wadah untuk dicuci terlebih dahulu. Sejujurnya Arsen sedikit lupa cara memasak bubur, dia sudah lama tidak membuat ini, terakhir kali semenjak Anita hamil anak pertama, Arsen sering membuatkan berbagai macam masakan sederhana, sebab dikehamilan yang pertama Anita sering sakit dan tidak bisa mengerjakan apapun. Dan baru kali ini dia berkutat dengan alat dapur lagi.

Arsen merebus nasi tersebut dengan air yang cukup banyak, dia juga menambahkan bumbu penyedap supaya rasa buburnya tidak hambar, sebab jika tidak begitu bisa-bisa Anita malah makin mual dan tidak ada makanan yang bisa dia konsumsi.

Arsen membuka ponselnya sebentar untuk melihat resep di internet, siapa tau dia kelupaan memasukan bumbu atau semacamnya.

"Ah, benar. Aku juga harus membuat topingnya" gumam Arsen menepuk keningnya sendiri.

Beberapa menit kemudian, Arsen kembali ke kamar dengan semangkuk bubur ayam hangat dan segelas air putih. Ia menaruhnya di meja kecil di samping ranjang.

“Makan pelan-pelan. Kalau mual, berhenti saja” pesannya singkat.

“Terima kasih, Pih,” balas Anita lembut.

Arsen kembali ke kursinya, melanjutkan pekerjaannya. Namun, sesekali matanya mencuri pandang ke arah istrinya yang makan perlahan. Di balik sikapnya yang dingin, sebenarnya hati Arsen dipenuhi rasa yang berkecamuk. Rasa khawatir, harap, dan sedikit takut. Ia tidak pernah membayangkan bahwa perasaan menjadi calon ayah kembali akan begitu membingungkan, namun juga menyenangkan.

"Apakah ada yang kurang dari masakan ku?" serunya ingin tahu.

Anita menggeleng seraya menelan bubur di mulutnya. "Tidak kok, pih. Ini enak! Masih sama seperti dulu, masakan buatan papih selalu cocok dilidahku"

Arsen tak menanggapi pujian itu, dia cukup puas dengan hasil masakannya, Arsen pun melanjutkan pekerjaan sembari menunggu Anita selesai sarapan.

Setelah makan, Anita kembali berbaring. Rasa kantuk datang bersamaan dengan perasaan kenyang dan hangat.

"Pih, aku tinggal tidur tidak apa-apa kan?"

Arsen menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul sembilan. "Padahal masih pagi, ya sudah tidur saja kalau memang mengantuk"

Anita pun terlelap lima menit kemudian, sementara Arsen masih mengetik laporan di laptopnya. Suara ketikan menjadi latar sunyi yang menenangkan.

Menjelang siang, Arsen mengambil ponselnya dan membuka kontak ibunya. Ia menelpon sang ibu untuk memberitahu kabar bahagia ini.

"Hallo Arsen? Tumben sekali kamu telpon"

Arsen agak ragu karena mungkin ini terlalu cepat untuknya memberi informasi terkait kehamilan Anita, tetapi disisi lain dia ingin cepat-cepat memberitahu keluarganya.

"Iya, Mah... Maaf Arsen tiba-tiba menelpon, aku cuma mau memberi sedikit kabar"

"Kabar? Tentang apa, nak?"

"Emm... Begini, mah. Tadi malam Anita mendadak mual dan muntah-muntah, lalu tadi pagi kami membeli testpact untuk mengecek kemungkinan datangnya rasa mual itu. Dan hasilnya.... Anita positif, mah" jelas Arsen.

"Astaga, Puji Tuhan! Yang benar, Arsen??Mama sangat senang dengarnya. Lalu begitu sore ini Mama ke sana ya. Mama akan bawa sesuatu untuk Anita."

Arsen menghela napas pelan, lalu tersenyum samar. Ia tahu ibunya akan senang. Dari semua keluarganya, hanya Miranda yang benar-benar menerima Anita dengan tulus. Bahkan ketika hubungan mereka sedang renggang, Miranda tetap menjaga komunikasi dengan menantunya. Wanita itu selalu percaya bahwa Anita adalah orang baik, meskipun banyak yang mencoba meyakinkan sebaliknya.

"Iya, Mah. Kami tunggu kedatangannya. Sampai jumpa nanti sore" Telpon pun terputus saat itu juga.

Saat matahari mulai tergelincir ke barat, Anita terbangun dari tidurnya. Ia menemukan Arsen sedang duduk disisi ranjang sambil memandanginya.

“Hm? Kamu sedang apa, pih?” tanyanya sembari mengucek mata yang masih tampak kabur.

“Tidak sedang apa-apa” jawab Arsen singkat, lalu berdiri dan mendekati ranjang. “Kamu tidur nyenyak?”

Anita mengangguk. “Lumayan.”

“Kepalamu masih pusing?”

“Sedikit, tapi sudah lebih baik.”

Arsen mengangguk. “Mama akan kemari sore ini.”

“Mama mau kesini?” Mata Anita berbinar. ”Tunggu! Mama sudah tau?"

“Ya, aku yang bilang,” jawab Arsen “Dia senang sekali saat aku memberitahu jika kamu hamil. Mama bilang dia mau bawa sesuatu untuk kamu.”

“Oh ya? Aku juga senang, aku tidak sabar bertemu mama nanti” ucap Anita dengan mata berkaca-kaca. Miranda memang selalu perhatian kepadanya, sifat hangat ibu mertuanya itu selalu mampu menenangkan hatinya, bahkan di masa-masa sulit hidup Anita.

1
Yuliana Purnomo
mantep kan hati mu Anita,,kamu layak bahagia
Ma Em
Anita benar jgn memaksakan diri untuk mencintai seseorang tapi yg kita cintai tdk mau peduli daripada Anita hdp tdk tenang hanya menyiksa diri lebih baik lepaskan daripada dipertahankan tdk membuat Anita bahagia .
Ais
setuju nit kepaskan jauh lbh baik dr pd bertahan dlm hubungan yg toxic dan ngak ada artinya fisik bagus tp kelakuan minus ngapain dipertahankan pasangan macam begini bkn berarti kamu menuntut sempurna dr suami kamu tp setidaknya stiap badai yg dtng hrsnya bs menjadikan suami kamu sbg kepala rumah tangga yg mampu menenangkan badai tersebut bkn malah smakin menciptakan angin topan yg dasyat yg membuat rumah tangga kamu jd hancur lebur ngak bersisa seharusnya arsen adalah tempat kamu berbagi suka dn duka tp arsen hny bs menjadikan rumah tangganya tempat suka aja sementara dukanya dianggap virus buat arsen dn arsen ngak siap dan ngak mau belajar buat menghadapi duka tersebut bsnya hny mengedepankn egosi dan keinginannya semata juga perasaannya aja tp mau melihat klo anita jg sm butuh ditenangkan dam dikuatkan dr duka itu ditmbh dgn masuknya dgn sengaja orang ketiga dlm rumah tangga mereka yg sdh hancur lebur ini membuat pertahanan dan cinta anita luluh lantak tak bersisa
mama
klu km diem aj trs Ending ny gimana Anita.. diam tak akan menyelesaikan masalah.. masa rmh tangga km gini trs gk ada kemajuan atau pling gk km hrs ngambil Keputusn gk tepat buat semua ny agar cpt selesai.. diam gk akan menyelesaikan ap2..
Uthie
Segeralahh Anita 👍😁
partini
arsen kalau istrimu lelahnya dah sampai titik nol dah ras cinta,sayang akan hilang dengan sendirinya,,kamu akan hidup dengan penyesalan
partini
rumah tangga mereka udah ga sehat kaya masakan ga di kasih bumbu hambar ,, Anita dengan rasa lelah yg udah sampe ubun ubun Arsen yg difikirkmnya masalah ga penting,,no good no good
Rahma Inayah
Arsen pikr Anita .Mudha di lulujkan spt dulu anita yg selalu mengemis cnt Arsen walau Arsen terlampau cuek dan kadang2kasasr suka kdrt tp Anita ttp sabar dan bertahan .tp sekrng Anita TDK spt dulu .dia TDl mau di injak2 lagi harga dirinya
Ana_Mar
Arsen terlalu meremehkan perasaan Anita selama ini. satu hal yang perlu kamu ingat sen.. bila sudah kedapatan pengkhianatan, meski masih satu rumah..maka hubungan tersebut tidak akan seperti semula, justru hubungan itu akan menjadi hambar dan tidak ada kebahagiaan.
karena pada dasarnya sekali kamu lakuin pengkhianatan, kamu akan mengulangi lagi di suatu saat nanti, meski kamu berjanji akan berubah.
Elen
👍👍👍
wawa aza
pergilah anita dari laki laki yang tdk menghargai mu berbahagialah dengan caramu sendiri dan hargai dirimu sendiri dari orang yang merendahkan mu
Yuliana Purnomo
mantap Anita,,,,,cuekin Arsen biar makin tersiksa
Uthie
Bagus... tunggu si Arsen goyah lagi aja, Nita .. maka saat itu saatnya kamu Stop pergi dari dia.. dan kau akan bisa melihat ada seorang laki2 yg sudah menunggu kamu lama karena Cintanya pada kamu yg tak pernah berubah 👍🤨
Halimah
Bener Nit mending km pergi aja yg jauh...Terserah keluarga Arsen mau ngapain cuekin aja.Km jg berhak bahagia Nit
Uba Muhammad Al-varo
kalau yang terbaik buat Anita pergi maka pergilah buatlah hidupmu bahagia buat apa mencintai kalau membuat hati dan ragamu menderita lepaskan lah semua nya, yakinlah setelah badai akan datang pelangi
partini
laki laki kaya gitu mah jangan di tangisi rugi,,laki dah punya istri begitu diem aja terus coba sampai kapan dia tahan
n
Rahma Inayah
klu km sdh lelah baiknya lepaskan Anita .jika jati mu terlampau sakit dan tdk mudah utk di obati.hrs Anita km sampaikn PD Arsen klu ananda dan Natasha ke butik nyamperin km dan km jg bilg dpt SALM dr Natasha .pasti nya Arsen sangat marah dan jg merasa bersalah PD Anita Krn luka yg di torehkan arsen ckp menyakitkan
Rahma Inayah
coba km blkkan Anita omongan ipar mu klu seandainya suami ananda spt Arsen gandeng tangan wanita bertm dimal dan TDK BS menemani istri dgn alasan pekerjaan tau nya ketahuan jln dgn wanita lain GK mkn Diam saja ananda pst km marah .lgian ngapain nyamperin Anita bwk pelakor .hrs nya Arsen yg km dtgi BKN Anita ..dasar ipar GK PNY akhlak
Ais
bnr nita buat apa menangis memohon apalg menghiba pd laki”yg kamu anggap rumah buat kamu pulang melepas lelah dan berbagi suka dan duka lbh baik skr kamu fokus sm hidup kamu sm kesehatan kamu dan sm bisnis yg kamu bangun susah payah dr nol biarkan laki”kasar macam arsen ini kena karmanya sndr
mama
ya Anita,.mungkin yg terbaik adalah pergi.. good Anita km kuat.. aq yakin km wanita yg hebat dan jgn lgi tunjukkan kelemahan mu pd Arsen.. atau memohon untuk ditemani
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!