NovelToon NovelToon
SAAT AKU SUDAH DIAM

SAAT AKU SUDAH DIAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:55.1k
Nilai: 5
Nama Author: iraurah

Tamparan, pukulan, serta hinaan sudah seperti makanan sehari-hari untuk Anita, namun tak sedikitpun ia mengeluh atas perlakuan sang suami.

Dituduh menggugurkan anak sendiri, membuat Arsenio gelap mata terhadap istrinya. Perlahan dia berubah sikap, siksaan demi siksaan Arsen lakukan demi membalas rasa sakit di hatinya.

Anita menerima dengan lapang dada, menganggap penyiksaan itu adalah sebuah bentuk cinta sang suami kepadanya.

Hingga akhirnya Anita mengetahui pengkhianatan Arsenio yang membuatnya memilih diam dan tak lagi mempedulikan sang suami.

Follow Instragramm : @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dingin Tapi Perhatian

Hasil dua garis merah di test pack sungguh mengubah atmosfer rumah mereka, Anita duduk di tepi ranjang sambil memegangi perutnya. Rasa mual memang belum sepenuhnya reda, tetapi dalam hatinya ada damai yang perlahan tumbuh. Arsen berdiri di depan jendela kamar, menatap benda kecil yang tak henti-henti dilihatnya sedari tadi ditemani sinar matahari yang mulai menembus tirai, menambah kehangatan pada ruangan yang semula dingin oleh ketegangan semalam.

Arsen menoleh ke arah istrinya. "Hari ini kamu tidak usah kerja."

Anita mendongak. “Tapi—”

“Sudah, jangan membantah,” potong Arsen, nada bicaranya tetap datar, tapi bukan tanpa perhatian. “Kamu baru tahu sedang hamil. Tubuhmu butuh istirahat. Apalagi kamu masih mual seperti tadi.”

Anita hanya mengangguk. Meski masih terkejut dengan perubahan sikap suaminya, tetapi Anita mengerti jika mood Arsen pasti sedang bagus setelah melihat hasil tespact tersebut.

Anita jadi ingat, dulu ketika ia mengeluh sakit atau merasa lelah, Arsen bahkan tidak menoleh. Malah sebaliknya, Arsen tetap memaksa Anita untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan melayani sang suami sembari diiringi oleh bentakan dan tamparan jika ia melakukan kesalahan sedikit saja.

Kini, meskipun nada suara pria itu masih terasa dingin, ada sesuatu dalam kata-katanya yang membuat hati Anita hangat. Ia merasa dihargai, diperhatikan, meski ekspresi wajah Arsen tetap sukar ditebak.

Anita lantas mengambil ponselnya, dia menuliskan pesan kepada bawahannya jika hari ini dia perlu istirahat, tetapi Anita tak langsung memberitahu jika dia sedang sakit karena apa, biarlah itu menjadi kejutan nanti.

“Aku sudah kirim pesan ke manajerku tadi,” ujar Anita. “Kukira aku memang butuh istirahat. Lagipula, kepalaku masih sedikit pening.”

Arsen mengangguk, lalu mengambil laptop dari meja kerja kecil di sudut kamar. “Aku juga tidak akan ke kantor. Hari ini aku kerja dari rumah saja.”

Anita terkejut, tapi tidak menunjukkan ekspresi berlebihan. “Papih yakin? Biasanya papih tidak suka kerja dari rumah.”

“Tidak masalah,” jawab Arsen, sambil menyalakan laptopnya. “Aku tidak tenang kalau harus meninggalkanmu sendirian.”

Kalimat itu membuat Anita terdiam. Ia menatap suaminya yang kini sibuk membuka file dan laporan perusahaan. Kalimat yang hanya bisa ia bayangkan dalam doa. Hari ini, entah bagaimana, semesta mengabulkannya. Ia menyandarkan tubuh ke sandaran ranjang, matanya perlahan menghangat oleh rasa haru yang tak bisa disembunyikan.

Meski tidak terlalu banyak bicara, Arsen beberapa kali menoleh padanya.

“Kamu sudah makan?” tanyanya kemudian.

“Belum. Aku tadi terlalu mual.”

Arsen berdiri. “Aku buatkan bubur. Tunggu di sini.”

Anita menahan senyum. Wajahnya tetap tenang, tetapi ada kegembiraan kecil yang tumbuh dalam dada. Ia tahu, Arsen tidak pandai menunjukkan kasih sayang dengan kata-kata, tapi perbuatannya hari ini sudah cukup membuatnya merasa berarti.

Arsen turun ke dapur, dia membuka tempat beras dan mengambil beberapa gelas ke dalam wadah untuk dicuci terlebih dahulu. Sejujurnya Arsen sedikit lupa cara memasak bubur, dia sudah lama tidak membuat ini, terakhir kali semenjak Anita hamil anak pertama, Arsen sering membuatkan berbagai macam masakan sederhana, sebab dikehamilan yang pertama Anita sering sakit dan tidak bisa mengerjakan apapun. Dan baru kali ini dia berkutat dengan alat dapur lagi.

Arsen merebus nasi tersebut dengan air yang cukup banyak, dia juga menambahkan bumbu penyedap supaya rasa buburnya tidak hambar, sebab jika tidak begitu bisa-bisa Anita malah makin mual dan tidak ada makanan yang bisa dia konsumsi.

Arsen membuka ponselnya sebentar untuk melihat resep di internet, siapa tau dia kelupaan memasukan bumbu atau semacamnya.

"Ah, benar. Aku juga harus membuat topingnya" gumam Arsen menepuk keningnya sendiri.

Beberapa menit kemudian, Arsen kembali ke kamar dengan semangkuk bubur ayam hangat dan segelas air putih. Ia menaruhnya di meja kecil di samping ranjang.

“Makan pelan-pelan. Kalau mual, berhenti saja” pesannya singkat.

“Terima kasih, Pih,” balas Anita lembut.

Arsen kembali ke kursinya, melanjutkan pekerjaannya. Namun, sesekali matanya mencuri pandang ke arah istrinya yang makan perlahan. Di balik sikapnya yang dingin, sebenarnya hati Arsen dipenuhi rasa yang berkecamuk. Rasa khawatir, harap, dan sedikit takut. Ia tidak pernah membayangkan bahwa perasaan menjadi calon ayah kembali akan begitu membingungkan, namun juga menyenangkan.

"Apakah ada yang kurang dari masakan ku?" serunya ingin tahu.

Anita menggeleng seraya menelan bubur di mulutnya. "Tidak kok, pih. Ini enak! Masih sama seperti dulu, masakan buatan papih selalu cocok dilidahku"

Arsen tak menanggapi pujian itu, dia cukup puas dengan hasil masakannya, Arsen pun melanjutkan pekerjaan sembari menunggu Anita selesai sarapan.

Setelah makan, Anita kembali berbaring. Rasa kantuk datang bersamaan dengan perasaan kenyang dan hangat.

"Pih, aku tinggal tidur tidak apa-apa kan?"

Arsen menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul sembilan. "Padahal masih pagi, ya sudah tidur saja kalau memang mengantuk"

Anita pun terlelap lima menit kemudian, sementara Arsen masih mengetik laporan di laptopnya. Suara ketikan menjadi latar sunyi yang menenangkan.

Menjelang siang, Arsen mengambil ponselnya dan membuka kontak ibunya. Ia menelpon sang ibu untuk memberitahu kabar bahagia ini.

"Hallo Arsen? Tumben sekali kamu telpon"

Arsen agak ragu karena mungkin ini terlalu cepat untuknya memberi informasi terkait kehamilan Anita, tetapi disisi lain dia ingin cepat-cepat memberitahu keluarganya.

"Iya, Mah... Maaf Arsen tiba-tiba menelpon, aku cuma mau memberi sedikit kabar"

"Kabar? Tentang apa, nak?"

"Emm... Begini, mah. Tadi malam Anita mendadak mual dan muntah-muntah, lalu tadi pagi kami membeli testpact untuk mengecek kemungkinan datangnya rasa mual itu. Dan hasilnya.... Anita positif, mah" jelas Arsen.

"Astaga, Puji Tuhan! Yang benar, Arsen??Mama sangat senang dengarnya. Lalu begitu sore ini Mama ke sana ya. Mama akan bawa sesuatu untuk Anita."

Arsen menghela napas pelan, lalu tersenyum samar. Ia tahu ibunya akan senang. Dari semua keluarganya, hanya Miranda yang benar-benar menerima Anita dengan tulus. Bahkan ketika hubungan mereka sedang renggang, Miranda tetap menjaga komunikasi dengan menantunya. Wanita itu selalu percaya bahwa Anita adalah orang baik, meskipun banyak yang mencoba meyakinkan sebaliknya.

"Iya, Mah. Kami tunggu kedatangannya. Sampai jumpa nanti sore" Telpon pun terputus saat itu juga.

Saat matahari mulai tergelincir ke barat, Anita terbangun dari tidurnya. Ia menemukan Arsen sedang duduk disisi ranjang sambil memandanginya.

“Hm? Kamu sedang apa, pih?” tanyanya sembari mengucek mata yang masih tampak kabur.

“Tidak sedang apa-apa” jawab Arsen singkat, lalu berdiri dan mendekati ranjang. “Kamu tidur nyenyak?”

Anita mengangguk. “Lumayan.”

“Kepalamu masih pusing?”

“Sedikit, tapi sudah lebih baik.”

Arsen mengangguk. “Mama akan kemari sore ini.”

“Mama mau kesini?” Mata Anita berbinar. ”Tunggu! Mama sudah tau?"

“Ya, aku yang bilang,” jawab Arsen “Dia senang sekali saat aku memberitahu jika kamu hamil. Mama bilang dia mau bawa sesuatu untuk kamu.”

“Oh ya? Aku juga senang, aku tidak sabar bertemu mama nanti” ucap Anita dengan mata berkaca-kaca. Miranda memang selalu perhatian kepadanya, sifat hangat ibu mertuanya itu selalu mampu menenangkan hatinya, bahkan di masa-masa sulit hidup Anita.

1
Uthie
semoga segera sadar, cinta yg seperti apa yg kamu miliki untuk si Arsen..
begitupun dengan cinta Arsen untukmu 😌
Uthie
sudah mulai-mulai niiii si Arsen 😏
Uba Muhammad Al-varo
Anita jangan kau paksa diri bahagia,buat apa kau terluka karena cinta,kau juga berhak bahagia apalagi kau punya sahabat Baim yang baik dan mencintai mu,pisah aja , Arsen udah mulai selingkuh dengan Natasha
Yoona Mell Abdullah
Anita cari kebahagiaan mu sendiri…tinggal kan keluarga yg tidak syg kmu
Ma Em
Anita semangat ya kamu harus bangkit jgn selalu mengalah kalau emang Arsen TDK peduli padamu lebih baik mundur mungkin itu jalan terbaik untuk Anita carilah kebahagiaanmu sendiri Anita jgn memaksakan diri
Siti Zaid
Semoga saja Arsen tidak lagi mengabaikan Anita dan pentingkan pekerjaan nya dari pada kesihatan Anita...
Ana_Mar
Arsen tetaplah Arsen yang tetep keukeuh prioritaskan pekerjaan daripada istrinya sendiri.
Humay Uum
mungkin dari orang yang sedang dekat dengan Arsen akhir akhir ini karena salah paham kemaren2 yg cuek trus Deket SMA yg lain dtambabh Anita sakit kyaya karena Janin yg dtunggu dluar kandungan apa lagi nih dharapkan banget kan SMA Arsen ,karenaa mau berubah jadi suami yaang baik dan nih lah cobany datang ,dan Anita tau Dy juga berubah tak peduli dengan suamiy karena berkhianat
Ma Em
Mungkin yg telepon Arsen adalah temannya Ananda kalau emang benar Arsen selingkuh semoga segera diketahui oleh Anita
Rahma Inayah
pasti tlp dr pelakor yg dia temui TDK sengaja di cafe tempo hari
Ana_Mar
apa diam-diam Arsen sudah selingkuhkah?
Siti Zaid
Cerita rumahtangga seorang wanita yang bernama Anita yang begitu sabar dan tabah menghadapi kekejaman suaminya..menarik..
Siti Zaid
Semoga Arsen benar2 menjadi suami yang bisa menjadi tempat utk Anita bergantung hidup dengan cinta dan kasih sayang yang tulus dari Arsen
dewi: jauhkan lah ulat2 bulu dr kehidupan mereka
total 1 replies
Cookies
jgn sampe Arsen selingkuh thor
Ma Em
Semoga Arsen tdk berubah lagi dan tetap sayang sama Anita jgn sampai kena hasutan yg tdk baik dari Selena dan Ananda
Uthie
Nexxxttt 💞
Ana_Mar
Alhamdulillah Nita..kamu bisa pulang kembali. sehat-sehat ya ..
Uthie
Masih menyimak kelanjutan hubungan mereka akan seperti apa dan bagaimana.... 😏
Uba Muhammad Al-varo
semoga yang terjadi kemarin ketika Anita mau operasi ketahuan Anita dan Arsen tidak benar' sendiri.
Ma Em
Anita ini terlalu polos dan jujur atau terlalu cinta pada Arsen makanya gampang sekali dibohongi baru ditungguin Arsen dan keluarganya datang langsung senang padahal seperti Teresa dan Ananda sangat benci pada Anita.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!