NovelToon NovelToon
Jodohku Si Anak Band

Jodohku Si Anak Band

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cintapertama
Popularitas:9
Nilai: 5
Nama Author: santisnt

Melodi terpaksa menerima perjodohan yang sebenarnya ditujukan untuk kakaknya. Ia dinikahkan dengan Gilang, gitaris sekaligus vokalis terkenal berusia 32 tahun—pria dingin yang menerima pernikahan itu hanya demi menepati janji lama keluarganya.

Sebelum ikut ke Jakarta, Melodi meminta sebuah perjanjian pribadi agar ia tetap bisa menjaga batas dan harga dirinya. Gilang setuju, dengan satu syarat: Melodi harus tetap berada dekat dengannya, bekerja sebagai asisten pribadinya.

Namun sesampainya di Jakarta, Melodi mendapati kenyataan pahit:
Gilang sudah memiliki seorang kekasih yang selalu berada di sisinya.

Kini Melodi hidup sebagai istri yang tak dianggap, terikat dalam pernikahan tanpa cinta, sambil menjalani hari-hari sebagai asisten bagi pria yang hatinya milik orang lain. Namun di balik dinginnya Gilang, Melodi mulai melihat sisi yang tak pernah ditunjukkan sang selebritis pada dunia—dan perasaan yang tak seharusnya tumbuh mulai muncul di antara mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santisnt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kesepakatan

Gilang menyandarkan punggungnya, menghela napas panjang.

“Alasan satu-satunya ya orang tua. Gue nggak mau ditanya kapan nikah terus.”

Melodi langsung ngedumel.

“Ya derita lo lah.”

Ia manyun, matanya melotot kecil.

“Gue mah nggak mau. Lagian bokap gue udah nggak ada, jadi mau gue nerima atau nggak… ya nggak penting.”

Gilang mengernyit, menatap Melodi lebih serius.

“Tapi bukannya kasian? Orang yang nggak ada janjinya masih ada di dunia, inget.”

Melodi langsung mendengus kesal.

“Lo maunya apa sih?”

Gilang bersandar ke depan, nada suaranya lebih tenang.

“Terima aja perjodohannya. Tenang, gue nggak nuntut lo buat jadi istri gue kok.”

Ia mengangkat kedua tangan seolah memberi jarak.

“Cukup jalanin hidup masing-masing aja.”

Melodi memutar bola matanya keras.

“Oke. Kalau gitu harus ada kesepakatan.”

Gilang tersenyum tipis, seolah sudah menebak.

“Sebutkan, Nona Melodi.”

Melodi menyilangkan tangan di dada, napasnya berat, mata menatap Gilang penuh peringatan.

“Lo harus tau, hidup gue udah susah. Kuliah gue mahal. Jadi gue mau—gue tetap kerja. Jangan batasin kerjaan gue, ngerti?”

Gilang mengangguk pelan.

“Oke.”

Melodi lanjut, semakin tegas.

“Gue nggak akan ganggu hidup lo. Jadi lo juga nggak boleh ganggu hidup gue. Kita jalan masing-masing sesuai kesepakatan.”

Gilang menahan tawa tipis, tapi tetap menatap serius.

“Sip.”

Melodi mendekat sedikit, menunjuk meja, bukan Gilang.

“Dan satu lagi, jangan nuntut gue buat jadi istri yang harus ngelayanin lo. Awas aja kalau lo mulai aneh-aneh.”

Gilang langsung mengangkat kedua tangan lagi, seolah menyerah sebelum perang.

“Gue bukan tipe yang maksa orang, relax.”

Melodi masih melanjutkan, lebih tegas lagi.

“Terakhir… jangan ada kontak fisik. Ngerti?”

Gilang terdiam sejenak.

Ia memandang Melodi lama… lama sekali… lalu tersenyum sinis tapi lembut.

“Oke. Gue hormatin.”

Ia mengangguk pelan.

“Tapi… ada satu aturan juga dari gue.”

Melodi mengernyit.

“Apa lagi?”

Gilang mencondongkan badan sedikit ke depan, nadanya lebih pelan tapi tegas.

“Lo tau kan gue ada pacar. Jadi gue harap lo juga nggak ikut campur. Tambahan satu lagi…”

Ia menatap Melodi lurus.

“…jangan pernah naruh rasa ke gue.”

Melodi langsung mendengus, memutar mata.

“Idih, terserah lo.”

Ia mengangkat alis, wajahnya penuh ketidaksabaran.

“Gue juga nggak bakal ada rasa. Nggak usah takut.”

Gilang tersenyum tipis, seolah mendapatkan jawaban yang ia mau.

“Bagus.”

Melodi langsung berdiri, meraih tasnya.

“Udah kan? Kesepakatannya jelas. Lo jalani hidup lo, gue jalanin hidup gue. Nggak usah ada yang merasa terikat.”

Gilang menyandarkan punggungnya, menatap Melodi penuh perhitungan.

“Masalah kerja lo, boleh kerja… tapi lo nggak boleh kerja sama orang lain. Lo harus kerja sama gue.”

Melodi langsung memutar kepala cepat, kaget sekaligus kesal.

“Nggak mau. Gaji gue mahal, bro. Gue backoffice bank, terus harus jadi kacung lo? Sorry, nggak.”

Gilang malah terlihat santai.

“Gue kasih dua kali lipat dari itu.”

Melodi melotot.

“Kenapa gitu? Masalah kalau gue kerja di luar kan nggak usah urus hidup masing-masing.”

Gilang menghela napas dalam, lalu bersandar maju.

“Gue nggak mau ketauan aja sama nyokap bokap. Tenang, masalah gaji gue kasih dua kali lipat.”

Melodi menyipitkan mata.

“Kerja apa?”

“Kerja ya paling jadi asisten gue. Ikut gue manggung. Nge-handle jadwal, bantu tim gue, dan lain-lain.”

Melodi langsung merinding jijik.

“Ih ogah banget. Gue bukan fans lo.”

Gilang angkat bahu.

“Yaudah terserah. Yang penting itu syarat dari gue.”

Melodi akhirnya bersedekap, menarik napas frustasi.

“Oke. TIGA kali lipat.”

Gilang sampai terkekeh.

“Matre juga.”

Melodi mendelik.

“Bukan matre. Realistis namanya. Lagian gue juga nggak butuh nafkah lo, jadi kalau mau gue nurut aturan lo, gue harus dapet ganti yang setimpal.”

Gilang mengangguk pelan, senyumnya tipis—lebih ke takjub.

“Deal. Tiga kali lipat.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!