Seorang anak mahasiswa yang sangat miskin mendapatkan kekayaan yang sangat mencengangkan. Kehidupannya menemui banyak rintangan dalam kehidupan sehari harinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Faqih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Kota Surabi
Setelah proses jual beli selesai. Dimas bersalaman dengan Faqih, menunjukkan kesepakatan jual beli dan menambah keakraban di antara mereka berdua.
Kita saling bertukar nomor telefon. pinta Dimas penuh semangat. Siapa tahu kedepannya kita bisa menjalin kerja sama lagi.
Dimas berkata, "Saya tinggal di Kota Surabi, Jika kelak ke sana. Maka singgahlah untuk main. Pintu rumahku akan selalu terbuka untuk Adek Faqih.
Terima kasih banyak Kak, atas tawarannya. Panggilan Faqih, berubah sedikit akrab. Mereka mengobrol begitu lama sampai lupa dengan waktu yang berjalan.
Dalam obrolan, Faqih berusaha menyembunyikan asal dana yang di dapatkan. Ketika Dimas menanyakan sumber dana keluarga Faqih dari mana saja. Faqih menjawab, dari investasi tambang Minyak di Negara Dubai dan Arab Saudi, pertambangan di Benua Eropa dan Amerika, beberapa saham di maskapai yang berada di Amerika, dan Asia.
Ketika Dimas mendengar penjelasan Faqih. Semakin kuat keyakinan Dimas, bahwasanya kekuatan keuangan keluarga Faqih berada ribuan Triliun bahkan bisa puluhan ribu Triliunan.
Dimas berbisik dalam hati, dari penjelasan Dek Faqih, perusahaan yang dia jelaskan barusan, semua merupakan perusahaan raksasa. Bahkan keluarga dek Faqih menanam sahamnya di perusahaan Internet 55 persen. Terutama perusahaan Google, Faqih menanam sahamnya lebih 70 persen Sungguh sumber keuangan yang tak tergoyahkan.
Keluarga yang memiliki latar belakang yang sangat kuat. Bisa jadi keluarga Faqih, salah satu keluarga pengendali ekonomi dunia. Wajah Dimas sedikit terperanjat memikirkan hal itu. Sangat mengerikan kekuatan keuangan mereka, gumam Dimas dalam hati
Semakin Dimas memikirkan, tak terasa kepalanya mengangguk kecil. Penuh rasa tak berdaya.
Saya harus menjalin hubungan dengannya. Gumam Dimas. Jika berteman dengan orang seperti ini, masa depan pasti cemerlang.
Dimas tidak akan menunggu lama lagi. Ada sebuah rencana besar yang ingin di lakukannya. Dimas ingin cepat menceritakan kekuatan ekonomi Faqih di hadapan teman teman group. Dirinya memiliki kesempatan emas membangun jaringan luas dari Faqih.
Baiklah adek Faqih. Sebaiknya kamu istirahat saja, waktu sudah mulai larut malam. Besok saya akan ke kamar kamu sebelum berangkat ke Kota Surabi.
Faqih mengangguk pelan. Saya akan sering berkunjung ke kota Surabi Kak Dimas. Dengan penuh canda, Faqih berkata, "Siapkan saja menu terbaik jika saya berkunjung ke kota Surabi.
Itu sudah pasti dek Faqih. Kamu tidak akan kecewa jika ke Kota Surabi.
Dimas melangkahkan kakinya menuju lift pribadinya. Dengan senyum tawa yang puas, wajah Dimas terlihat sangat bersemangat.
Yanti yang masih berdiri di depan Faqih penuh kegelisahan. Faqih bertanya, "Apa yang membuatmu seperti itu ?".
Faqih lanjut bertanya, "Mengapa wajahmu tampak begitu gelisah ? Apa kamu sedang sakit ?".
Tidak Tuan. Saya baik baik saja, tutur Yanti. Dia berusaha memberanikan dirinya untuk bertanya, "Apakah Tuan akan mencarikan penggantiku di posisi Manager Hotel Bintang Permata". Wajahnya penuh kegelisahan.
Mendengar perkataan Yanti, Faqih memahami keselisahannya.
Oohhh, teryata.
Ha, ha, ha,
Faqih tertawa lepas melihat wajah Yanti yang tampak lucu. Yanti terlihat muram dengan ketawa Faqih. Dia merasa itu suatu hinaan, sebab hatinya lagi penuh rasa gelisah dan sedih. Sedangkan pria di hadapannya menertawainya.
Faqih berkata, "Apa karena hal itu sampai dirimu gelisah tidak karuan?".
Mendengar perkataan Faqih. Yanti hanya mengangguk pelan bercampur sedih.
Mari sini. Faqih memanggil Yanti yang terlihat sedih. Dengan langkah anggun. Yanti duduk di sofa berhadapan dengan Faqih.
Kamu sekarang menjadi Direktur Hotel Bintang Permata. Tutur Faqih memandang Yanti. Wajah Yanti tampak kaget menatap Faqih yang sedang berusaha berdiri.
Faqih lanjut berkata, "Kamu lebih tahu tentang Hotel ini di bandingkan dengan saya. Kamu memiliki potensi besar dan dedikasi tinggi untuk mengelola Hotel Bintang Permata.
Boommm,,,
Yanti sedikit terperanjat mendengarnya. Ada rasa kebahagiaan yang di rasakannya. Posisi yang di berikan merupakan jabatan yang tinggi.
Maaf Tuan,,, Saya tidak layak menjadi seorang Direktur Hotel Bintang Permata. Jabatan itu terlalu tinggi untukku. Saya tidak mampu melaksanakannya
Mendengar pengakuan Yanti. Faqih tersenyum kecil lalu berkata, "Kamu jangan berkecil hati, kemampuanmu sungguh luar biasa". Menjadi seorang Manager juga merupakan tanggungjawab yang besar, Jadi bagiku kamu pasti bisa melakukannya.
Mulai saat ini kamu akan menjadi Direktur Hotel Bintang Permata. Kamu berpegang penuh untuk mengatur semuanya.
Mendengar penjelasan Faqih. Matanya berkaca kaca, ada bulir bulir air kecil di pinggir matanya.