tentang dia yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. kehidupan pertamanya yang di perlakukan buruk hingga mati tragis dalam penyiksaan, membuat dia bertekad untuk memperbaiki hidupnya dengan mengambil keputusan yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ENAM BELAS
"Selamat tuan Gema atas pulangnya putri anda " terdengar suara tuan Thomas.
"Terima kasih tuan Thomas, saya pikir orang sesibuk anda tidak akan sempat ke pesta kecil keluarga saya".
" Ha.... ha.... ha.. saya tidak sesibuk yang anda pikirkan tuan".
"Tapi terima kasih sudah datang tuan".
"Apa keluarga besar anda hadir semua tuan? ".
"Keluarga besar? Saya tidak punya keluarga besar karena saya sebatang kara. Tapi sekarang saya sudah tidak sendiri karena sudah ada istri dan anak-anak saya yang hebat dan membanggakan".
"Cih !! sombong!! " cibir Gladis, "hebat apanya? ujian sekolah aja selalu curang " cibirnya lagi.
"Ck.. ck.. anda sangat beruntung tuan, saya juga sangat ingin anak-anak saya hebat seperti anak-anak anda".
"Pinter banget tu om-om cara ngomong nya, merendah untuk meroket gak sih om? Jelas-jelas dia pintar masak anaknya bodoh? " komen Gladis julid.
"Ha... ha.. anda bisa saja, tentu anak anda lebih hebat dari anak saya, bukankah anda seorang profesor muda yang terkenal jenius? "
"Ku anggap itu pujian untuk ku tuan Gema".
"Dengan senang hati tuan Thomas".
"Tapi tuan Gema, rumor yang pernah saya dengar bahwa anda punya keluarga angkat, apa itu benar?".
"Wah... si om hebat banget ngorek informasi nya, gak salah di julukin si jenius" ucap Gladis.
"Rumor palsu dari mana itu, saya sama sekali tidak punya keluarga baik kandung maupun angkat" jawab tuan Gema.
"Ah... begitu ternyata"
"Ha... ha... tuan Thomas, anda jangan terlalu percaya terhadap rumor-rumor yang beredar karena kebanyakan itu palsu" terdengar tawa Gema yang garing.
"Ha... ha.. ha anda benar. Kebanyakan rumor itu palsu berarti ada sedikit di antaranya yang benar" ucap tuan Thomas sambil tertawa renyah, tapi bagi yang sudah mengenal sosok tersebut pasti tau arti tawa yang seperti itu. Gladis sendiri tertawa mendengar tawa ejekan tuan Thomas.
"Tapi bukankah rumor yang beredar akan ada jika di picu oleh sesuatu hal? " terdengar suara asing tapi Gladis tau itu bukan suara tuan Gema atau tuan Thomas.
"Wah.... siapa nih yang nanya? pengen banget aku kasih penghargaan, mambantu banget soalnya" kata Gladis, pasti itu salah satu tamu pestanya tuan Gema.
"Mungkin yang sebenarnya terjadi cuma tuan Gema yang tau" kembali terdengar suara tuan Thomas.
"Ha... ha.. " terdengar tawa Gema, "itu semua berita bohong. Maaf tuan-tuan saya permisi dulu".
" Malah kabur, takut di pojok ya? " cibir Gladis. Rekaman itu hening tak ada lagi suara, dia pikir sudah selesai dan ingin mematikankan nya, tapi terhenti ketika mendengar suara asing dari rekaman itu lagi.
"Tumben tuan Thomas datang ke acara seperti ini, biasanya anda jarang pergi ke tempat-tempat seperti ini sendiri, selalu asisten atau sekretaris anda yang wakilkan".
"Anda sangat tau saya tuan" terdengar suara tuan Thomas.
"Apapun tujuan anda disini saya tidak akan ikut campur, tapi jangan terlalu dekat dengan Gema karna dia tidak sebersih itu. Banyak di antara tamu-tamu yang hadir bukan datang karna Gema sendiri tapi mereka datang untuk bertemu dengan tuan Vincent, tuan Zarca dan anda sendiri. Tapi saya sangat beruntung datang ke sini malam ini, ternyata saya bisa bertemu dengan anda dan tuan zarca. Untuk tuan Vincent anda pasti tau dia bagaimana".
"Ha.. ha.. saya merasa tersanjung ternyata anda juga ingin bertemu dengan saya, tapi tuan Zarca kenapa datang? Biasanya dia tidak akan datang ke acara seseorang yang tidak dekat dengannya".
"Tidak mudah untuk dapat bertemu dengan kalian, dan saya benar-benar hoki malam ini. Tentang tuan Zarca anda tau? dia cuma mampir kesini, tidak sampai sepuluh menit dia sudah keluar dari ruangan ini. Katanya, dia dan istrinya punya janji temu dengan teman di hotel ini juga, jadi mereka sekalian mampir" jelas suara asing tersebut. Bahkan Gladis mengangguk. Dia sudah sempat mikir kalau keluarga Zarca dekat dengan keluarga Fandra walau sudah di beritau oleh papi kalau mereka tidak dekat.
"Omong-omong kau sepertinya tau sesuatu tentang rumor Gema Fandra" pancing tuan Thomas.
"Oh... tentang rumor itu, aku tau sedikit, Gema punya adik angkat yang sukses dalam dunia bisnis bahkan punya perusahaan yang besar. Tapi entah kenapa tiba-tiba perusahaan itu bangkrut. Dan pada hari jatuhnya perusahaan tersebut, adiknya kecelakaan bersama istrinya".
"Bagaimana dengan perusahaan adiknya? "
"Perusahaan itu bangkrut dan namanya hilang dari dunia bisnis, jika kita mencari nama perusahaan itu sekarang, maka tidak ada informasi satupun seakan perusahaan itu sama sekali gak pernah ada"
"Ternyata anda sangat tau banyak hal".
"Ku anggap itu pujian tuan, tapi kenapa anda seperti ingin mencari tau tentang keluarga Fandra? "
"Dia sudah mengusik orang-orang saya".
"Saya tidak tau apa yang sudah dia lakukan pada anda. Perusahaan saya memang menjalin kerjasama dengan perusahaan nya tapi saya selalu memantaunya agar tidak curang dan sampai sejauh ini masih aman. Tuan, jika anda butuh bantuan anda bisa mencari saya, kita sudah kenal lama dan saling percaya. Untuk sekarang anda harus berhati-hati dengan Gema, karna setelah kejadian malam ini dia pasti tidak tenang karna pasti menurutnya anda terlalu ikut campur tentang urusan pribadinya".
"Membantu? Apa anda tidak takut di anggap pengkhianat? "
"Pengkhianat dari segi mana? aku tidak pernah menganggap nya teman, hanya sebatas hubungan antar kerjasama dan saling menguntungkan. Jika dia orang yang baik, dia tidak perlu takut untuk hal semacam ini".
"waw... bala bantuan semakin banyak, tak apa, itu akan semakin gampang untuk mengulik suatu hal yang misteri" ucap Gladis sambil tersenyum.
