Aku, Kamu & Adat Jawa

8-8-2025

Pernikahan antara dafa dan hasna hasil perjodohan kedua orang tuanya itu benar-benar di laksanakan acara pernikahannya di hari ini, kebaya adat Jawa untuk dipakai di akad sudah di ada di kamarnya.

Hasna sudah bangun tidur sejak tadi sekitar jam 2 malam. Untuk di make-up terlebih dahulu.

Hasna memakai make-up dengan model make-up soft glam yang tentunya sangat cocok dengan wajah hasna.

Siger solo putri sanggul adat Jawa yang dilengkapi paes dengan diisi oleh eyeliner untuk mengisi tengahnya.

Bunga melati yang panjang ukuran sitingan pengasih dan peniti di belakangnya.

Kebaya solo putri dengan bahan kebaya panjang berbahan buludru atau brokat dengan warna gelap, seperti hitam atau coklat dan hiasan payet emas. Sedangkan pengantin pria menggunakan beskap berwarna senada.

bawahannya menggunakan kain batik dengan motif khas nya, seperti sido mukti, sido asih atau sido mulyo.

Kondisi pelaminan sudah siap dengan model Jawa juga, dan semua tamu undangan sudah di perintahkan untuk memakai baju adat Jawa atau kain batik khas Jawa.

Tenda atau pelaminan juga memakai model adat Jawa yang dihiasi dengan gunungan atau kayon, dan bunga cantik yang semakin membuat suasana pelaminan semakin megah mewah dan sakral.

Alasan hasna tidak mengganti konsep pernikahannya, karena semuanya sudah terlanjur jadi dipersiapkan dan tidak bisa untuk dibongkar ulang, hari pernikahan juga akan tiba, membutuhkan banyak waktu pastinya jika harus mengubah ulang konsep pernikahan tersebut.

Hasna yang sudah siap dengan kebaya cantiknya dan sanggul adat Jawa, sedang menunggu pengganti calon suaminya datang ke rumahnya untuk melakukan suatu rangkaian acara sakral juga, yang bernama proses panggih atau temu manten.

POV DAFA

Dafa sudah sangat tampan dengan menggunakan pakaian adat Jawa pria dengan warna yang senada juga dengan hasna.

Tenda juga sudah berdiri tegak di halaman rumah Dafa dengan sangat mewah untuk melaksanakan urutan acara selanjutnya dihari ke lima setelah akad yaitu ngunduh mantu di rumah calon pengantin laki-laki atau suaminya.

Mobil yang berisi 6 kursi termasuk sopir yang akan di sopir oleh kakak atau abang laki-laki dafa.

"Udah yuk nduk semua udah siap, seserahan juga sudah dibawa oleh tante dan keluarga papa kamu," ujar ita ibu dari dafa.

Dafa kembali merapikan dan mengecek pakaiannya yang sedang ia pakai itu apakah sudah cocok atau tidak atau ada yang salah atau tidak.

"Ayok mah."

Keluarga inti dafa sudah menaiki mobil pertama yang berisikan 5 kursi termasuk sopir, dan keluarga yang lainnya mengikuti menggunakan kendaraan motor dan mobil secara pribadi namun, beriringan mengikuti dari belakang.

Di pertengahan, perjalanan sedikit terganggu atau terkena macet. Rombongan yang banyak mengantarkan juga itu adalah faktor utama yang menyebabkan kemacetan di jalan.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Pada akhirnya, keluarga dafa sudah sampai dengan selamat di rumah hasna.

Kaki kanannya sudah menurunkan pada aspal jalan dahlia di tempat hasna itu.

Dafa berjalan dengan diapit oleh kedua orang tuanya, dafa berjalan ke meja akad dengan diantarkan oleh keluarga intinya.

Setelah dafa berada di depan pelaminan, dafa membalikkan postur badannya menghadap para tamu-tamu yang hadir dengan custom berbau Jawa.

Mempelai wanita dari kamarnya, sudah siap melangkah menuju meja akad yang akan menemani laki-laki di sampingnya.

Tangan yang melipat di atas kebaya hitam, bunga melati yang menjalar panjang di kepalanya, dengan heels berwarna hitam juga yang melengkapi pakaian adat Jawa itu.

Ketika hampir tiba di kursi akad, dafa melihat hasna dengan tatapan yang tulus dan sangat dalam sekali.

"dia cantik sekali menggunakan adat Jawa," gumamnya dalam hati.

"oke, bapak ibu silahkan kembali ke tempat duduk yang telah disediakan, kita akan langsung melaksanakan ijab kabul sekarang," pinta amil yang memimpin acara pernikahan kita.

"langsung saja ikuti kata-kata yang saya ucapkan ya nak dafa, kula tampi krama lan kawinipun sadherek dafa oktavian lan saudari hasna asih kinanti kaliyan mahar 20gram jene lan seperangkat pirantos salat, dibayar tunai."

Ucapan yang sangat sakral di hanya dilakukan satu kali seumur hidup itu pun berhasil dafa ucapkan dengan lancar tanpa ada gangguan sedikitpun. "kula tampi krama lan kawinipun sadherek dafa oktavian lan saudari hasna asih kinanti kaliyan mahar 20gram jene lan seperangkat pirantos salat, dibayar tunai."

Pak ustadz yang memimpin akad nikah kita berdua melihat kondisi sekitar. "Bagaimana para saksi? Sah?"

"Sah!!"

Semua orang mengatakan satu kata itu dengan satu tarikan napas saja dengan tangan yang sudah keringat dingin tegang.

"monggo, mas pasangkan cincinnya ke istri mas," ujar sang amil tersenyum bahagia ketika kedua mempelai pengantin sudah berhasil sah di pernikahannya.

dengan tangan yang sedikit bergetar, hasna berusaha untuk mengangkat tangan kirinya. Lalu cincin pun dipasangkan di jari manis tangan kiri dafa, begitupun sebaliknya.

Setelah ijab kabul dilaksanakan, acara selanjutnya adalah sungkeman kepada kedua orang tua mereka terlebih dahulu, untuk meminta maaf dan meminta restu atas hubungan yang akan dijalani oleh kedua pasangan ini.

kaki hasna keduanya terlipat, dengan kepala menunduk seraya melihat isi surat atau catatan kata-kata yang harus di ucapkan ketika proses sungkem kepada kedua orang tuanya.

"bu, pah, aku cuma mau bilang, aku minta maaf kalo aku punya salah atau selalu merepotkan ibu sama papa, aku juga minta maaf yang sebesar-besarnya untuk mas fardhan, calon suamiku yang sangat tampan itu, maafin aku ya mas, aku gagal untuk menjadi pendamping hidup kamu. Tuhan lebih sayang sama mas, mas baik-baik ya di sana, tenang disisiNya ya mas, mas pasti udah bahagia melihat aku sudah tidak sendirian lagi. Mas tau ngga? Aku tuh selalu ngerasa kangen sama cara kamu ngobrol mas, aku kangen bahasa Jawa kamu, notif-notif dari kontak kamu, oh iya, kontak kamu akan selalu aku simpan dalam whatsapp aku ya mas, mas boleh kok dateng ke mimpi aku malam ini, pasti mas bahagia banget lihat aku di sini. Aku masih mencintaimu mas."

Hasna menyampaikan rasa terimakasih nya kepada kedua orang tuanya yang telah membesarkannya sampai detik ini, hasna juga meluapkan rasa kerinduannya di hadapan bingkai foto yang sengaja di taruh di kursi pelaminan bersama dengan kedua orang tuanya.

"Mama dan papa disini mau wakilkan mas fardhan yang sudah tenang di alam sana ya nak, mas fardhan di sana pasti lagi tersenyum lihat kamu ada yang menemani untuk seumur hidup kamu, kamu telah melaksanakan ibadah terpanjang di hidup kamu, semoga kamu bisa bahagia selalu dengan pilihan papa kamu ini ya sayang, sayangi suami kamu ini, seperti rasa sayang kamu terhadap mas fardhan, kalian gak boleh bertengkar, InsyaAllah mas fardhan bahagia lihat kamu sudah tak sendirian lagi ya nak ya."

Hasna hanya menarik napas dalam-dalam, seolah tak terima jika harus menghilangkan fardhan dari ingatannya hanya untuk sang suami yang hasna sendiripun belum terlalu kenal siapa dia.

"oke untuk selanjutnya, silahkan untuk bertukar tempat, mempelai pria ke keluarga mempelai wanita, begitu pun sebaliknya ya," ucap MC.

Keduanya duduk dengan sopan seperti tadi di hadapan calon mertuanya.

"Halo om dan tante, aku masih kaku ya nyebutnya kok tante om sih, pertama-tama aku mau ngucapin makasih banyak, udah mau nerima aku sebagai pendamping hidup anak laki-laki tante."

"iya, nak, selamat datang di keluarga kami ya, kamu sudah menjadi bagian dari keluarga kami, semoga rumah tangga kamu bisa baik-baik saja, saling rukun dan membangun rumah tangga yang bahagia ya sayang."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sesi temu manten dan menukar kembar mayang sudah dilaksanakan.

Pengantin mempelai wanita memerintahkan suaminya untuk menginjak satu telur ayam dengan dibungkus oleh plastik kecil.

Dilengkapi Dengan kain merah dibawahnya.

Setelah selesai, mempelai pria membantu mengangkat sang istri dan melanjutkan mengelilingi Dafa dengan tangan yang seperti memohon.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keduanya sudah sah menjadi pasangan suami istri.

cincin yang terpasang di kedua jari sudah mengikat.

Setelah selesai melaksanakan satu per satu acara pernikahan adat Jawa, dafa memutuskan untuk langsung membawa sang istri ke rumahnya.

Alisnya berkerut marah, ketika Rani memerintahkan Hasna untuk tinggal bersama suaminya. "kenapa harus ikut sih mah?"

Rani berusaha merayu anak perempuannya untuk nurut pada sang suami karena tanggung jawabnya sekarang adalah suaminya. "Kamu harus mau nak, kamu harus nurut sama suami kamu."

"iya deh bu, tapi ibu akan tetep jenguk aku ke sana kan?" lesu hasna.

"Kamu itu bukan lagi dititipkan nak, untuk urusan ibu bakal ke sana juga ibu ngga tau, masih banyak urusan ibu di sini, kamu di sana sama suami kamu, kamu juga harus ingat, keluarga suamimu juga adalah keluarga kamu sendiri, kamu jangan canggung di sana,"

Hasna berdengung.

"Sudah-sudah, semua barang sudah dibawa nak Dafa?" tanya ibuku.

"sudah bu, pah, kita pamit dulu ya."

Dafa menyalami tangan kedua mertuanya seraya mencium punggung tangannya.

"udah yuk, berangkat, bu pah kita berangkat dulu ya!" ajak dafa.

Kedua orang tua Hasna mengiyakan menganggukkan kepalanya.

Di dalam mobil keduanya terlihat sangat Canggung, tak ada obrolan satu pun, suara yang melengkapi hanya suara geruh motor mobil dibelakangnya saja.

Hasna seperti ingin menjauh dari kursi mobil depan itu, dalam pikiran dirinya masih merasa tidak nyangka kenapa ia harus menikah dengan laki-laki lain.