Menikahi Pria Culun

Ayesha hampir saja tersedak oleh roti yang dia makan saat kedua Kakaknya duduk di depan nya, bahkan Al dan Nayla sama - sama melongo melihat keadaan wajah kedua anak mereka. Ketiganya memperhatikan wajah Leo dan Alicia dengan cermat. Seperti ada yang beda? Masa iya operasi plastik?

Al menggaruk pelipis nya, menatap Leo dengan lekat."Kamu kenapa boy?Mukamu kok memar gitu?Habis berantem?"

Nayla yang tampak khawatir beralih duduk di samping Leo."Sini Bunda lihat!"Nayla memperhatikan wajah putranya yang babak belur."Kamu berantem sama siapa, Le?Bisa kaya gini, jawab sama Bunda! Kamu berantem sama siapa?"Tanya Nayla dengan nada cemas.

"Kak Alicia juga kenapa?Kok matanya kaya panda gitu?Tumben gak pake make up?" Sekarang Ayesha beralih menatap Kakak perempuan nya.

Alicia hanya melirik sekilas lalu kembali menundukkan kepala tanpa berminat menyentuh makanan nya. Bagaimana dia bisa tidur jika semalaman dirinya di buat begadang karena memikirkan Angga, dia pun bingung kenapa dirinya bisa seperti ini. Padahal biasanya dia sama sekali tidak peduli pada pria, bahkan dirinya tidak mau di repotkan oleh makhluk bernama pria, meski berpacaran tapi itu hanya sebentuk hiburan. Untuk pertama kalinya, hati dan pikiran Alicia merasa gelisah, seperti merindukan sesuatu tapi setiap mengingat malah wajah Angga yang tercetak sangat jelas.

"Leo! Jawab pertanyaan Bunda?Beritahu sama Daddy, siapa yang telah berani mengusik keluarga AE Group, bilang?" Desak Al pada anak pertama nya itu.

Alicia juga beralih menatap Leo yang memang seluruh wajah nya di penuhi oleh luka lebam, tapi dia acuh. Leo melirik ke arah Al, matanya berair, air mata menggenang dan bebas begitu saja."Nasha!Dia selingkuh, bukan hanya selingkuh tapi aku memergokinya tidur bersama pria lain, dan Daddy tau siapa pria itu, dia anak dari keluarga Adiwangsa."

Al terlihat biasa saja, dia memang marah karena Leo terluka, tetapi sejujurnya dia sangat tidak menyukai hubungan anak pertamanya dengan Nasha. Leo di kenal sebagai pria berhati dingin yang sama sekali tidak tertarik dan membenci wanita, karena dia pikir semua wanita mendekatinya hanya karena uang nya.

Tapi Nasha yang juga berasal dari kalangan atas entah bagaimana bisa mengambil hati Leo. Al pun tidak mengerti, tapi bukan nya kasihan, Al justru berterima kasih karena Leo segera sadar dengan wanita itu. Al memang tidak terlalu menyukai Nasha karena dia selalu memakai pakaian ketat yang memperlihatkan belahan dadanya. Bahkan dengan terang - terangan Nasha juga pernah menggodanya ketika dia datang ke perusahaan. Dengan alasan agar lebih dekat calon mertua lah atau apalah? Dia pikir Al bodoh!

Al sengaja tidak memberitahu Nayla karena tak mau membuat keributan, apa lagi Leo sangat mencintai wanita itu. Al hanya menunggu waktu sampai mata putranya terbuka dan melihat sifat asli dari kekasih nya, akhirnya Leo sadar juga.

"Sudahlah, lupakan wanita murahan itu, lagi pula Daddy mau menjodohkan kamu dengan anak sahabat Daddy." Seru Al setelah meneguk kopi hitam nya.

"Daddy gak ngerti perasaan aku," Leo menatap dengan sendu."Dia wanita pertama yang berhasil meluluhkan hati aku, dia wanita baik--"

"Baik kamu bilang?" Sela Al cepat."Apa wanita baik - baik akan memberikan tubuh nya sebelum terikat pernikahan?Cihhh, buka matamu boy, wanita itu hanyalah satu dari banyak nya sampah."

Nayla mengelus punggung putranya."Daddy kamu benar, Leo. Dia bukan wanita baik - baik dan dia tidak cocok masuk ke dalam keluarga kita."

Al mengambil ponsel nya dan menghubungi Vino."Batalkan kontrak kerja sama dengan perusahaan Adiwangsa, buat keluarga itu hancur."Leo terkejut, tapi Nayla melarang nya dengan tatapan tajam, dia tau putranya mau protes.

"Kamu ingat dengan Stela?Dulu dia selalu main ke rumah saat kalian masih kecil tapi sayang keluarga nya pindah ke Amerika karena pekerjaan?" Al menatap sekilas, memperhatikan reaksi Leo yang hanya acuh."Dia anak dari sahabat Daddy dan Bunda, katanya dia akan segera datang ke Indonesia untuk melanjutkan kuliah nya, dan dia akan tinggal di rumah kita. Kamu bisa membuka hati kamu untuk nya."

"Maksud Daddy sama Bunda, Kak Stela anak dari paman Mike dan Mama Arena?Yang dulu sering bawain aku kue brownies itu?" Tanya Ayesha antusias. Dia mengingat mereka saat masih umur 5 tahun. Karena sesama wanita. Alicia, Ayesha dan Stela sering main bersama. Karena Arena yang harus mengurusi pekerjaan nya membuat Stela terkadang menginap di rumah Al.

"Iya, Daddy sama Bunda berniat menjodohkan Abang kamu dengan Stela, kamu suka gak?"

"Suka banget Daddy," Seru Ayesha bahagia."Walaupun gak terlalu inget tapi Ayesha tau dia wanita yang cantik dan baik. Beruntung banget Kak Leo."

"Kalo gitu kamu aja yang nikah sama dia." Leo berdiri dengan kasar."Aku pamit Bund."Leo hanya melirik Al sekilas dan melanjutkan langkah nya.

"Anak itu," Geram Al menahan kekesalan nya."Sayang, kamu sudah menghubungi Arena tentang pernikahan Alicia?"

Nayla menggeleng kepala."Belum, nanti aja pas kita sudah menentukan hari pernikahan mereka."

"Alicia!" Alicia hanya menoleh sekilas ke Nayla dan dia kembali memejamkan matanya."Kenapa kamu?Jam segini kok loyo banget kaya kapas, gak tidur kamu?"

Alicia diam tak menjawab.

"Kamu masih inget sama Tante Widia gak?Dulu kamu pernah sekali ketemu sama anak nya?"Tanya Nayla memancing." Itu loh yang badan nya besar?"

"Gak, dan gak mau kenal." Jawab Alicia malas. Nayla hanya geleng - geleng kepala.

" 1 minggu lagi kita akan bertemu dengan calon mertua kamu dan calon Suami kamu, persiapkan diri kamu,"Alicia tak menjawab ucapan Al, dia menulikan pendengaran nya, membuat Al mencebik kesal."Heh, denger gak?

"Daddy berisik," Protes Alicia, udah ngantuk di tambah beban pikiran nya."Heh, Gue berangkat sekolah bareng Lo ya?!"

"Loh, kenapa?" Tanya Ayesha bingung."Kan Ayesha naik sepeda, mana bisa bonceng Kakak."

"Buang aja tuh sepeda," Seru Alicia kesal."Gue denger dari Vio kalo kemaren di sekolah, Lo di kerjain sama kalangan atas, bahkan sepeda Lo di iket di pohon."

Al membulatkan matanya."APA?Benar itu Ayesha?"Tanya Al mendelik tajam.

Ayesha menelan ludah gugup."Daddy gak usah khawatir, kenakalan remaja biasa kali!"

"Kenakalan apanya?" Alicia memutar bola matanya."Sekolah itu neraka, Lo gak akan bisa bertahan kalo Lo gak nunjukin identitas Lo."

"Tapi kan--"

"Gak ada tapi - tapian, mulai hari ini kamu harus tunjukin siapa kamu, Daddy gak mau kejadian seperti kemaren terulang lagi, kamu ke sekolah naik mobil yang Daddy berikan." Al pergi sebelum Ayesha sempat protes.

Dia melirik Alicia dengan kesal, Alicia yang mendapat tatapan tajam hanya memasang wajah mengantuk."Apa? Lo mau marah?"Tanya nya tak bertenaga.

"Aku denger akan di adakan permainan survive or die hari ini?"

Alicia baru tersadar dengan permainan itu."Oh iya, Gue lupa, ya udah ayo ke sekolah, Gue mau lihat siapa yang jadi kelinci nya."

Alicia menenteng tas nya berjalan lebih dulu menuju garasi, Ayesha hanya memutar bola matanya, apa serunya coba permainan itu?