NovelToon NovelToon
Sang Penerus Yang Tersembunyi

Sang Penerus Yang Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin / Menyembunyikan Identitas / Kultivasi Modern
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Seorang anak laki-laki kala itu masih berusia 10 tahun, tidak di kenal oleh siapapun karena identitasnya telah di sembunyikan oleh sang Ibu.

Suatu hari sang lelaki itu harus menerima kehidupan yang pahit, karena sang Ibu harus di bunuh, namun sayang dia tidak dapat menolongnya, sialnya lagi dia harus mengikuti keinginan sang Ibu yaitu bersembunyi di suatu tempat agar bisa menjaga sang adik dan membalaskan dendam sang Ibu, dan juga bisa mengambil alih apa yang telah menjadi haknya.

Dan saat tiba di sebuah tempat di mana dana Dan naya di selamatkan, Dana menemukan seorang wanita yang menarik hatinya, namun sayang ketika dewasa, dia harus meninggalkan wanita itu untuk merebut perusahaan dan berpura-pura mencintai wanita lain, yaitu anak dari pembunuh Ibunya sekaligus yang telah merebut perusahaannya.

Bagaimana cerita cintanya dan apakah Dana mampu setia?, lalu apa yang terjadi dengan perusahaannya ketika Dana hadir di perusahaan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 ~ Area pertandingan

Keesokan harinya, lomba itu segera di mulai, Dana telah berada bersama Rofik dan lainnya.

Dana merasakan debaran jantung karena ini pertama kali bagi dirinya, dia berharap memenangkan lomba ini bukan untuk sekedar piala atau penghargaan namun untuk melihat sampai mana dia berhasil mengalahkan lawan.

Mungkin di sini lawannya belum seberapa namun di luar sana kelak dia akan menghadapi lawan sesungguhnya, dengan otak dan juga otot.

Nama Dana pun di panggil, dia kini berada di sebuah area, dengan seorang laki-laki yang sebaya dengannya telah berada di depannya.

Pertandingan pun di mulai, Dana di serang dia menghindar, dan Dana pun mulai menyerang lawan pun terkapar.

Beberapa menit kemudian ... Dia terkapar sulit untuk bangkit, dengan hitungan menit ... belum bangun.

Namun tiba-tiba datang seorang pria ke tengah pertandingan dan membantu untuk bangun dan entah apa yang di katakannya. Sehingga sang lawan mampu berdiri dengan susah payah.

Ketika pria itu berbalik dan berjalan keluar area pertandingan, Dana menahan sesak di dadanya kembali.

Kenapa harus kembali bertemu dengannya, lagi-lagi dia, tidakkah aku bisa hidup bebas dari dirinya. Bahkan pertandingan ini saja aku harus bertemu dengannya. Keluh Dana dalam segala pemikirannya.

Namun kini dia harus fokus, jangan membiarkan pria itu mengganggu konsentrasinya, bahkan menghancurkan pertandingan ini.

Dana yang ingin mempersiapkan pertandingan ini ibarat bertanding di dunia nyata, pada akhirnya dia harus bertemu orang ingin dia hadapi yaitu Fernando.

Entah siapa anak ini bagi Fernando dan kini bukan lagi pertandingan merebutkan penghargaan antara perguruan namun bagi Dana ini sudah di luar itu lebih besar dari itu.

Dana yang diawali rasa kaget yang menyelimuti dirinya akibat bertemunya dengan Fernando, membuatnya hampir terserang.

Tapi itu tak berlangsung lama ... dia pandai menangkis dan menghindar.

Dengan wajah tersenyum dan penuh ketenangan, Dana terus menghindar, otaknya berjalan dengan ilmu yang masih standar.

Membuat si lawan geram ... dia kembali menyerang, lagi-lagi Dana menghindar, lagi membuat orang itu kembali emosi.

Dana tersenyum, dan sekali serangan pria itu kembali terjatuh.

Namun Dana mendapatkan teriakan dari pendukung sang lawan.

"Curang tuh ...,"

"Ah dia ga adil tuh, jelas main curang,"

dan masih banyak lagi berbagai macam hujatan yang mengatakan jika Dana curang.

Untungnya Dana tidak mudah terprovokasi, dia siap menyerang namun di hentikan oleh wasit.

Pendukung Dana tak ingin kalah, mereka merasa Dana telah di sudutkan, maka mereka pun menyerang dengan menyuarakan yang sama-sama menyerang dengan berbagai hujatan.

Tetapi riuh itu tidak berangsur lama karena wasit telah meniup peluitnya dengan keras dan membuat para pendukung pun berhenti.

Area pertandingan kembali tenang, kini acaranya telah di mulai kembali, Dana yang tidak terprovokasi bisa dengan mudah fokus menghadapi musuh.

Tapi lain halnya dengan lawan Dana, orangnya mudah terprovokasi sehingga dia pun tersulut emosi.

Lawannya menyerang Dana dengan emosi, Dana yang terlambat menghindar pun akhirnya terjatuh.

Saat terjatuh lawan terus memukul Dana, wasit akhirnya meniup peluitnya, hingga membuat sang lawan mundur.

Dana mencoba berdiri, dengan menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.

Musuh nyata, anda benar-benar nyata dan bukan area tanding merebutkan piala.

Latihan di serang anda tuan Fernando ... batin Dana, dengan sedikit emosi Dana pun kini menyerang, area ini semakin seru oleh lawan yang kuat.

Jae dan keluarga bahkan adiknya tak kalah Sylvia dan Ibunya pun merasakan tegang yang tidak terkira.

Inilah yang tidak diinginkan para wanita saat melihat pertandingan bela diri saat saling serang.

Mereka semua sama-sama mendoakan kemenangan Dana, pertandingan makin menegangkan di kala mereka saling menyerang.

Dan entah siapa yang akan kalah, karena mereka berdua adalah lawan yang hebat.

Dana memutar otaknya, bagaimana menuntaskan pertandingan ini bisa berakhir tanpa ada penindasan.

Dana tersenyum dan melakukan hal yang sama sebelum Fernando memasuki area tanding ini.

Dana kembali menghindar, terus menghindar, membuat sang lawan kembali kesal, dan di waktu yang tepat Dana melawan.

Dan akhirnya lawan pun tersungkur, membuatnya semakin sulit berdiri.

Kembali Fernando memasuki area tanding, ya dengan petinggi semacam dia siapapun akan tunduk. Begitupula di area pertandingan ini, yang seharusnya keluarga atau penonton/pendukung tidak di perbolehkan memasuki area tanding.

Namun siapa sangka, pendukung Dana menyuarakan suaranya. Suara itu membuat Fernando akhirnya keluar dari area itu.

Entah malu, entah merasakan sesuatu amarah yang di pendam.

Fernando yang telah menginjak area itu dan belum sempat mendekati pemainnya, membuat pemainnya menyerah.

Akhirnya pertandingan ini di menangkan oleh Dana, dan tak lupa beserta uang piala juga piagamnya.

Lawan perlahan keluar dari arena itu. namun suporter Dana malah mendekati Dana, mereka bersurak dan memeluk Dana. membuat mereka berkumpul dan cukup lama berada di arena itu.

Ya Dana senang karena telah mengalahkan musuh, bukan karena penghargaan yang dia miliki.

Bagi Dana penghargaan itu hanya sebuah alat yang tidak berguna, namun baginya ilmu yang di miliki dan dapat mempertahankan diri dari musuh bahkan dapat mengalahkan musuh itulah yang terpenting.

Dendam Dana tidak akan berhenti dari dia menyerang pria tersebut, Apalagi jika pria itu anaknya Fernando. Jelas Dana tidak akan puas dengan semua itu.

Saat Dana di kelilingi guru juga keluarga, lain hal dengan lawan tadi.

Sesampainya di rumah, lawan itu bernama Aldo habis di marahi ayahnya Fernando, ya ternyata dia memiliki anak kembar, satu seorang wanita yang kemarin bertemu di jalan dan sarunya lagi adalah Aldo.

"Memalukan Ayahmu seorang pembisnis hebat anaknya kalah hanya oleh serangan dari anak kampung biasa," cecar Fernando.

Luka yang ada dari Aldo bukannya disembuhkan namun malah di tambah dengan cambukan.

Aldo yang sudah tidak memiliki tenaga pun hanya mampu terkampar di tengah ruangan.

Sang istri merasa sakit perih, begitu tega sang suami memukuli anaknya hanya sekedar kalah dari pertandingan.

Sang istri memapah anaknya, dan mengobati perlahan, rasa perih menyelimuti dirinya, kenapa begitu kasar kepada anak lelakinya, tak bisakah bersikap lembut.

Semalaman anak itu merintih kesakitan, entah harus membalaskan dendam ataukah hanya mampu menahan amarah dan sakit hati kepada Fernando?. Sungguh aldo tidak dapat memahaminya. Sakit itulah yang di rasa, kejam itupula yang terjadi.

Tak hanya sang anak yang merasakan sakit, tapi sang istrinya pun sama, apalagi anaknya yang kini merasakan luka di sekujur tubuhnya.

Tidak hanya kepada keluarga Dana Fernando melakukan aksi kejahatannya, tapi kepada keluarganya terutama kepada anak lelakinya dia melakukan kekejaman.

Beruntung Dana di kelilingi oleh orang baik, meski tidak memiliki keluarga utuh namun tidak kekurangan kasih sayang.

Luka yang tak seberapa dibandingkan musuhnya telah di obati oleh Yuni. Dana hanya mampu meringis. Perih akibat luka goresan tentu ada. Tapi itu tak seberapa di bandingkan luka yang telah menyayat hatinya beberapa tahun silam.

Bersambung ...

1
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
dira rahmi: Terimakasih 😘😘😘😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!