Di cerai karena anak yang dia lahirkan meninggal, membuat hati Adelia semakin terpuruk, akan tetapi beberapa hari kemudian, dia di minta untuk menjadi ibu susu anak CEO di tempatnya bekerja, karena memang dirinya di ketahui mempunyai ASI yang melimpah.
Apakah Adelia mampu menyembuhkan lukanya melalui bayi yang saat ini dia susui? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjalankan Taktik.
Adel nampak menundukkan pandangannya, di saat wajah tampan itu mulai memburuh menatap wajahnya, dadanya mulai bergemuruh, bukan karena ketakutan akan tetapi ada rasa yang tidak biasa yang ia sendiri tidak berani mengungkapkan, hingga membiarkan gugup itu menyerang hatinya dengan nafas yang memburuh tak beraturan.
"Adel, ayo turun sarapan sudah siap," ajak Arthur, lagi-lagi Adel sedikit menghindar pasalnya ia tidak mau berurusan lagi dengan Angel.
"Tuan ... Aku sarapan di dapur saja bersama pelayan lainnya, aku gak mau kejadian kemarin terulang lagi," tolak Adel, dengan halus.
"Del, kamu bukan pelayan, tapi kamu bagian dari Dalton, dan aku tidak rela jika kau makan bersama mereka tempatmu bukan di situ," ungkap Arthur.
"Tapi Tuan ....," ucapan Adel menggantung.
"Tidak usah banyak tapi ayo kita turun," ajak Arthur yang langsung menggandeng lengan Adel, karena posisi dalam keadaan menggendong Dalton.
Adel tidak bisa menolak, perempuan itu pasrah mengikuti arah kaki pria dihadapannya itu yang mulai menuruni anakan tangga, langkah Arthur kali ini berubah pelan tapi masih terdengar suara sepatunya.
Dan ketika mulai berada di ruang makan seseorang di sisi kiri meja makan sana mulai memancarkan tatapan tajamnya, hari Angel semakin memanas melihat kedekatan antara Kakak tirinya dan Adel yang semakin terlihat dekat bukan hanya sekedar pembantu dan majikan, bahkan pagi ini Arthur sudah berani menggandeng lengan pengasuh anaknya itu.
"Ayo Del, duduk," pinta Arthur sambil menyeret kursi untuk Adel.
"Makasih Tuan," sahut Adel.
"Del, kau makan dulu sebentar, biar Dalton aku gendong dulu," ucap Arthur yang tambah membuat hati seseorang di sisi seberang semakin memanas.
"Kak, bisa gak memperlakukan pembantu seperlunya saja jangan berlebihan, penglihatan ku ternodai tahu gara-gara melihat pemandangan tidak mengenakkan ini, dan kau pembantu, jangan sok kurang ajar deh sama majikan," cetus Angel.
Arthur menatap Angel dengan tajam, pria itu merasa terganggu mendengar ucapan dari adik tirinya yang semakin hari semakin ngelunjak dan tidak beretika.
"Kau bicara apa! Kau tidak sadar berbicara seperti itu," cetus Arthur.
"Memangnya kenapa aku harus sadar diri seharusnya dia yang pembantu tidak tahu diri."
"Dia bukan pembantu, dia bagian dari Dalton dan aku, asal kamu tahu dia memiliki karir yang mentereng di perusahaanku jadi jangan kau samakan dia dengan pelayan di rumah ini, tentu status mereka saja sudah berbeda, bahkan jika dibandingkan dengan kamu belum ada apa-apanya," cetus Arthur, singkat tapi mampu membuat hati Angel mencoles.
Angel semakin geram hatinya seperti tercabik-cabik mendengar semua ini, tekadnya untuk menghancurkan Adel semakin bulat, melihat kakanya yang semakin lengket dan berani membela gadis kampung itu di hadapannya bahkan Arthur sudah berani membandingkan dirinya dengan perempuan yang menurutnya tidak setara.
"Sepintar-pintarnya dia, tetap saja dia tidak setara dengan ku," cetus Angel lalu mulai menyendok kan makanannya.
"Sudah makan jangan banyak drama," perintah Arthur dengan nada yang sedikit tegas.
Mereka berdua langsung memakan tanpa menoleh ke arah manapun, saat ini Adel begitu menikmati makanannya, melihat tingkah Angel yang keterlaluan membuat Adel sedikit masa bodoh dan gemas ingin menunjukkan ke Adel bahwa kakaknya yang meminta posisi ini bukan dirinya.
Sementara Angel perempuan itu semakin panas, hatinya sudah dikuasai oleh dendam yang begitu membara.
'Kak kenapa dari dulu kau tidak pernah peka terhadap perasaanku, akan ku buktikan siapa wanita itu sebenarnya,' cetus Angel di dalam hatinya.
Sarapan pun sudah selesai Angel langsung meninggalkan tempat, tanpa berpamitan, sedangkan Arthur mulai menyerahkan Dalton ke dekapan Adel, pria itu tetap menyuruh Adel untuk tidak beranjak dari duduknya.
"Del, jangan pindah dulu, temani aku makan," pinta Arthur.
"Apa Tuan," ucap Adel kaget.
"Temani aku sarapan sebentar," ulang Arthur.
Adel semakin dibuat tidak karuan dengan tingkah atasannya itu yang setiap hari semakin membuat jantungnya tidak nyaman bahkan benih-benih cinta mulai meletup-letup di dalam hatinya.
Sementara itu Arthur sedang menikmati sarapannya, dengan begitu lahap mungkin karena ada yang menemani, pria itu sudah berjanji di dalam hatinya tidak akan pernah mengulangi luka di masalalu yang membuatnya hancur, bersama Adel Arthur mulai belajar tentang apa itu cinta.
'Bersamamu aku belajar melindungi dan menjaga dan bersamamu pula aku belajar apa artinya cinta yang sesungguhnya, aku tidak akan memaksamu untuk menerima semuanya dengan instan aku tunggu proses mu sampai benar-benar menerima aku apa adanya,' batin Arthur sambil menatap wajah Adel.
Sedangkan saat ini nafas Adel mulai terengah-engah jantungnya memburuh berdetak lebih kencang karena tatapan itu.
"Tuan ... itu nasi nya tinggal sedikit," ucap Adel mencoba untuk membuka keheningan diantara keduanya.
"Kau begitu cantik Adel," sahutnya keluar dari topik.
Arthur segera menyadari wajah Adel yang merah merona bak kepiting rebus, pria itu langsung menyelesaikan sarapannya, lalu mulai beranjak dari dari kuro makannya.
"Del, ayo temani aku sampai teras rumah," pintanya kembali.
"Hah! menemani ke depan?" tanya Adel.
"Iya, biar terbiasa menemani calon suami," sahutnya dengan enteng.
"Tuan ... Jangan berlebihan seperti itu, aku gak mau orang-orang memandangku gimana-gimana," tegur Adel.
"Memangnya apa yang mereka pandang darimu, kau baik cerdas dan pintar, terdidik pula," sahut Arthur lalu mencoba mengajak Adel melangkah ke depan.
Saat ini keduanya mulai melangkah ke depan pemandangan ini terlihat seperti keluarga Cemara, bahkan orang yang tak mengenali mereka pasti ngiranya pasangan suami istri yang di beri satu orang anak yang tampan.
Tepat di hadapan pintu Arthur mulai menatap wajah Adel kembali memberikan senyuman hangatnya dan kata-kata yang membuat raut Adel terkesima di buatnya.
"Adel, aku pamit dulu ya, jaga Dalton dengan baik," ucapnya dengan senyum yang begitu hangat.
"Itu pasti Tuan," sahut Adel, sambil menahan kegugupannya.
Arthur mulai membalikkan badannya, sepersekian detik pria itu mulai membalikkan tubuhnya menatap ke arah Adel, seolah tidak ingin membiarkan wajah itu hilang dari pandangannya.
Sementara Adel sedikit terkejut, ia tidak pernah menyangka kalau es balok dari kutub Utara itu bisa main cilukba seperti barusan membuat hati Adel sedikit tersenyum akan kelucuan yang masih kaku itu.
"Si kutub Utara belajar ngelucu Nak, tapi sayang masih garing," ucap Adel seraya mengajak Dalton masuk.
☘️☘️☘️☘️
Sementara itu di tempat lain Angel mulai pergi ke suatu tempat, perempuan berpenampilan modis itu mulai mendatangi rumah seseorang untuk dia ajak bekerja sama dengan memberikan kabar palsu mengenai Adel.
Di sebuah perumahan sederhana Angel mulai bertemu dengan seorang pria yang merupakan mantan suami dari Adel, dengan data yang ia temukan Angel mulai menjalankan sebuah taktik.
"Selamat siang ... maaf ya sudah membuat anda menunggu," ucap Adel.
Bima hanya mengangguk lalu mulai bertanya tanpa banyak basa-basi.
"Apa yang ingin kamu katakan?" tanya Bima.
"Kau tahu kan, istrimu itu sengaja tidak mau menjaga bayinya dengan baik, bahkan ia rela membiarkan bayinya meninggal demi menyusui bayi lain yang merupakan anak dari bos nya," bisik Angel mempengaruhi Bima.
Bersambung ...
Jangan lupa komen ya kak, perang antara Adel Dan Angel baru di mulai.
vote pun udah meluncur lho