NovelToon NovelToon
BOSS WITH BENEFIT

BOSS WITH BENEFIT

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Office Romance
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

"Namanya siapa?" tanya Gavindra, seorang pebisnis muda, pemilik pabrik skincare sedang menatap intens pada seorang gadis yang merupakan karyawannya. Tiba-tiba saja bagian dari tubuh bawahnya menegang saat menatap gadis itu.

Sebuah moment yang sudah lama tak dirasakan oleh Gavindra merasakan gairahnya bangkit setelah dikhianati oleh sang kekasih. Dan ia pastikan bahwa perempuan itu akan menjadi incarannya.

Gadis itu bernama Jasmine Putri salah seorang tim content spesialist di perusahaan Gavindra. wajahnya cantik, postur tubuhnya tinggi, dan kepiawaiaannya public speaking menarik perhatian Gavindra yang baru menginjakkan kakinya di perusahaan ini.

Selama ini perusahaan miliknya dihandle oleh sang kakak, dan sekarang sang kakak harus pindah ke Singapura mengikuti sang suami, otomatis Gavindra mengambil alih posisi sang kakak itu.

Bagaimana kisah mereka? ikuti kisahnya yang penuh gelora dan di luar nalar. happy reading.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENCARI SENSASI

Gavindra di apartemen tak tenang, biasanya ia tidur bersama Jasmine, dan tentunya melakukan aktivitas penuh kenikmatan terlebih dulu. Tapi malam ini, apartemennya sepi tak ada perempuan jutek itu.

Gavindra bangun dan menjambak rambutnya frustasi. Ini tidak bisa dibiarkan, dan bisa dipastikan tak akan bisa tidur. Tengah malam ia memutuskan menuju rumah sang istri. Rumah kontrakan Jasmine sudah terlihat gelap pasti sang istri terlelap dengan nyenyak. Tak tega, apalagi tadi Jasmine bekerja sendiri, dan pasti menghandle pekerjaan Fadli dan Sandra.

Berniat tidur di mobil, namun suasana sepi perumahan membuat Gavindra merinding juga. Bukan karena takut hamil, justru yang ia takutkan Orang jahat, apalagi portal perumahan tak ada penjaganya.

Ia pun menghubungi sang istri, lama tak diangkat tapi Gavindra tak putus asa, terus mencoba sampai suara serak sang istri terdengar. "Bukakan aku pintu, aku gak bisa tidur!" ucap Gavindra, dan Jasmine tak menjawab langsung menutup ponselnya begitu saja. Tak lama perempuan itu bangun dan membukakan pagar rumah. Tak menyapa atau berkata apapun, langsung masuk begitu saja.

Gavindra kembali harus memupuk rasa sabarnya menghadapi tingkah Jasmine, sang istri masih begitu ketus. Setelah memastikan pagar terkunci, Gavindra segera masuk ke kamar Jasmine, tampak wanitanya itu langsung melanjutkan tidur, entah pura-pura atau benar mengantuk. Gavindra pun mencuci kaki terlebih dulu baru naik ke ranjang dan memeluk sang istri erat. Tak butuh waktu lama, Gavindra langsung tidur.

Ia sudah menemukan obat tidur yang tepat, yakni memeluk sang istri. Jasmine membuka mata dan melihat tangan kekar melingkar di pinggangnya erat, tampak posesif. Ia juga tak enak hati bersikap ketus pada Gavindra. Hanya saja kecewa yang dirasakan Jasmine masih terasa.

 Entah sampai kapan sikapnya akan berubah, yang jelas begini lebih baik. Khawatir kalau Jasmine berdamai dengan keadaan, menganggap pernikahan ini sakral dan bersikap layaknya istri, bisa mempengaruhi sikap Gavindra juga, mungkin Gavindra bisa saja bersikap bucin atau mungkin keceplosan mengakui status mereka di kantor. Itu yang dihindari Jasmine.

Pagi ini, Jasmine agak kesiangan bangun. Badannya terasa capek, ia pun menggeliatkan badan dan lupa kalau ada tangan yang sedang memeluknya. "Awas aku mau mandi," ucap Jasmine sembari memindahkan tangan Gavindra, namun pria itu makin mengeratkan pelukannya.

Jasmine menahan amarahnya, jangan sampai pagi-pagi Gavindra merusak moodnya. "Main dulu baru aku mau melepas pelukan ini," ujar Gavindra dengan suara seraknya. Jasmine hanya menatap pria yang masih memejamkan mata itu. Heran saja, kenapa tenaga Gavindra begitu kuat. Hampir tiap hari mereka melakukan, dan Gavindra tak sekalipun lelah.

"Itu sudah menjadi kebiasaanku sekarang, aku bisa lemas di kantor kalau Elang tidak masuk dulu," ujarnya sok manja. Jasmine menghela nafas pendek, kalau tak segera dituruti malah ribet semua. Apalagi Jasmine melihat bagian itu memang sudah menjulang, dan tiba-tiba kedutan di bagian intinya terasa. Sial, dia juga terpancing hasrat di pagi hari.

"Mau di mana?" tanya Jasmine, mungkin Gavindra mau bermain di dapur atau di sofa kamarnya. Siapa tahu. Gavindra bangun, kemudian menarik wajah sang istri. Mencium bibirnya lembut, keduanya memejamkan mata menikmatk hasrat yang mulai naik.

Tangan Gavindra berhasil melepas piyama tidur Jasmine. Ternyata tak pakai pembungkus aset masa depan, otomatis Gavindra langsung mencaplok aset itu. Jasmine memegang pundak sang suami, kepalanya mendongak menikmati sensasi yang diciptakan bibir Gavindra.

"Udah basah," ucap Gavindra saat memasukkan jari pada rumah Elang. Jasmine menarik wajah Gavindra, giliran dia yang melumat bibir manis sang suami.

Gavindra tahu Jasmine sudah on fire, ia pun merebahkan Jasmine di bawah kungkungannya. Wajah polos bangun tidur terlihat memerah, hawa panas mulai menjalar dan itu karena ulah si Elang.

Jasmine menahan suara sensualnya, menggigit bibir bawahnya khawatir suara yang memalukan itu terdengar tetangga. "Nanti pulang ke apartemen ya, aku kangen suara indahmu," ucap Gavindra di telinga Jasmine, dan istrinya itu mengangguk pelan.

Gavindra menaikkan ritmenya, Jasmine sudah blingsatan. Kedua aset Jasmine terus diremas Gavindra, pucuk pink semakin menegang. "Sumpah, Min. Aku cinta sama kamu, ah!" Gavindra sekali lagi mengungkapkan rasa cintanya, sungguh kenikmatan seperti ini dirasa bersama Jasmine seorang.

"Lebih cepat, Vin. Aku udah mau sampai," ucap Jasmine berpegang pada lengan Gavindra. Siapa yang tak semangat mendengar permintaan sang istri. Ritme percintaan pun semakin cepat, suara memalukan itu akhirnya terdengar. Jasmine tak kuasa menahannya.

"Gavindra!" teriak Jasmine kuwalahan merasakan sensasi ini. Mereka memang belum pernah bercinta menjelang pergi ke kantor, ternyata sensasinya luar biasa. Nafas Jasmine tersengal, Gavindra masih berada di atas dada Jasmine dengan deru nafas yang sama.

"Telat ke kantor!"

"Gak pa-pa, kamu pemiliknya!"

"Ck, mana ada yang percaya! Cuma siri."

"Mau aku resmikan."

"Ck, gak usah aneh-aneh."

Gavindra mencium bibir Jasmine sekilas, tersenyum tipis lalu melepas penyatuan. "Kita suami istri Sayang, apa yang menjadi milikku juga menjadi milikmu.

"Diam, aku gak mau berharap berlebih. Cukup kenikmatan yang nyata begini saja kita rasakan."

"Baiklah!"

"Kita coba di kamar mandi kamu?" tawar Gavindra namun ditolak oleh Jasmine. Pria itu kecewa, masih kuat melanjutkan ronde kedua bila mau.

Tangan lembut Jasmine mengangkat dagu Gavindra, sungguh tindakan yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. Kemudian Jasmine mencium bibir itu sekilas, lalu tersenyum tipis. "Nanti malam kita coba lagi di apartemen kamu, di sini masih rawan. Aku khawatir Mbak Sandra tiba-tiba datang. Oke?"

Gavindra mengangguk saja. Nanti malam ia akan menagih tawaran sang istri. Terbayang spot apartemen yang akan ia gunakan untuk bercinta. Selama di kantor Gavindra tak memikirkan pekerjaan, laptop dibiarkan terbuka saja. Ia mengamati spot dapur apartemennya dari cctv, sepertinya tempat ini cocok untuk menagih penawaran sang istri tadi pagi. Selain di dapur ia akan mengajak di atas wastafel toilet, ah sial si Elang sudah beraksi.

Ia pun masuk ke ruang istirahatnya, tiba-tiba terpikir bagaimana kalau di ruangan ini saja. Mereka belum pernah masuk ke ruangan ini lagi. Senyum mesum Gavindra pun tercipta. Mengirim pesan pada Jasmine untuk mengajak tidur di kantor saja.

Dia masih sendiri, sehingga kemungkinan lembur dan mendapat pesan dari Gavindra ia langsung mengiyakan. Kondisi semakin mendukung, saat Bimo pamit pulang lebih dulu. Play boy itu memberi alasan mengantar sang kekasih berobat, Gavindra pura-pura protes belum waktunya pulang sudah pamit pulang. Namun dalam hati ia bahagia.

Menjelang jam 7 malam, kondisi kantor sudah sepi. Beberapa karyawan sudah pamit pulang, Jasmine masih di ruangan dengan laptop menyala. Gavindra mengirim pesan untuk segera masuk ke ruangannya, karena sebentar lagi satpam akan mengantar makanan pesanan Gavindra.

Jasmine menghela nafas berat, ada-ada saja pikiran Gavindra ini. Ia pun segera mematikan komputer dan lampu ruangan. Heelsnya ia lepas, dan berjalan agak cepat menuju ruangan Gavindra.

Sang suami sudah menunggunya, memastikan tidak ada karyawan lagi. Baru saja Jasmine masuk ke ruangan, satpam mengetuk pintu mengantarkan makanan. "Lembur, Pak?" tanya Pak Satpam basa-basi, dan diangguki Gavindra.

Pria itu diberi dua lembar uang merah sebagai ucapan terimakasih. Pintu ruangan Gavindra segera dilock, dan mematikan ruang utama.

Ia menuju ruang istirahatnya dan mendapati Jasmine baru selesai mandi. Perempuannya itu sangat pandai memancing hasrat Gavindra. Keluar kamar mandi hanya berbalut handuk saja, dan menutupi sampai setengah paha saja.

"Luar biasa!"

1
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
gojam Mariput
pengen Jasmine & Gavindra bersatu, tapi konflik mereka berat bgt ....
nunggu otornya aja deh.
banyak kejutan tiap bab nya, seru, tegang , penasaran
ditunggu lanjutannya thor
Lel: ok...masalah hati tidak boleh dipaksa
total 1 replies
gojam Mariput
huh gavindra....
mumet kan, lagian elang Mulu yg difikirin
Lel: biar tahu rasaaaa
total 1 replies
gojam Mariput
ya ampun Jasmine , dalam bgt ya luka hati mu, sampe diluar logika tindakan yg kamu lakukan.
Lel: banget
total 1 replies
gojam Mariput
ayo lanjut thor
gojam Mariput
ngakak aku Thor baca part ini.
Lel: gak jelas emang si bos
total 1 replies
gojam Mariput
bos sedeng
gojam Mariput
wah ada yg baru....
aku hadir thor
Lel: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!