Gara gara terjebak hujan semalaman, membuat hidup ku jungkir balik alias berubah total.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jee Jee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
...
...
Seminggu sudah, Aluna mendiamkan Gavin. sungguh Gavin tidak tahan lagi dengan sikap Aluna begini. mending cerewet seperti biasa dan keras kepala.
"kamu kenapa? " tanya Gavin melirik aluna yang bersiap siap tidur
"ngantuk" lagi lagi jawab nya singkat.
Gavin mendengus mendengar jawaban itu
"iya aku tau kamu ngantuk! yang aku tanya kenapa kamu kayak yang ngehindar? " tanya Gavin
tapi tak kunjung di jawab aluna
"bisa gak sih lun! kamu itu biasa aja,.. paling enggak ngomong.. aku tau kamu gak suka liat aku. tapi rasa nya jengkel banget liat wajah kamu begitu! udah jelek makin jelek" ucap Gavin nyelekit!
maklum saja kesabaran Gavin setipis tisu,
"iya, aku tau aku jelek! kalau jengkel liat wajah jelek, aku bisa kok pulang kerumah aku! " jawab Aluna membuat Gavin kesal sendiri.
"maksud aku gak gitu! " ucap Gavin
"oh iya. denger denger kamu sudah nikah ya? " pertanyaan bodoh apa yang keluar dari mulut Aluna. membuat Gavin melongo
"iya kan kamu yang aku nikahin" jawab Gavin merasa lucu dengan pertanyaan Aluna
"bukan gitu! ada yang bilang kamu udah nikah dari lama" ucap aLuna lagi
"kata siapa? aku cuma nikah sekali dan itu sama kamu" jawab gavin lagi
"ya udah lupakan! aku ngantuk" Aluna membelakangi Gavin dan memejamkan mata nya
Gavin menggeleng saja, dari mana pula Aluna dapat kabar itu!
semakin hari juga semakin dipandang Aluna gak sejelek kelihatan nya. atau Gavin saja yang sudah mulai buta, rasanya semakin curiga. soalnya tiap malam kerjaan nya memandang wajah itu memindai dan mencari hal menarik disana.
Meski tak ada yang menarik tapi tetap aja Gavin tertarik, paham gak konteks nya?
masalah utamanya, bruntusan itu tiap hari berbeda beda letak nya. apakah bruntusan juga bisa pindah pindah?
dari pada pusing, mending tidur saja. malas sekali rasanya memikir kan letak bruntusan nya Aluna
pagi seperti biasa Aluna turun di tempat biasa,
"Aluna! " ucap Gavin jengkel, lagi lagi aluna membanting pintu mobil nya
"apa lagi, " balas Aluna
"coba deh belajar agama! malas ngingetin terus! aku bilang gini biar kamu gak kebanyakan dosa, dosa kamu sekarang aku yang nanggung di akhirat nanti" ucap Gavin kesal
Aluna tak peduli dengan ocehan Gavin, dia berlalu meninggal kan laki laki itu disana
tau sendiri gavin paling benci di abaikan, Gavin turun dari mobil nya menarik Aluna kedalam
"mau apa? " tanya Aluna was was
"mau hukum kamu! " ucap Gavin jengkel
dasi nya di longgarkan, Aluna di dorong hingga terjatuh di kursi mobil. seperti biasa hukuman ciuman liar sang bos.
"tolong deh pak! saya mau kerja.. " ucap Aluna lirih
"saya suami kamu! bukan bos kamu" balas Gavin lalu mencium Aluna kembali
Gavin akui, bibir Aluna membuat nya candu, rasa nya ingin lagi dan lagi.
"tolong deh, aku mau kerja! " dorong Aluna
"aku gak mau pakaian ku berantakan" ucap Aluna lagi.
akhirnya Gavin melepaskan nya, lagian apa apaan Gavin menghukum nya begitu.
Harus nya Aluna iya kan saja. tempramen pria itu sangat buruk sekali.
Sayang nya Nomi melihat Aluna di tarik kedalam mobil. sungguh membuat nomi tak bisa berkata kata
Sejak tadi nomi diam saja memperhatikan Aluna, bibir gadis itu selalu bengkak setiap bertemu pak bos membuat nya curiga.
nomi mulai mengingat hari itu saat Aluna dari tempat si bos yang mengaku terjatuh, apa mungkin pak bos tergoda dengan modelan luna?
nomi rasa ini gak normal, laki-laki biasa aja gak mau sama Aluna. jangan pak bos, mungkin mereka punya urusan masing masing.
itu mungkin saja bener? tapi pertanyaan nya mengapa bibir perempuan itu selalu bengkak saat bertemu dengan pak bos? gak mungkin bibir nya di tampol kan? atau Aluna yang mencoba mencium pak bos dan akhir nya di gigit! rasanya juga tidak, nomi juga tak bisa menutup mata kalau Aluna enggan di panggil ke ruang CEO itu, wajah nya selalu tertekan setiap dari sana.
tapi apa mungkin pak bos meminta Aluna ke ruangan nya untuk melepaskan sesuatu yang mendesak. rasanya lebih tak mungkin begitu, Nomi tau banyak gadis cantik berlomba-lomba untuk mendapatkan si bos. Nomi juga tau mereka mungkin dengan suka rela melemparkan tubuh mereka kepada laki laki itu.
namun sayang nya si bos itu terlalu dingin, dan tak segan segan mempermalukan wanita wanita itu.
Masa selera pak bos serendah itu sih? terlepas dari wajah Aluna yang jelek tubuh nya memang bagus.
Nomi menggeleng tak mau ber prasangka buruk.
"lun, nanti malam ada acara makan malam bersama loh! karena proyek besar sudah beroperasi. sebagai perayaan menejer meminta kita untuk makan bersama." ucap Rania memberi tahu
"kamu ikut kan lun? " tanya dewi berharap
"liat nanti aja dewi? kalau bisa aku ikut" jawab Aluna sekena nya
"iya lun! bagus gitu, sekali kali minum alkohol kita, bersulang" ajak Ryan
"kalau buat minum aku gak bisa, soalnya punya masalah lambung" ucap Aluna melirik Ryan
"yah gak asik dong" bobi menyahuti Aluna
"kesehatan labih utama bob! mungkin aku bisa nya nemenin kalian doang" ucap aluna
meski Aluna jelek, mereka gak pernah merendahkan Aluna. dengan senang hati berteman dengan nya, meski julid tapi hati mereka baik.
"Nomi kamu ikut juga kan? " tanya dewi yang melihat nomi bengong saja dari tadi
nomi mengangguk, akhir akhir ini pikiran nya di penuhi pak bos dan si jelek Aluna.
"iya aku ikut, " jawab nomi
"bagus lah, kapan lagi kita bisa ngumpul begini sehabis pulang kerja.. iya kan? " ucap riana melirik mereka semua
senyum nya mengembang sempurna.
"iya nomi, nanti pulang nya bareng gua ya! " ajak Ryan melirik nomi
"ok, siap! tapi btw kamu harus traktir aku eskrim di mini market depan rumah aku ya" ucap nomi nyengir,
Ryan mengangguk
"gampang" ucap Ryan
Ryan diam diam menyungging senyum nya. pria itu menyukai nomi dari lama, alasan putus dengan sang pacar karena cemburu Ryan terlalu perhatian dengan gadis itu. alhasil pacar nya memutuskan nya begitu saja, tapi bagi Ryan gak apa apa toh bener dia menyukai Nomi.
"mentang searah! lah kita pulang nya bareng siapa.. pulang sendiri, pengen eskrim beli sendiri, pengen makan bakso juga sendiri" celetuk rania melirik mereka
"ya kita masih mending pulang sendiri bawa kendaraan sendiri.. nah Luna pulang sendiri jalan kaki lagi.. " celetuk dewi
"bearti Luna lebih menyedihkan dari kita! " imbuh dewi lagi
"tapi kan Luna lebih dulu nyampe rumah nya, karena dekat" bela bobi
"hahah.. iya bener" ucap Aluna canggung
"kalau Luna mau. gua mau nemenin pulang.. ya meski lu aman di jalan.. preman mana mau sama Luna" ucap bobi lagi
"bagusan gitu! aku aman" jawab Aluna tak tersinggung sama sekali