NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Mafia Iblis

Gadis Incaran Mafia Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Beda Dunia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Wallace Huang, dikenal sebagai Mafia Iblis yang tanpa memberi ampun kepada musuh atau orang yang telah menyinggungnya. Celine Lin, yang diam-diam telah mencintai Wallace selama beberapa tahun. Namun ia tidak pernah mengungkapnya.

Persahabatannya dengan Mark Huang, yang adalah keponakan Wallace, membuatnya bertemu kembali dengan pria yang dia cintai setelah lima tahun berlalu. Akan tetapi, Wallace tidak mengenal gadis itu sama sekali.

Wallace yang membenci Celina akibat kejadian yang menimpa Mark sehingga berniat membunuh gadis malang tersebut.

Namun, karena sebuah alasan Wallace menikahi Celine. pernikahan tersebut membuat Celine semakin menderita dan terjebak semakin dalam akibat ulah pihak keluarga suaminya.

Akankah Wallace mencintai Celine yang telah menyimpan perasaan selama lima tahun?

Berada di antara pihak keluarga besar dan istri, Siapa yang akan menjadi pilihan Wallace?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Di luar mobil yang rusak parah dan dipenuhi asap…

Sekelompok pria bersenjata tajam perlahan melangkah mendekat. Ada yang menggenggam pedang, ada pula yang memegang besi tajam berlumur oli. Mereka berjalan hati-hati, langkah mereka mengendap, mengitari bangkai mobil mewah yang terdiam di tepi jalan.

"Mereka pasti sudah mati," ujar salah satu dari mereka dengan nada puas, sembari menendang pecahan kaca di bawah kakinya.

Tapi langkah mereka langsung terhenti.

DOR! DOR!

Tiba-tiba dari balik asap tebal, dua sosok muncul—Wallace dan Nico, berdiri dengan luka dan darah, namun tetap tegap, menembakkan pistol ke arah musuh tanpa ragu.

"Aaarghh!!" teriak salah satu pria yang dadanya tertembus peluru panas.

Wallace bergerak cepat, matanya dingin, wajahnya penuh darah dan goresan dari pecahan kaca. Di sampingnya, Nico dengan dahi berdarah juga membalas serangan musuh dengan kecepatan militer.

"Katakan di mana markas kalian..." suara Wallace terdengar tenang namun mematikan,

"...biar aku sekalian menghabisi kalian semua!"

Ia menembak—satu peluru ke kepala, dua ke dada, dan satu lagi ke kaki pria yang mencoba maju menyerangnya.

Musuh yang jumlahnya lebih banyak tak gentar. Mereka menerjang bagaikan kawanan serigala, senjata tajam berkilat di bawah sinar bulan.

Wallace menghunus pisau panjang dari balik sabuknya. Ia menebas pria pertama yang menyerangnya dari samping—pisau itu menancap tepat di jantung. Tangan kirinya menahan serangan berikutnya, sementara tangan kanannya menembak dua peluru berturut-turut ke musuh lainnya.

Nico menahan dua pria sekaligus, tubuhnya masih goyah akibat benturan, namun pengalamannya membuatnya tetap bertahan. Ia menghantam salah satu musuh dengan gagang pistol dan menembakkan peluru ke wajah pria lain yang mencoba menyerangnya dari belakang.

DOR! DOR!

Suara tembakan kembali memecah sore hari. Mayat-mayat berserakan, suara jeritan bergema di sepanjang jalan sunyi.

Namun bahaya belum usai.

Celine berjongkok di samping mobil, menutup telinga, tubuhnya gemetar, namun pandangannya tak lepas dari punggung Wallace yang terus bertarung.

Lalu—ia terbelalak.

Matanya menangkap cahaya merah—laser!

Titiknya menempel tepat di punggung Wallace.

Celine memalingkan wajah, dan dari seberang jalan ia melihatnya—seorang pria bersenjata laras panjang, bersembunyi di balik truk yang gelap.

"Penembak jitu!" batin Celine, matanya membesar, wajahnya memucat.

Celine yang awalnya berjongkok di samping mobil, tak mampu diam lebih lama.

Matanya terus menatap titik laser merah yang menempel di punggung Wallace. Ketakutan berubah menjadi keberanian mendadak.

"Tuan Huang, AWAS!!" teriaknya sambil berlari keluar dari tempat persembunyian.

Wallace, yang masih sibuk menahan musuh dengan tembakan dan pisau, langsung menoleh. Matanya membulat saat melihat Celine berlari ke arahnya—tanpa pelindung, tanpa senjata.

Dalam satu gerakan refleks, Wallace menarik Celine ke dalam pelukannya, menutupinya dengan tubuhnya. Pandangannya langsung beralih ke arah yang dicurigai.

Dan dia melihatnya—seorang pria bersenjata sniper di balik truk besar, jarak sekitar dua ratus meter.

DOR! DOR!

Tanpa ragu, Wallace menembak beberapa kali berturut-turut ke arah titik itu, meski jaraknya terlalu jauh dan visibilitas tertutup asap tipis.

Peluru pertama meleset. Peluru kedua menghantam tepat ke lengan kiri pria itu. Peluru ketiga menembus kepalanya

“Aaarghh!!” terdengar jeritan dari kejauhan. Pria sniper itu langsung tewas di tempat.

Wallace tak melepaskan pelukannya pada Celine, bahkan saat suara langkah dan teriakan musuh kembali terdengar dari berbagai arah.

"Tutup matamu," bisiknya cepat. Tangannya yang bebas kembali mengangkat pistol.

DOR! DOR!

Peluru dilepaskan tanpa ragu, menghantam dua musuh yang berlari dari sisi kanan.

"Nico!" serunya tajam, memberi isyarat lewat tatapan.

Nico yang berdiri sekitar lima meter dari mereka, langsung paham maksud perintah itu.

Ia berbalik, membidik mobil musuh yang berada dekat dengan rombongan bersenjata.

DOR! DOR!

BOOM!!

Mobil itu meledak keras, menciptakan semburan api dan tekanan kejut yang mengguncang aspal jalanan.

Api melalap tubuh musuh yang berada terlalu dekat.

Beberapa dari mereka berteriak keras, terbakar hidup-hidup. Ada yang terlempar ke udara, ada pula yang langsung terhantam serpihan logam tajam dan ambruk di tempat.

Kaca jendela pecah, puing beterbangan.

"Tunduk!" bentak Wallace cepat, menarik tubuh Celine ke bawah, melindunginya sepenuhnya di balik tubuhnya sendiri.

Ia berlutut, memeluk kepala gadis itu erat-erat, membuat wajah Celine tertutup rapat oleh dadanya.

Di sisi lain, Nico juga merunduk, menahan benturan serpihan kaca dengan lengan kirinya yang terbungkus jaket tebal.

Cipratan api, debu, dan serpihan panas mengisi udara. Suara ledakan bergema, membuat segalanya seperti berada di zona perang.

Jeritan musuh terdengar memilukan—sebagian meronta dalam kobaran api, sebagian lainnya sudah tak bersuara, tubuh mereka hangus dan menghitam.

Wallace membuka matanya, menoleh sekilas ke arah kekacauan itu.

Seketika ia mengangkat tangan dan menutup mata Celine yang masih gemetar dalam pelukannya.

"Jangan lihat," ucapnya pelan, tapi penuh perintah.

Celine tak melawan. Ia menunduk, menggenggam erat lengan Wallace, mencoba mengabaikan bau darah, asap, dan suara rintihan terakhir dari orang-orang yang hendak membunuhnya.

Beberapa saat kemudian.

Wallace mengangkat tubuh Celine yang tak sadarkan diri dari tempat kejadian yang kini telah berubah menjadi ladang pembantaian. Langkahnya tenang tapi berat, membawa gadis itu menjauh dari darah, senjata, dan mayat yang berserakan.

Mansion Wallace — malam hari

Seorang dokter pribadi keluarga Huang sedang memeriksa Celine di kamar tamu khusus. Lampu gantung mewah memancarkan cahaya hangat di atas ranjang besar, tempat gadis itu berbaring dengan wajah pucat.

Wallace berdiri di ujung ranjang, tangan terlipat di dada, mata tajamnya menatap gadis itu tanpa berkata sepatah kata pun.

"Kondisi Nona hanya mengalami syok berat, tapi kondisi tubuhnya memang lemah sejak awal," ucap dokter itu sambil menyusun catatan medis.

"Pastikan dia dapat obat dan vitamin terbaik. Sediakan perawat kalau perlu," ujar Wallace datar, namun dalam suaranya terselip ketegasan yang tak bisa ditawar.

"Baik, Tuan Wallace," jawab dokter sebelum membungkuk hormat dan meninggalkan ruangan.

Ruangan kembali hening. Hanya suara detak jarum jam di dinding yang mengisi udara. Wallace melangkah mendekat, lalu duduk di sisi ranjang.

Matanya tak lepas dari wajah Celine yang tampak begitu rapuh.

Sesaat, ia terdiam. Tapi pikirannya berisik.

"Gadis ini sedang depresi... tapi beraninya dia keluar dari perlindungan dan menghadang peluru? Apa yang ada di pikirannya? Apakah dia tidak tahu bahwa itu bisa membunuhnya?"

Wallace menarik napas dalam.

Kemarahan, kekaguman, dan sesuatu yang tak bisa ia jelaskan... bercampur menjadi satu.

"Kalau saja kau tidak muncul saat itu... mungkin aku sudah tertembak," ucapnya lirih, nyaris seperti bicara pada diri sendiri.

Tatapannya beralih ke arah leher Celine.

"Kenapa aku selalu penasaran siapa yang dia cintai selama ini?" gumam Wallace

Dari balik kerah pakaian gadis itu terlihat seuntai kalung giok menyembul samar. Tangan Wallace tergerak sendiri, ia menyelipkan jemarinya ke balik kain itu... dan menarik kalung tersebut keluar dengan perlahan.

Kilau hijau giok yang terukir motif naga... membuat mata Wallace membelalak. Giok tersebut hanya dimiliki oleh keluarga Huang secara turun menurun.

"Kalung ini sudah hilang beberapa tahun yang lalu, kenapa bisa ada di tangannya?" gumam Wallace.

1
Rocky
Manttappp..
yuning
i love you Mr mafia
Nabil abshor
PUUUAAAAAASSSSSS,,,,,,, syukaaak,,,, kaya gini niiiih,,,,,, yang sekali thesss,,,, dibalasnya thaaassss theeessss,,,,,,
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Febriana Merryanti
good job Wallace beri pelajar buat mereka pelacur kok teriak pelacur🤣🤣🤣
Akai Kakazain
duh thoooor....dag dig dug aq thor, knpa brsmbung pulak thor...huhuhuuu....
Bu Kus
kasih pelajaran tu Wallace buat mereka jerah
Bu Kus
semoga Wallace cepat datang dan Celine bisa selamat
Naufal Affiq
lanjut thor
Isnanun
akhirnya ada yg ngebelain Celine
R@3f@d lov3😘
akhirnya kamu datang juga Wallace 🙄🙄kasihan Celine dan hukum 2 jalang it...wlpn mereka keluarga tapi mereka 😏 sudah berani menyakiti Celine a
yuning
hanya seorang Celine kalian main keroyokan
R@3f@d lov3😘
dasar sampaaaaah 😏 kalian,,lihat saja jika kalian berani menyentuh Celine maka jangan heran jika Wallace memberi kalian pelajaran 🙄😒
Reni Anjarwani
ldoubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut
R@3f@d lov3😘
Celine yang digoda kenapa aq yang dag....dig....dug...seeeerrr🤭😁
Naufal Affiq
bisa uji coba juga tuan,kalau tuan berani
Naufal Affiq
kamu seram tuan,coba rubah sedikit cara bicaramu dan tingkah laku mu,di hadapan gadismu
yuning
aku mau lihat tuan 😁
Nabil abshor
bukan marah,bukan lembut,,,,, ky gmn ituuuuuu,,,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!