NovelToon NovelToon
ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Konflik etika / Ibu Pengganti / Diam-Diam Cinta
Popularitas:85.8k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

Terlambat menyatakan cinta. Itulah yang terjadi pada Fiona.

ketika cinta mulai terpatri di hati, untuk laki-laki yang selalu ditolaknya. Namun, ia harus menerima kenyataan saat tak bisa lagi menggapainya, melainkan hanya bisa menatapnya dari kejauhan telah bersanding dengan wanita lain.

Ternyata, melupakan lebih sulit daripada menumbuhkan perasaan. Ia harus berusaha keras untuk mengubur rasa yang terlanjur tumbuh.

Ketika ia mencoba membuka hati untuk laki-laki lain. Sebuah insiden justru membawanya masuk dalam kehidupan laki-laki yang ingin ia lupakan. Ia harus menyandang gelar istri kedua, sebatas menjadi rahim pengganti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16. MAAFKAN AKU

Suara ketukan di balik pintu kamar membuat Fiona tersentak. Mata yang sejak tadi terpejam sembari berzikir itu dengan cepat terbuka. Ia mengusap wajah diiringi helaan nafas panjang. Sudah cukup lama ia duduk di atas sajadah, sejak magrib bahkan ketika ia telah selesai menunaikan sholat isya.

"Non Fio, Bu Agnes memanggil Non turun untuk makan malam." Suara bi Ira terdengar.

"Iya, Bi, sebentar lagi saya turun," sahut Fiona dari dalam kamarnya yang masih tertutup rapat.

Tak ingin membuat sang pemilik rumah menunggu lama, Fiona bergegas merapikan sajadah dan mukenah nya.

Beberapa saat kemudian, baju rumahan dan jilbab instan sudah terbalut rapi di tubuhnya, lalu dengan langkah cepat ia keluar dari kamar dan menuruni satu persatu anak tangga menuju ruang makan.

Fiona berusaha untuk terlihat tenang meskipun dadanya berdebar tidak karuan saat ini. Padahal Teddy bahkan tidak menatapnya sama sekali, lelaki itu tetap fokus pada makanannya. Hanya Agnes yang terus memperhatikannya dengan tatapan datar.

"Maaf, aku agak lama," ujar Fiona saat memasuki ruang makan.

"Gak apa-apa, kami juga baru mulai makan, kok. Ayo duduk," ajak Agnes.

Fiona mengangguk, lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan Agnes. Memulai makan malam dengan suasana yang cukup menyesakkan, dimana ia harus menyaksikan keromantisan sepasang suami istri itu yang sesekali saling menyuapi dan seolah tidak ada dirinya di antara mereka.

"Fio, besok aku mau kamu dan Mas Teddy ke rumah sakit."

Fiona mengangkat pandangan menatap wanita dihadapannya itu dengan kening berkerut. Untuk apa memintanya ke rumah sakit bersama Teddy.

Sementara Teddy, mendadak wajahnya tampak tegang mendengar ucapan istrinya itu.

"Sesuai kesepakatan kita, kamu harus melahirkan anak untuk kami. Maka besok kamu dan Mas Teddy harus...."

"Sayang," selah Teddy sembari menyentuh punggung tangan istri pertamanya itu. "Bahas itunya nanti saja ya, sebaiknya kita makan dulu. Setelah ini kamu juga harus minum obat dan istirahat biar keadaan kamu bisa cepat pulih lagi."

"Tapi, Mas...."

"Kita bahas ini besok saja," ucap Teddy.

Agnes akhirnya mengangguk meski ada perasaan kecewa. Entah kenapa ia merasa suaminya sengaja mengulur waktu untuk melakukan inseminasi itu.

Fiona kembali melanjutkan makan sambil sesekali melirik Agnes, meski penasaran dengan apa yang ingin dikatakan wanita itu tapi ia memilih diam.

Makan malam itupun berakhir tanpa kesan berarti bagi Fiona. Teddy dan Agnes langsung meninggalkan ruang makan dan kembali ke kamar mereka, sementara Fiona memilih untuk membantu bi Ira membersihkan meja makan.

*****

Satu persatu anak tangga mulai Fiona tapaki menuju kamarnya. Namun dipertengahan tangga, kakinya tiba-tiba terdiam kaku saat melihat sosok suaminya. Ia pun menunduk sembari menggenggam erat pegangan tangga. Berusaha meredam detak jantung yang selalu saja berpacu dengan cepat setiap kali berhadap dengan lelaki itu.

Teddy sibuk melihat layar ponselnya, membaca pesan yang dikirim pasiennya untuk berkonsultasi. Langkahnya pun terhenti ketika tersadar telah berdiri di hadapan Fiona yang terlihat menunduk dalam.

Ia terdiam dengan tatapan terpaku pada wanita itu, hatinya seakan diremas-remas menatap wajah sendu Fiona ketika ia mengabaikan istri keduanya itu.

Keadaan ini begitu menyiksa, cinta yang ingin sekali ia musnahkan, justru semakin tumbuh setiap kali melihat wajah Fiona yang dulu begitu ia dambakan. Membuatnya bimbang, ingin adil seperti nasihat kedua orang tuanya tapi ia tidak mau menyakiti perasaan Agnes.

"Tunggu aku di kamar, ada hal yang ingin aku bicarakan sama kamu," ucap Teddy lalu dengan acuh kembali melanjutkan langkahnya menuju dapur hendak mengambil air minum untuk Agnes.

Fiona semakin menggenggam erat pegangan tangga yang terbuat dari besi itu. Dadanya terasa sesak melihat sikap acuh suaminya.

"Kamu berharap apa, Fio? Dia memang mencintaimu tapi itu dulu, sekarang dihatinya sudah tidak ada kamu lagi. Hanya Agnes yang dia cintai sekarang. Kamu hanyalah seseorang yang ditugaskan untuk melahirkan anak untuk mereka," gumamnya pada diri sendiri.

Dengan menahan perih di dada, ia pun kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar. Duduk di tepi ranjang dan menunggu sang suami yang katanya ingin membicarakan sesuatu padanya.

Tak berselang lama pintu kamarnya pun terbuka dari luar, Teddy masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu seperti sebelumnya.

Lelaki itu melangkah pelan memasuki kamar istri keduanya, meletakkan segelas air putih di atas nakas lalu duduk di samping Fiona. Mengeluarkan sebuah amplop berlogo rumah sakit dari saku piyama yang ia ambil di ruang kerjanya setelah ke dapur mengambil air putih, lalu memberikannya pada Fiona.

"Ini apa, Mas?" tanya Fiona.

Teddy tampak menarik nafas dalam-dalam sebelum berbicara. "Agnes meminta kita untuk melakukan inseminasi, dan itu adalah surat pernyataan bahwa kita telah melakukannya."

Fiona tersentak, ia mengalihkan pandangannya dari amplop itu pada suaminya. Namun, tak ada satu katapun yang mampu ia ucapkan, dan hanya menatap sang suami dengan tatapan menuntut.

"Aku minta maaf soal kejadian malam itu. Sepertinya aku sudah terburu-buru bertindak sebelum Agnes memutuskan," ucap Teddy dengan lirih.

Setetes carian bening jatuh membasahi pipi Fiona detik itu juga. Nafasnya seketika memburu mendengar penuturan suaminya itu. Amplop berlogo rumah sakit yang ada ditangannya jatuh begitu saja.

Ia memang hanyalah seorang rahim pengganti, tapi bukan berarti harga dirinya harus dipermainkan seperti ini. Bahkan dengan mudahnya Teddy meminta maaf setelah mengambil kesuciannya, sesuatu yang seharusnya ia persembahkan pada Damar selaku calon suaminya, tapi ia serahkan secara sukarela pada Teddy untuk menebus rasa bersalahnya pada Agnes.

"Keluar dari kamarku, Mas!" ucap Fiona dengan suara bergetar.

Teddy memalingkan wajahnya, tak sanggup melihat air mata istri keduanya itu. Ia pun lalu berdiri sembari membuang nafas berat.

"Besok kita tetap harus pergi untuk lebih meyakinkan Agnes bahwa kita telah melakukan inseminasi itu. Dan setelah pulang, berikan surat pernyataan itu padanya," ucapnya lalu mengambil segelas air putih yang ia letakkan di atas nakas dan gegas keluar dari kamar itu.

Ia bersandar di daun pintu yang baru saja ditutupnya. Isakan Fiona masih terdengar dan menciptakan sesak di dada.

"Maafkan aku, Fio," gumamnya lalu segera kembali ke kamar yang ia tempati bersama Agnes.

Istrinya pertamanya itu tersenyum saat melihatnya datang. "Kenapa lama, Mas?"

"Maaf, tadi aku ke ruang kerja dulu," jawab Teddy sembari memberikan segelas air putih itu pada Agnes.

Wanita itupun meneguk air putih itu hingga setengahnya lalu meletakkan gelasnya di atas nakas samping tempat tidurnya.

"Mas, please besok ajak Fiona ke rumah sakit ya? Aku mau inseminasi itu segera dilakukan!" Agnes menatap suaminya penuh harap.

Teddy pun mengangguk. "Iya, besok aku ajak Fiona ke rumah sakit."

Agnes pun tersenyum senang. "Aku udah gak sabar nunggu hasilnya, Mas. Setelah anak itu lahir nanti, kita bertiga akan hidup bahagia."

Teddy hanya menanggapinya dengan senyuman tipis. Entah bahagia itu akan ia rasakan atau tidak setelah anak itu lahir, mengingat Fiona harus pergi dari hidupnya setelah memberikannya keturunan.

*****

KELEAN YANG LAGI PADA SAKIT ULU HATI, SABAR YA, AKAN SEMBUH KOK PADA WAKTUNYA 🤭🤭🤭

1
ddeanash
thorr up nya jangan lama2
emak naura
lanjut kak. nunggu fiona
Vyone Shasha
sepertinya..hanya author yang tahu plot seterusnya ..ditunggu episod seterusnya author.. salam dari Sarawak/Smile/
Nurlinda: hehehe. salam kenal kk 🤗
total 1 replies
Wiwik Daryanti
lama up
ddeanash
up thorr 2 lagi nungguin inihhhhh, nanggung banget
Adelia Rahma
ya Allah Fiona semoga saja kamu dan bayimu tidak kenapa napa..
Adelia Rahma
ya ampun fio hati² nyebrang jalan itu bahaya kamu lagi hamil besar lo fio..
Adelia Rahma
wah kenapa tuh si egois nangis gak bisa nebak kenapa dia
Adelia Rahma
semoga saja buku fio gak di ketemu kan Agnes ataupun Teddy..
bisa bahaya kalok di antara keduanya menemukan nya
Rina
Ya ampun Fio semoga kamu dan anakmu dapat diselamatkan ya 🙏🏻
Aditya hp/ bunda Lia
Nah ... kan apa ini maksudmy Thor kalo Fiona gak akan sama siapa2 Fiona mau di buat meninggoy? gak apa2 juga sih biar adil yah ... 🤭
Nurlinda: dasar kalian ya 🤣
total 1 replies
Salsa Billa
dan alurnya fio kehilangan rahimnya 😁😁😁😁
Salsa Billa: 🤣🤣🤣🤣🤣 biasanya kan gitu
Nurlinda: bagaimana ceritanya ya kak kalau dua²nya kehilangan rahim 🤭🤭🤭
total 3 replies
Retno Harningsih
up
Lovita BM
kq Fiona kecelakaan Thor,
kek apa Fiona dan anaknya, buat mereka selamat dan sehat² za Thor,
duh kasihan, tuh anak udah menamani mamanya dlm keadaan duka terus
Dwi Rustiana
wah Mak mau bikin fio koma gitu buat pembuktian cinta antara damar ama beruang siapa yang bisa bawa fio balik jadi jodohnya gitu g pa2 jga sih tapi tolong ya Mak pokoknya jangan sama beruang g ridho q dunia akhirat
Nurlinda: sebenarnya tadi malam aku mau update. pas udah isya, udah makan tuh, udah ambil ancang-ancang mau nulis. eh tiba-tiba keluarga jauh datang dan kita ngobrol sampai tengah malam 🥱
Dwi Rustiana: asiap gaskeun 🤣🤣🤣
total 11 replies
Dwi Rustiana
nah lho bang damar gimana masih mau kucing2an ama fio tu dah dikasih jalan sama Allah buat langkah awal berterus terang perkara dimaafin kagak urusan belakangan yang penting kejujuran dan permintaan maaf ok
Nurlinda: ok Mak
total 1 replies
Eva Karmita
"Fiona....!!!!
Dan akhirnya kebenaran itu terungkap jua Fio sudah tau semua keburukan di masa lalu Damarulan 😭😭💔💔 dan itu terjadi karena si ulat sawit selalu nempel dan menggatal ngebet minta dinikahin
dasar wanita gila yg bikin siapa yang di suruh tanggung jawab siapa 😠👊

semoga Fio dan anaknya bisa diselamatkan..
Nurlinda: aamiin 🤲🤲🤲
total 1 replies
Endang 💖
kasian bgt kamu fio...😭
tega bgt outhor nya buat Fiona kecelakaan😁
Nurlinda: 🙈🙈🙈🙈🙈🙈
total 1 replies
Naufal Affiq
gak tau mau komen apa thor,buat aja yang terbaik untuk mereka
Juni Hutabalian
apa yg terjadi terlulang lagi sama fiona
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!