Juan Prakoso, seorang siswa miskin dan bodoh lantaran nilai-nilai yang selalu jelek, wajahnya yang tidak tampan juga dirinya yang menjadi bahan pembullian teman-teman di sekolahnya.
Hal itu dikarenakan Juan harus menjadi tulang punggung untuk dirinya serta kedua adiknya yang masih sekolah menengah pertama lantaran kedua orang tua mereka telah meninggal dunia. Maka dari itu, Juan mau tidak mau harus bekerja dan sekolah.
Hingga suatu waktu, Juan mendapatkan sebuah system yang dimana mampu para penggunanya untuk meningkatkan kekuatan fisik, meningkatkan daya tarik dan meningkatkan IQ serta Daya ingat.
Dengan system' itu lah kehidupan Juan berubah dan dia pun ingin menunjukan kepada semua teman-temannya bahwa dirinya bisa menjadi yang terbaik.
Inilah kisah dari seorang pemuda bernama Juan Prakoso dan Extraordinary System nya.
Season 1: The Students Cheater Bab 1 - Bab 50.
Season 2: Yakuza Madness Bab 51 - Bab 84
Season 3: A Man In Two Worlds Bab 85 - Bab 99.
Season 4: Merubah Takdir Bab 100 - Bab 120.
Season 5: Extraordinary Era Bab 121 - 128
Season 6: Desa kabut Bab 129 - On Going.
Extraordinary System is Back
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon [ Fx ] Ryz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 | Berangkat ke sekolah baru
...Bab 16. Berangkat ke sekolah baru....
Hari pertama masuk sekolah pun tiba. Juan mempersiapkan diri dan memeriksa yang mungkin akan tertinggal. Setelah siap semua, Juan pun keluar kamar dengan membawa koper yang berisikan pakaian dan perlengkapan lainnya.
Saat keluar kamar Juan disambut oleh Paman, Tante dan kedua sepupu nya.
"Juan, sudah siap semua? Tidak ada yang tertinggal?" tanya Tante Lia.
"Sudah Tante."
"Yasudah, Ayo!" seru Paman Ferdi yang mengambil koper Juan untuk membantu membawakannya.
Juan bersama Saudara-saudaranya keluar rumah dan mengantarkan Juan pergi ke terminal Bus. Sebenarnya bisa saja Paman Ferdi untuk mengantarkan nya sampai sekolah Utopia. Namun, ketentuan dari sekolah. Semua murid memiliki kesetaraan jadi murid dilarang untuk membawa kendaraan pribadi atau diantar oleh sanak saudara.
Ditengah perjalanan, Juan meminta pamannya untuk mampir sejenak ke rumah sakit. Paman nya tidak menentangnya dan mengarahkan kemudi nya ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, Juan menghampiri kedua adiknya yang masih belum sadarkan diri. Lalu, mengelus-elus dahi mereka.
"Yuda, Yuri. Kakak untuk beberapa bulan ini tidak bisa menjenguk kalian. Jadi, kalian harus berjuang ya. Kakak juga berjuang disana demi untuk mencari tahu kebenaran yang menabrak lari kalian."
Paman Ferdi dan Tante Lia pun menitihkan air matanya dibelakang Juan begitu juga Rania.
Sesudah itu, Juan dan lainnya barulah pergi ke terminal.
Setibanya di terminal, Juan turun sendiri dan dari luar dia pun berpamitan.
"Paman, Tante, Nia dan Andy. Aku pamit dulu."
"Juan, kamu yakin tidak perlu diantar sampai naik bus?" tanya Paman Ferdi.
"Tidak paman. Aku tidak ingin merepotkan hanya saja aku minta untuk Paman dan Tante tetap menjaga dan menjenguk Yuda dan Yuri."
"Pasti, kamu tidak perlu khawatir Juan. Fokus saja dengan belajar mu dan menjadi orang sukses," ucap Paman Ferdi.
Juan menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Setelah itu, Juan melihat kearah Rania, "Nia, jaga motor ku baik-baik!"
"Siap, bos!" jawab Rania yang memberikan hormat.
"Juan, jaga diri baik-baik!" seru Tante Lia.
"Iya, Tante."
Beberapa saat kemudian, Paman Ferdi melajukan mobilnya dan pergi meninggalkan Juan. Begitu pun Juan, dia pergi masuk ke terminal.
Sesaat kemudian, ada motor yang melaju ugal-ugalan hingga menabrak seorang wanita di dekat nya. Motor itu pun sontak pergi dan Juan sepintas mengingat kejadian yang menimpa dirinya dan kedua adiknya.
"Aish, Sial!" gumam Juan sambil melepaskan lamunannya.
Beberapa orang yang ada disekitar Juan langsung turut membantu wanita yang menjadi korban tabrak lari itu.
"Polisi, disini ada kejadian tabrak lari! .... Plat Nomor? Hmm~" ucap pria dewasa yang ragu dikarenakan tidak melihat plat nomor yang menabrak wanita tersebut.
Mendengar hal itu, Juan pun membuka layar dan mengaktifkan SEED. Yang mana sebelumnya Juan tidak menyimak plat nomor motor itu namun dengan mengunakan SEED. Ingatan Juan seperti layaknya video yang di putar ulang dan menghentikannya lalu, melihat plat nomor motor tersebut. Seusai mendapatkan informasi, Juan menonaktifkan kembali SEED dan membantu menjawab pria dewasa itu.
"B 56389 FG. Motor matic."
Pria dewasa itu pun mengikuti ucapan Juan untuk memberikan informasi kepada polisi. Sesudah itu, Juan pun meninggalkan mereka dan menaiki Bis menuju Pulau pendidikan tempat Utopia High school berada.
Dikarenakan Bis itu khusus untuk para murid Utopia jadi, dipenuhi oleh para murid yang mengenakan jas abu-abu, dasi merah dengan garis putih yang merupakan seragam dari Utopia High school.
Juan duduk di kursi paling belakang dengan koper yang sudah dimasukan kedalam bagasi. Juan terus memandangi langit dari balik jendela untuk menemani perjalanan nya.
Ditengah perjalanan, Juan mereka sedikit terusik dengan ada nya dua murid yang salah satunya sedang memainkan rubik 5x5.
"Kamu tidak bisa. Sini! Aku coba!" ucap murid yang satunya lagi.
Murid yang memegang rubik memberikan rubik nya kepada temannya itu namun, temannya tidak bisa bermain.
"Yee, kamu lebih tidak bisa dan malah merusak. Sini!" ucap murid yang sebelumnya langsung meraih rubik yang dipegang temannya.
Juan hanya menghela nafas panjang dan kembali memandangi langit.
Beberapa menit pun Juan dan lainnya sampai didepan gerbang Utopia High school. Semua penumpang yang ada di Bis itu pun turun semua termasuk dua murid yang berada duduk disamping Juan. Karena terburu-buru, kedua murid itu beranjak dari kursinya dengan meninggalkan rubik nya.
Juan yang melihat rubik itu merasa tertantang. Lalu, dia pun mengambil rubik itu dan menyelesaikan nya dengan cepat setelah itu barulah Juan turun dari bis dan berpapasan dengan salah satu murid yang memiliki rubik tersebut. Dirinya pun terkejut oleh rubik yang terselesaikan dan menoleh kearah belakang.
"Siapa yang menyelesaikan nya?"
Saat murid itu menoleh kearah Juan sudah tidak melihat sosok yang menyelesaikan rubiknya itu karena Juan sudah berada diluar bis dan melihat gerbang sekolah barunya.
"Inikah sekolah baru ku, Utopia High school dan lokasi pelaku sebenarnya yang menabrak kedua adik ku," batin Juan seraya menatap tajam gerbang sekolah.
Dan, masa sekolah Juan di kelas High Elite Class, Utopia High school. Dimulai!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...