Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.
Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.
Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.
Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Pencarian Bernard dan yang lain masih terus dilakukan oleh gabungan pasukan Xander dan pasukan keluarga Hillborn. Akan tetapi, hingga malam akan usai digantikan pagi, mereka belum menemukan keberadaan orang-orang itu.
Donald memijat kepalanya yang terasa sangat pusing, berbaring di kursi. Ia terjaga sejak siang dan belum beristirahat sama sekali. Kekhawatirannya pada keselamatan Garrick, Rick, dan yang lain semakin memuncak setiap jamnya.
Seorang pria memasuki tenda, mengendalikan napas yang terengah-engah. "Kita menemukan tempat persembunyian orang-orang itu."
Donald yang nyaris terlelap seketika kembali terjaga.
"Mereka berada di bagian bawah gua. Tim kita melihat beberapa mobil besar yang berada di sana. Orang-orang itu tampaknya sedang menggali gua. Selain itu, tim kita menemukan jejak petunjuk disana. Tertulis kode Tuan Bernard dan Garrick di beberapa titik. Tim kita sedang mencari petunjuk lain sekarang"
"Mereka masih hidup." Donald bisa bernapas lega sekarang. Setidaknya, harapannya kembali membesar setelah mendengar kabar ini. "Lalu bagaimana dengan tim lain yang menemukan petunjuk di sekitar sungai."
"Sungai itu mengarah ke wilayah gua yang ditempati oleh orang-orang itu. Terdapat jalan rahasia yang digunakan oleh orang-orang itu sampai ke bawah gua."
"Teruskan pencarian dan tingkatkan keamanan kita. Kita harus mengetahui keadaan Garrick dan yang lain serata siapa orang-orang itu hari ini juga."
Di langit yang masih gelap, pasukan bersiap untuk menghadapi hari. Beberapa orang beristirahat, dan sebagian yang lain bersedia untuk melakukan tugas.
Di saat yang sama, Bernard, Garrick, Rick, Rome, Ben, dan Ken bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Mereka beristirahat selama beberapa jam setelah melarikan diri dari wilayah orang-orang suku pedalaman. Beruntung, orang-orang itu tidak mengejar mereka.
Rome mengawasi keadaan sekeliling melalui teropong, melompat turun. "Aman. Kita bisa melanjutkan perjalanan."
Bernard mengamati Ben dan Ken yang tengah mempersiapkan skuter listrik. "Bagaimana persiapannya, Ben, Ken?"
"Kita bisa berangkat sekarang, Tuan," jawab Ben.
"Berdasarkan perhitunganku, jika kita terus bergerak ke arah timur tanpa gangguan, kita akan tiba di sisi hutan siang nanti. Kita akan memasuki wilayah Havreland dan meneruskan perjalanan ke kota terdekat. Hanya saja, kita harus ekstra berhati-hati sebab wilayah yang kita lewati masih termasuk ke dalam dua puluh persen wilayah hutan Daintree yang belum pernah terjelajahi," ujar Garrick seraya mengamati peta.
Rombongan kembali meneruskan perjalanan. Tidak ada halangan berarti selama dalam perjalanan, kecuali adanya kawanan hewan buas yang mengejar mereka. Ben dan Ken bertugas untuk mencatat semua rute yang rombongan lalui.
"Jalur yang kita lewati relatif aman. Kita akan tiba saat siang sesuai dengan perhitungan," ujar Garrick.
Rombongan beristirahat untuk makan siang di sisi sungai. Mereka menyantap ikan bakar dan buah-buahan hutan.
Rome mengamati keadaan sekitar melalui teropong, mendekat pada kerumunan. "Aku melihat beberapa rumah di sebelah timur hutan. Jaraknya sekitar dua puluh kilometer dari tempat kita sekarang. Hanya saja kita aku tidak menemukan manusia di sana."
"Baik, kita lanjutkan perjalanan sekarang," ujar Bernard.
Rombongan meneruskan perjalanan menggunakan skuter listrik. Mereka menerobos hutan dengan waspada. Meski tidak lagi bertemu dengan suku pedalaman dan musuh, tetapi bahaya bisa mengintai mereka kapan saja.
Bernard memberi tanda untuk berhenti ketika merasa melihat beberapa motor melintas. Mereka segera bersembunyi di balik pohon, bersiaga dengan pistol.
Rombongan mobil dan motor terlihat keluar dari sebuah gua. Mereka melaju ke wilayah pedalaman hutan dengan cepat.
"Mereka kemungkinan besar adalah pasukan musuh yang akan pergi menuju goa. Aku melihat tanda yang sama di mobil di dalam gua dan mobil yang melaju sekarang. Mereka bergerak dari wilayah Havreland. Terlalu berbahaya jika kita memasuki gua karena musuh bisa saja berjaga di sana. Kita akan tetap meneruskan perjalanan sesuai dengan rencana awal. Setidaknya kita tahu jika musuh melewati jalur ini," ujar Bernard.
Garrick memberi tanda di peta. Jarinya menunjuk ke atas hingga ia menemukan nama sebuah kota yang jaraknya cukup jauh dari tempatnya saat ini. "Kota terdekat dari tempat ini adalah Acertown. Kota itu berada di wilayah Havreland."
Bernard, Garrick, Rick, Rome, Ben, dan Ken kembali meneruskan perjalanan setelah rombongan mobil menghilang. Setengah jam kemudian, mereka tiba beberapa rumah.
"Rumah-rumah ini sudah lama terbengkalai. Aku hanya menemukan beberapa barang lama di dalam rumah," ucap Ken.
"Aku menemukan benda ini dalam tanah." Ben menunjukkan sebuah benda berbentuk segitiga dengan gambar kijang yang sedang mengangkat kedua kaki depannya. "Aku pikir ini bisa menjadi petunjuk bagi kita.”
Bernard mengamati benda itu saksama. "Aku seperti pernah melihat benda ini di suatu tempat. Ketika kita sampai di kota, kita akan mengirimkan foto benda ini untuk diteliti."
Garrick memotret benda itu, lalu memberikannya kembali pada Bernard.
"Kita akan kembali meneruskan perjalanan."
Rombongan bergerak menuruni sebuah jalan setapak yang cukup licin dan terjal. Alhasil, mereka harus berjalan kaki. Hujan deras mendadak mengguyur sehingga menyulitkan perjalanan. Rombongan terpaksa berhenti ketika angin kencang dan petir beberapa kali menyambar.
Setelah hujan reda, perjalanan kembali diteruskan. Bernard melihat rombongan mobil melaju dari arah yang sama dengan kedatangan rombongan mobil dan motor awal.
"Kita akan sampai dalam waktu kurang dari sepuluh menit lagi jika terus mengikuti jalan," ujar Garrick seraya mengamati keadaan dengan teropong. "Akan tetapi, aku melihat beberapa kerumunan orang di jalur yang akan kita lewati. Kita harus mengambil jalur memutar untuk menghindari orang-orang itu."
Rombongan memilih jalur memutar. Saat matahari tenggelam di ufuk barat dan langit berubah menjadi gelap, rombongan akhirnya keluar dari hutan. Mereka melihat beberapa bangunan dan orang-orang.
"Kita berhasil mendapatkan sinyal," ucap Rick seraya mempersiapkan berbagai alat.
"Garrick, Rick, Rome, segera persiapkan laporan untuk dikirim secepatnya." Bernard kemudian menoleh pada Ben dan Ken. "Ben, Ken, awasi keadaan sekitar dan laporkan jika ada hal yang mencurigakan."
"Baik." Garrick, Rick, Rome, Ben, dan Ken menjawab serempak.
Garrick dan Rome segera membantu Rick mempersiapkan alat-alat dan data, sedang Ben dan Ken mengawasi keadaan sekeliling.
Bernard mengembus napas lega ketika perjalanan nyaris menyentuh titik akhir. Akan tetapi, ia harus segera bersiap untuk perjalanan lain yang lebih menantang.
"Aku sudah mengirim pesan, titik lokasi, dan informasi dan semua rekaman perjalanan kita pada Willam, Arron, dan keluarga Hillborn," ujar Garrick.
Sementara itu, Govin bergegas memasuki ruangan di mana Xander, Lizzy, dan Alexis tengah berada.
Xander bergegas keluar setelah memberi pengertian pada Alexis."Ada apa, Govin?"
"Tuan Bernard dan yang lain baru saja mengirimkan pesan pada kita. Mereka berhasil selamat dan sekarang berada di perbatasan Havreland. Mereka juga mengirimkan titik lokasi dan informasi penting seputar perjalanan mereka.”
Xander tersenyum, merasa lega setelah mendapatkan kabar tersebut. "Syukurlah, segera persiapkan semuanya dengan baik, Govin. Beri tahu Darren secepatnya."
"Baik, Tuan."
Di saat yang sama, Donald, Arron, dan yang lain bersyukur setelah mendapatkan informasi dari Bernard, Garrick, dan yang lain. Hal yang sama juga terjadi pada Morgan dan anggota keluarga Hillborn yang lain.
"Para pengawal yang berada di perbatasan Havreland akan segera pergi menjemput mereka, Tuan," ucap Govin seraya menekan sandi di dekat pintu. Ia bergeser ke samping, memberi jalan untuk Xander.
Govin memberi tanda pada Mikael untuk segera memasuki ruangan.
Darren berlari menuruni tangga, keluar dari rumah. “Aku benar-benar lega mendengar kabar ini. Ayah, kau pasti akan sangat marah jika mendengar perkataanku, tapi aku benar-benar sangat mengkhawatirkan keadaanmu."
"Darren, apa yang terjadi? Kenapa kau sangat terburu-buru? Apa ini ada hubungannya dengan ayah?" tanya Kelly dengan wajah cemas.
"Ayah berhasil selamat. Dia dan rombongannya berada di perbatasan Havreland sekarang. Aku harus segera menemui Alexander. Aku akan memberitahumu detailnya."
Kelly menghembus napas lega. "Syukurlah."
Di tempat berbeda, empat buah mobil memasuki sebuah gerbang, menepi di depan rumah mewah yang berhalaman luas.
Pedro, Hector, dan beberapa pengawal turun dari mobil. Di halaman teras, Stryker, Shane, dan para pengawal mereka sudah menunggu untuk menyambut.
Semakin seru..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Bravo Thor.