Kalisha Maheswari diwajibkan menikah karena mendapat wasiat dari mendiang Kakek Neneknya. Dirinya harus menikah dengan laki laki yang sombong dan angkuh.
Bukan tanpa sebab, laki laki itu juga memaksanya untuk menerima pernikahannya karena ingin menyelamatkan harta mendiang kakeknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SAH
"Hari ini adalah hari penting bagiku, Aku yang sedang duduk disini dengan disaksikan banyak orang akan menikah dengan laki-laki yang bahkan tak ku kenal sebelumnya. Pernikahanku kali ini bukan tanpa kesengajaan, ini sudah di tulis di lauhul Mahfudz. Bismillah, beri aku keikhlasan untuk menjalaninya ya Allah. Bukan karena wasiat si Mbah, melainkan karena aku beriman kepada-Mu"
-Khalisa Maheswari-
"Hari ini aku akan menikahi wanita asing yang baru beberapa hari hadir di dalam hidupku. Aku yakin ini semua sudah digariskan oleh-Mu. Jadi aku menerima semua takdir-Mu tanpa meminta belas kasihan kepada-Mu."
-Edward Dwi Baskoro-
****
Veil wedding pun dipasangkan diatas kepala Edward dan Khalisa , pertanda pernikahan itupun akan segera dimulai.
Penghulu pun mulai menjabat tangan kekar Edward. Ada getaran khusus yang dirasakan oleh Edward saat itu. Namun dirinya yakin, bahwa menikahi Khalisa bukan sebuah kesalahan besar.
"Bismillahirrahmanirrahim. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Edward Dwi Baskoro bin Faisal Dwi Baskoro dengan anak saya yang bernama Khalisa Maheswari dengan maskawinnya berupa uang tunai sebesar satu miliyar rupiah, sepuluh gram emas murni, dan dua cincin berlian dibayar tunai!" ungkap seorang penghulu yang menikahkan Edward.
"Bismillahirrahmanirrahim, saya terima nikah dan kawinnya Khalisa Maheswari dengan mas kawin yang disebutkan, dibayar tunai!" jawab Edward dengan sekali tarikan nafas.
SAH?
Sah!
Sah!
Para saksi dan para tamu pun serentak menjawab 'Sah' di pernikahan itu.
Jantung Khalisa pun berdegup kencang saat Edward mengucapkan ijab qobulnya. Air matanya tak kuasa ia tahan. Begitu pula Edward, nafas lega menyelimutinya. Hatinya pun sudah terasa plong.
mengucapkan ijab qobul pernikahan. Dengan satu tarikan nafas, Edward pun berhasil membuat Khalisa sah menjadi istrinya.
Lantunan doa yang diucapkan penghulu pun diaminkan oleh banyak orang. Sesekali Edward melirik ke arah Khalisa yang sedari tadi menunduk.
Penghulu pun memberi petunjuk agar Khalisa mencium punggung tangan Edward dan Edward mengecup mesra kening Khalisa.
Suasana rumah Edward saat itu serasa dikelilingi oleh keberkahan. semua orang berbahagia atas pernikahan Edward dan Khalisa kecuali satu orang, Mama Vony.
"Edward!!"
Seorang gadis tiba-tiba muncul entah darimana. Gadis itu membuat situasi khidmat menjadi riuh.
Sontak Edward pun menoleh kearah sumber suara itu. Ia sangat terkejut dengan kehadiran Riana. Ia pun berdiri dan menghampiri Riana.
"Nenek sihir itu lagi!" Ucap Radit yang tak sengaja terdengar oleh Khalisa
"Lihatlah! Bertapa memalukannya dia!" Lanjut Radit lagi.
"Sssst!! Siapa yang nenek sihir?!" Tanya Khalisa yang mencoba memanggil Radit.
"Eehh.. eumm.. i..itu kak!" Jawab Radit malu malu dan menunjuk ke arah Riana.
"Memangnya dia siapa?" Tanya Khalisa berbisik.
"Mantan pacar kak Edward!" Bisik pelan Megan yang ikut mendengar percakapan adiknya dan kakak iparnya.
Khalisa pun kaget dengan penuturan Megan. Ada rasa sakit yang hadir di dalam hatinya, namun ia masih bisa berfikir logis.
"Wajar saja kalau mantannya tidak terima, mungkin saja mereka putus karena Edward harus menikahiku, bukan?" pikirnya saat itu.
"Hah? Oh ya namamu siapa?" Tanya Khalisa kepada Radit.
"Aku Radit, adik kedua kak Edward. Kalau yang ini kak Megan. Kakakku atau adik pertama Kak Edward. Nah kalau yang itu mamaku. Namanya mama Vony." Ungkap Radit.
"Salam kenal ya adik ipar!" Ucap Khalisa kepada kedua adik Edward.
Edward yang menghampiri Riana mencengkram erat tangannya.
"Lepas Ed! Sakit!" Ucap Riana yang berusaha melepaskan genggaman tangan Edward yang semakin kencang.
Edward pun melepaskan genggamannya dengan kasar. Ternyata tak lama Vony muncul dari belakang Edward.
"Edward! Jangan kasar sama Riana.!" Teriak Vony.
"Sudah kubilang, jangan pernah ikut campur urusanku!" Ucap Edward yang sedang marah.
"Tidak! Selamanya dia adalah calon menantu mama!" Bentak Vony.
Edward pun meninggalkan Riana dan Vony. Ia pun masuk ke dalam rumah seperti sedang tidak terjadi apa apa. Sementara Khalisa, dalam hatinya ia merasa penasaran dengan apa yang terjadi di luar. Namun Khalisa berusaha menepis rasa penasarannya itu, baginya dia adalah wanita yang membuat Edward dan Riana berpisah.
Suasana rumah Edward saat itu ricuh. Sekertaris Fian berusaha menenangkan acara pernikahan itu dengan menyuruh seorang penyanyi untuk memulai penampilannya.
"Ikut aku." Ucap Edward dengan menggenggam tangan Khalisa dan menyuruhnya untuk pergi bersamanya.
"Kak Megan! Aku tidak pernah melihat Kak Ed seperti itu! Dulu saat bersama nenek sihir itu, Kak Ed tak pernah menyentuh tangannya. Bahkan dipegang olehnya saja, aku bisa merasakan kalau kak Ed risih." Ucap Radit yang berbisik dengan Megan.
"Iya kamu benar. Tapi aku dengar-dengar, kak Ed baru mengenal kak Khalisa. Tapi sudahlah. Baiknya kita diam saja. Jangan sampai sekertaris dingin atau Kak Ed sendiri yang mendengar kita menggosip. Bisa bisa kita hidup terlantar nanti." Balas Megan dengan berbisik juga.
Suasana kembali kondusif ketika Riana tak lagi membuat keributan.
Bonus Khalisa saat akad