NovelToon NovelToon
Terjerat Obsesi Tuan Brian

Terjerat Obsesi Tuan Brian

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Irawan Hadi Mm

Dunia Tati hancur, ketika suami yang sangat dia cintai, yang dia harapkan bisa menjaganya, melindunginya. Malah menjualnya ke pria lain. Sedang suaminya sendiri malah selingkuh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 10

Junet menggeleng-gelengkan kepalanya di depan Monika,

"Aku kan sudah katakan, Tati pergi berlibur. Lagi pula, wanita yang sudah..."

"Tidur dengan bos Brian, dan gak akan bisa pergi begitu saja darinya! Terlebih kau jadikan Tati sebagai ganti dari hutang-hutang mu selama di Town Happy! Itu kan yang ingin kau katakan pada ku?" cerocos Monika yang menyela perkataan Junet.

"Iya memang seperti itu yang aku dengar dari anak buah bos Brian!" seru Junet dengan apa adanya, gak ada gurat kebohongan di matanya.

Mendengar jawaban Junet, Monika terlihat puas. Dia yakin kalau Tati memang tidak akan bisa lepas dari bos Brian itu. Pria yang dikenal kejam dan menjadikan wanita hanya mainannya saja. Rasanya sangat puas, Monika dengan apa yang sudah dilakukan Junet pada istrinya sendiri itu.

Monika mengedarkan pandangannya, "Lalu bagaimana cara kita bisa keluar dari tempat ini! Mereka gak sebodoh yang kamu pikirkan!"

Junet melangkah ke arah jendela yang ada di kamar mandi hotel.

Sreeek.

Gorden ditarik Janet, memperlihatkan pemandangan di luar gedung dengan langit yang kini sudah cerah berawan. Mereka berada di lantai 10, mau loncat lewat jendela kamar mandi, sama saja dengan bunuh diri. Tidak mungkin mereka melakukan itu.

"Kau lihat itu! Matahari sudah cerah! Ini sudah lewat dari jam masuk kantor! Karyawan di kantor pasti akan menggunjing kita! Gimana ini, Jun!" rengek Monika dengan wajah cemberut.

"Kita berakting saja! Mereka pasti akan membukakan pintunya. Kau pura pura sakit, sayang!" bujuk Junet pada Monika.

Orang licik biasanya memang tidak pernah akan kehabisan akal kan.

Monika menunjuk dirinya sendiri,

"Kau mau aku bersandiwara? Pura pura sakit? Kau jamin kita bisa keluar dari kamar hotel ini?" tanya Monika. Dia benar-benar ingin memastikan apa cara itu bisa membuat mereka keluar dari kamar hotel ini.

Jika tidak bisa keluar, bukankah cara itu akan sia-sia saja.

Junet tidak tahu apa bisa atau tidak. Tapi setidaknya mereka harus mencobanya kan. Junet pun kembali menggedor-gedor pintu, netranya memastikan Monika yang sudah tergeletak di atas lantai beralaskan karpet tebal.

Monika mengacungkan jempolnya, dengan kerlingan mata lalu pura-pura terpejam.

'Semoga kita berhasil! Jangan lama Jun! Tubuh ku rasanya gatal berlama-lama berbaring di atas lantai! Permadani ini, pasti sudah banyak pasang kaki yang menginjaknya. Jijik sekali rasanya!' ujar Monika dalam hatinya, Monika bergidik geli.

Bugh bugh bugh.

"Tolong, pak! Tolong buka pintunya! Teman wanita ku sakit, pak! Dia butuh dilarikan ke rumah sakit segera, pak! Tolong yang di luar! Buka pintunya!" teriak Junet.

Sementara kedua anak buah Josep, yang gak lain 2 petugas keamanan hotel. Mereka berdua masih berjaga di depan pintu kamar hotel, dimana terdapat Junet dan Monika di dalamnya.

Mail menoleh ke arah Malih, "Kau dengar itu tidak?"

Malih menghembuskan nafasnya kasar, "Sepasang telingaku masih berfungsi dengan baik. Sudah pasti aku mendengarnya!" jawab Malih.

Mail mengeluarkan benda pipihnya dari saku celananya.

"Apa perlu kita beritahu, bos? Gimana kalo wanita yang ada di dalam sana sampai mati? Kita bisa terlibat dalam kasus pembunuhann ini!" seronok Mail dengan tatapan meyakinkan.

Tak.

Malih melayangkan kepalan tangannya di puncak kepala Mail, "Kau waras?"

"Awwhhhh! Kenapa kau memukul ku? Ini kepala udah di fitrahin tiap mau lebaran tahu! Otak ku masih waras, makanya nya aku bertanya dulu pada mu!" gerutu Mail dengan nada gak santai.

"Kalo waras, tahan niat mu untuk menghubungi pak Josep! Kita tidak perlu memberitahu pak Josep. Mereka di dalam sana hanya ingin mengelabui kita! Mereka berdua itu ingin kabur, kau mengerti tidak!" jelas Malih, meyakinkan rekannya yang gampang percaya pada orang lain. Sepertinya Malih memang cukup pintar dibandingkan rekannya itu.

Suara pintu digedor dari dalam kamar kembali terdengar.

Bugh bugh bugh.

"Tolong buka pintunya, teman wanita ku sekarat! Woy buka pintunya!" teriak Junet dari dalam kamar.

Mail kembali menoleh ke arah Malih, kali ini wajahnya terlihat panik.

"Tuh kan dia teriak lagi! Gimana ini! Apa salahnya kita buka, kita pastikan wanita itu beneran sakit atau tidak!" kata Mail, dengan tatapan khawatir dengan orang yang ada di dalam kamar.

Tapi Malih yang memang yakin kalau yang di dalam hanya bersandiwara, kembali berkata.

"Diam di sini! Tulikan pendengaran mu! Itu pun jika kau ingin tetap dipekerjakan pak Josep di hotel ini!" gerutu Malih dengan tatapan mengintimidasi.

Mail menyimpan kembali benda pipihnya, "Kau ini udah kaya bos aja, suka sekali mengancam ku!" keluhnya.

Malih menghela nafas panjang.

"Aku ini hanya mengingatkan mu, jangan lah terlalu percaya dengan orang yang baru kita kenal. Apa lagi ini sudah menyangkut dengan pekerjaan. Aku sih sayang pekerjaan, aku di pecat, anak istri ku di rumah mau aku kasih makan apa? angin?" cibir Malih dengan nada tidak santai, dia tidak habis pikir. Kenapa temannya itu mudah sekali terpengaruh.

Mail menggaruk kepalanya canggung, "Jangankan anak, istri aja aku belum punya."

"Makanya move on! Mantan saja yang dipikirin! Wanita di dunia banyak woy! Cari wanita itu yang setia, mau mendampingi mu dalam suka dan duka!"

"Ssstttt jangan berkhotbah! Kita sedang tugas ini!" sentak Mail, telinganya panas mendengar ocehan Malih.

"Kalau dikasih tahu yang baik itu seharusnya kau dengar!" nasehat Malih lagi pada rekannya yang sepertinya memang kurang cerdas itu.

Perdebatan keduanya berakhir, setelah dering telepon Malih berbunyi.

Tring tring tring.

"Pak bos telepon nih!" ujar Malih, seakan memberi tahu rekannya.

Mail mengerdikkan dagunya, berseru dengan santai, "Tunggu apa lagi dol, jawab lah!"

Malih mengerutkan keningnya penuh tanya, "Dol?"

Mail terkekeh, menertawakan kebodohan Malih, "Lah ya kamu, dodol di pelihara hahaha!"

"Sialann!"

"Iya pak bos! Malih disini!" kata Malih pada Josep lewat sambungan teleponnya.

Sementara itu di tempat lain,

Tati menggeretuk kesal, netranya gak lepas dari Brian.

'Dia itu laki-laki tampan, matang, gagah, perkasa, tapi juga bajingan. Harusnya mudah untuk dia mendapatkan wanita sebagai teman ranjangnya. Tapi kenapa harus aku yang berada di sini? Mas Junet bisa membayar hutang judinya, tapi kenapa tidak mas Junet lakukan itu?' pikir Tati dengan seribu pertanyaan bersarang di kepalanya. Karena memang suaminya itu punya uang. Tati sungguh tidak habis pikir.

"Kau terpesona dengan dada ku ini, Tati! Bentuknya jauh lebih bagus dari milik suami brengsek mu kan!" tanya Brian dengan percaya diri, ia menyempatkan mera ba perut kotak kotaknya sejenak, sebelum kembali membalutnya dengan kemeja hitam.

Tati berusaha tidak menanggapi ucapan Brian tentang dadanya yang memang cukup mempesona itu.

"Kenapa kau sekejam ini pada ku? Aku tidak mengenal mu! Kenapa kau terus memaksa ku, Tuan bejat?" tanya Tati tanpa saringan dengan suara parau, dalam balutan selimut yang menutupi tubuh polosnya.

Brian menatap Tati sinis, pria bertubuh tinggi tegap itu tengah mengenakan kembali pakaiannya. Sementara netranya, mengawasi Tati yang seakan hilang separuh jiwanya, usai kembali ia hujani dengan miliknya.

"Kau yakin tidak mengenal ku?" tanya Brian dengan wajah tak senang.

Tati menggelengkan kepalanya perlahan.

'Aku masih mengingat jelas pertemuan pertama kita Tati. Bagaimana keceriaan mu itu, Ti! Kau begitu menggoda, membuat ku bertekad untuk memiliki mu!' batin Brian.

***

Bersambung…

1
Clara Joya
Suka novelnya
Cecen
Lumayan bagus, semangat kak
Grace Nelli
Agak hareudang ya, lanjut
Yoongi marry me
Memang ya, memang memang pokoknya. Gak Junet gak Brian, gak ada yang kayak gwangsik
Aqila
semakin seru ne
As Salwa
keren banget ceritanya
AFikha
semangat terus buat up
Azahra
lanjutkan
Adibah
jangan lupa up thor
Andien
lanjutkan up
Alice
bagus banget alur cerita novel mu thor
Indriyani
lanjut kan thor
Anggun
Suka Cerita ini
Githa
Bagus
Esperanza
Ditunggu Kelanjutannya
Cute Alpa
Bikin gemes, siapa tuh yang di dor, lanjut buruan yok
Cute Alpa
Beneran buat lunasin hutang judoll parah
Cute Alpa
Junet parah, tinggalin pulang aja lah itu orang, jangan percaya.
Ayu
lanjutkan kak
Ivone
semangat terus buat kmu thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!