NovelToon NovelToon
Menantu Pilihan Untuk Sang CEO Duda

Menantu Pilihan Untuk Sang CEO Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Romantis / Diam-Diam Cinta / Duda / Romansa
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: ijah hodijah

“Fiona, maaf, tapi pembayaran ujian semester ini belum masuk. Tanpa itu, kamu tidak bisa mengikuti ujian minggu depan.”


“Tapi Pak… saya… saya sedang menunggu kiriman uang dari ayah saya. Pasti akan segera sampai.”


“Maaf, aturan sudah jelas. Tidak ada toleransi. Kalau belum dibayar, ya tidak bisa ikut ujian. Saya tidak bisa membuat pengecualian.”


‐‐‐---------


Fiona Aldya Vasha, biasa dipanggil Fio, mahasiswa biasa yang sedang berjuang menabung untuk kuliahnya, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah karena satu kecelakaan—dan satu perjodohan yang tak diinginkan.

Terdesak untuk membayar kuliah, Fio terpaksa menerima tawaran menikah dengan CEO duda yang dingin. Hatinya tak boleh berharap… tapi apakah hati sang CEO juga akan tetap beku?

"Jangan berharap cinta dari saya."


"Maaf, Tuan Duda. Saya tidak mau mengharapkan cinta dari kamu. Masih ada Zhang Ling He yang bersemayam di hati saya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijah hodijah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Fio mengangkat alisnya, mencoba santai. “Hehe… iya, mobilnya nyasar terus kebetulan berhenti di depan gue.”

Kevin menyipitkan mata. “Jangan ngelawak, Fio. Tadi yang nyetir cowok, kan? Siapa tuh? Sugar daddy?!”

“Astaghfirullah, Kev!” bentak Farhan refleks. "Nggak sopan ngomong kayak gitu.”

Linda malah menatap Fio penuh rasa ingin tahu. “Serius, Fio. Lo tuh diserempet mobil, eh sekarang dijemput mobil mewah. Ada apa, beb? Cerita deh!”

Fio hanya tersenyum canggung.“Nggak ada apa-apa, sumpah. Cuma… ada yang nitip, disuruh nebeng doang.”

Namun sebelum Fio sempat menambahkan penjelasan, beberapa mahasiswa lain yang lewat mulai berbisik sinis.

"Itu kan Fio yang dulu sempat kerja paruh waktu di kafe, ya?"

"Iya, katanya udah dipecat. Eh, sekarang naik mobil mahal."

"Jangan-jangan... Ya lo tahu sendiri lah."

Bisik-bisik itu semakin menjadi-jadi. Beberapa bahkan sengaja melirik dengan senyum miring, menatap Fio dari ujung kaki sampai kepala.

Fio menunduk, menggenggam tali tasnya erat-erat. Ia pura-pura tidak dengar, tapi hatinya mencubit perih.

Linda menatap sekeliling dengan kesal. “Lo semua pada ngomong apa sih?! Kalau iri, iri aja! Jangan fitnah!”

Kevin melipat tangan di dada, menatap mereka dengan tatapan tajam. “Udah, Fi. Jangan dengerin mereka. Orang kalau sirik memang susah disembuhin.”

Fio tersenyum kecil, berusaha tegar. “Gue udah kebal, kok. Biarin aja. Lagian gue masih punya kalian, kan?”

Linda langsung memeluk Fio dari samping. “Ya iyalah, beb. Lo nggak sendirian.”

Farhan mengangguk, tenang tapi tegas. “Udah, ayo kalian masuk kelas. Biar mereka sibuk sama hidupnya masing-masing.”

Fio menarik napas dalam-dalam, menatap gedung kampus yang menjulang di depannya.

Ada rasa getir dan lelah, tapi juga tekad yang mulai menguat di balik hatinya. “Sebentar lagi… semua ini bakal berubah. Gue harus kuat.”

Ia melangkah masuk bersama sahabat-sahabatnya, sementara dari kejauhan beberapa mahasiswa masih saling berbisik, menatap punggung Fio yang mulai menghilang di balik pintu kelas.

***

Pagi ini kelas sudah hampir penuh ketika Fio datang dengan wajah cerah dan langkah ringan. Ia meletakkan tasnya di meja paling depan, mencoba menenangkan degup jantung yang masih tersisa dari perjalanan bersama Darrel. Masih terbayang wajah dingin pria itu saat menurunkannya di depan kampus.

Suasana kelas mendadak hening ketika dosen masuk sambil membawa map berwarna biru. “Baik, anak-anak, dua hari lagi ujian. Bagi yang belum menyelesaikan administrasi, tolong segera diselesaikan. Kalau tidak, tidak bisa ikut ujian,” ujarnya tegas.

Beberapa mahasiswa saling berbisik, termasuk Linda yang menatap ke arah Fio dengan khawatir. Semua tahu betapa kerasnya perjuangan Fio selama ini hanya untuk bertahan hidup dan membayar uang semester.

Namun, sebelum dosen sempat memanggil satu per satu, Fio sudah mengangkat tangan. “Saya akan bayar hari ini, Pak,” ucapnya lantang dan percaya diri.

Seluruh kelas sontak menoleh. Bahkan dosen sempat berhenti menulis. “Oh begitu? Baik, Fio. Jangan sampai lupa ya, hari ini terakhir.”

“Siap, Pak,” jawabnya singkat, tersenyum kecil.

Bisik-bisik mulai terdengar di sekelilingnya.

“Eh, lo dengar nggak? Katanya Fio udah bisa bayar? Duit dari mana coba?”

“Iya, kemarin aja dia ngeluh belum bisa bayar kontrakan.”

“Apa jangan-jangan... dia dapat sponsor?”

Kalimat terakhir membuat beberapa pasang mata saling pandang dengan tatapan sinis.

Linda yang duduk di sebelah Fio hanya menatap temannya itu dengan dahi berkerut. “Fi... lo nggak apa-apa kan?” bisiknya pelan.

Fio tersenyum, mencoba tampak biasa saja. “Gue baik-baik aja, Lind. Doain aja semuanya lancar.”

“Tapi kamu tiba-tiba bisa bayar segitu banyak, gue—”

“Udah, nanti gue ceritain,” potong Fio cepat, meski dalam hati ia tahu ia tak akan pernah benar-benar menceritakan kebenarannya.

Ia menatap ke depan, menatap papan tulis seolah fokus, tapi pikirannya melayang. Cincin di jarinya terasa berat. Ia menggenggamnya diam-diam di bawah meja.

Ini cuma sementara, batinnya. Setelah semua selesai, aku akan jalan sendiri lagi.

Namun tatapan-tatapan curiga dan bisik-bisik dari teman-temannya terus terdengar sampai kelas berakhir, membuat dadanya terasa sesak—antara ingin tertawa, marah, dan menangis sekaligus.

Bel istirahat baru saja berbunyi ketika Linda keluar dari kelas dengan wajah muram. Ia masih memikirkan kata-kata Fio tadi—terlalu tiba-tiba, terlalu janggal. Biasanya Fio akan jujur kalau sedang kesulitan, bahkan tidak sungkan meminjam uang kecil untuk makan siang. Tapi kali ini, nada suaranya… berbeda.

Di taman kampus, Linda melihat dua sosok yang sudah familiar sedang duduk santai di bawah pohon flamboyan: Kevin dan Farhan — dua kakak tingkat yang dikenal dekat dengan mereka berdua. Kevin sedang menatap layar laptop, sementara Farhan sibuk mengupas jeruk.

“Bang Kev, Bang Far,” sapa Linda, menurunkan tasnya di bangku.

Keduanya langsung menoleh. “Eh, Lin. Muka lo kayak habis dikejar deadline,” seloroh Farhan sambil terkekeh.

Linda tidak tertawa. “Gue lagi heran sama Fio.”

Kevin menutup laptopnya perlahan. “Kenapa? Dia kenapa?”

Linda menatap mereka dengan ragu, lalu berbisik, “Dia bilang mau bayar uang ujian hari ini.”

Farhan menghentikan gerakannya. “Lho, bukannya kemarin dia bilang belum ada uang sama sekali? Katanya sampai bingung mau cari kerja tambahan.”

“Nah itu dia!” Linda menatap mereka bergantian. “gue juga kaget. Tiba-tiba aja ngomong begitu di depan dosen. Terus habis kelas, dia juga nggak mau cerita. Cuma bilang ‘nanti aja’. Tapi... gue lihat dia pakai cincin, loh.”

Kevin yang dari tadi diam mulai menatap serius. “Cincin?”

“Iya. Cincin di jari manisnya. Baru banget, soalnya kemarin gur lihat tangannya kosong,” jelas Linda.

Kevin bersiul pelan. “Wah, jangan-jangan... dia diam-diam dilamar orang kaya?” ucapnya setengah bercanda, tapi nada suaranya terdengar setengah percaya.

Farhan meliriknya tajam. “Nggak lucu, Vin.”

“Ya kan cuma kemungkinan. Lo tahu sendiri, Fio nggak mungkin tiba-tiba punya uang segitu banyak kecuali ada yang bantu,” balas Farhan, mengangkat bahu.

Linda menggigit bibirnya. “Gue cuma takut orang-orang salah paham. Tadi aja di kelas udah banyak yang ngomongin dia aneh-aneh.”

Farhan menatap jauh ke arah gedung fakultas. Ada kekhawatiran di matanya. “Kalau gosipnya semakin parah, Fio bisa kena masalah. Dia anaknya sensitif. Mending nanti sore kita cari tahu aja langsung dari dia.”

Kevin menimpali dengan nada ringan, “Setuju. Tapi kalau ternyata dia beneran disponsori ‘sugar daddy’, jangan salahin gue kalau gue shock.”

“Kevin!” bentak Linda dan Farhan bersamaan.

Kevin mengangkat tangan, tertawa kecil. “Ya udah, ya udah. Bercanda. Tapi serius, gue penasaran juga. Kita harus tahu apa yang sebenarnya terjadi.”

Farhan berdiri, bahunya menegang. “Iya, tapi jangan buat dia tambah tertekan. Kita tunggu waktu yang tepat buat tanya.”

Mereka bertiga akhirnya diam. Hanya angin siang yang berembus pelan, membawa perasaan canggung dan tanda tanya besar — siapa sebenarnya pria di balik perubahan Fio yang tiba-tiba itu?

***

Suasana sore di kampus begitu riuh ketika mobil hitam mewah berhenti tepat di depan gerbang utama. Mahasiswa yang hendak pulang spontan menoleh, sebagian bahkan langsung berhenti berjalan. Mobil itu terlalu mencolok, terlalu mahal untuk sekadar tamu kampus biasa.

Dari dalam, seorang pria berjas abu tua keluar. Posturnya tinggi, wajahnya tegas, dan auranya dingin tapi berwibawa. Itu Darrel. Ia memeriksa ponselnya, memastikan pesan yang dikirimnya sudah terkirim:

[ Saya di depan kampus. Cepat keluar.]

Pesan itu dikirim ke Fio. Nomor itu, sebenarnya, Darrel dapat dari Bu Rania yang memintanya menjemput sang menantu.

Di dalam gedung, Fio baru saja menutup buku catatan ketika ponselnya bergetar. Ia sempat mengernyit melihat nomor asing itu, lalu matanya membulat setelah membaca isinya. “Dia…” gumamnya pelan.

Linda yang duduk di sebelah langsung menoleh. “Dia siapa, Fio?”

Bersambung

1
Dar Pin
asli hiburan Thor bacanya nggak tegang tp ngalor tau tau habis 💪 Thor lanjut
Ilfa Yarni
romantisnya udah td malam emang km ngelakuin apa tadi malam km mencuri ya mencuri cium dan peluk maksudmya
Dar Pin
adu duh tuan duda marah deh asli Thor hiburan banget bacanya 😄
Ijah Khadijah: Terima kasih
total 1 replies
Ilfa Yarni
aduh tuan duda kulkas knp sih orang lg belajar kelompok malah di suruh pulang katanya ga cemburu trus knp marah2 ga jelas dasar bilang aja cemburu pake gengsi sgala aduh duh duh tuan duda
Ijah Khadijah: Keduluan gengsi kak🤭
total 2 replies
Dar Pin
bacanya ngakak terus deh lucu lucu gemes 🙏💪
Ilfa Yarni
jiaah darrel blingsatan ga karuan cemburu ya fio jln sama laki2 lain sampe ga fokus ngantor dan marah2 ga jelas wah seperti kemakan omongan sendiri nih ngomong ke fio jgn mengharap cinta dariku eee ternyata km yg mengharapkan cinta fio mang enak kena panah asmara
Ilfa Yarni
wah perkembangan darrel cepat ya udah ada aja tuh getar2 cinta fi hatinya buat fio buktinya dia merasa ga suka fio deket2 laki2 lain
Ilfa Yarni
hahahaha trus aja ngocehfio biar tuan duda kulkas kesel tp lama2 suka
Ilfa Yarni
hahahaha kata2nya fio ada gerakan yg mencurigakan di sudut bibirmu dikirain td dimana ga taunya di sudut bibir kata2nya itu loh yg bikin ketawa fio bukan cerewet tuan duda tp, bar bar kan asyik duniamu jd berwarna ga dingin dan kaku lg
Ilfa Yarni
aku klo baca celotehan fio ini ketawa sendiri ada aja yg keluar dr mulutnya itu fio sangat cocok sama tuan duda yg dingin dgn judul pria kutub dan gadis bar bar
Ijah Khadijah: Semoga terhibur kakak🥰
total 1 replies
Ilfa Yarni
aduh bener2 kasian fio klo kyk gini cepat darrel hapus berita2 itu sebelum fio membacanya to tmnnya udah kasih tau aduh gmn ini
Ilfa Yarni
fio km trus terang aja sama sahabat2mu biar mereka ga salah paham km sudah menikah dgn duda kulkas
Ilfa Yarni
tuan duda es batu lama2 akan mencari jgn tingkah dan sifat fio yg ceria dan bar bar malah nanti dia bakal bikin aku deh eh eh eh temen2nya fio kepo nih fio turun dr mobil mewah temenya pasti syok klo tau fio udah nikah sama tuan duda
Ilfa Yarni
hahahaha aku suka karakter fio SD aja jawabannya yg bikin aku ketawa lama2tuan duda jatuh hati jg sama fio tunggu aja
Ilfa Yarni
walinya diwakilkan saja krna ayahnya fio ga mau tau dgn anknya fio krn dia punya istri baru ank kandung ditelantarkan dan ga diacuhkan lg
Ilfa Yarni
mereka sama2 memendam rasa tp mereka blom menyadarinya aplg dikulkas 12 pintu itu alias darrel blom sadar dia hatinya udah kecantol fio krn luka lama dia menyangkal apa yg dia rasakan
Ilfa Yarni
dasar ayah tak bertanggung jwb mentang2 ada istri baru ank kandung dilupakan semoga kdpnnya hidup pak tua sengsara
Ilfa Yarni
dicoba ya fio jgn nolak siapa tau darrel memang jodoh km
Ilfa Yarni
hahahaha cewek seperti fio yg ceria cocok sama darrel sipria kulkas 12 pintu agar hidupnya mencair dan berwarna segitu aja sudut bibirnya udah mulai terangkat lama2 jg bucin aku yakin banget deh
Ilfa Yarni
bu rajia lg gencar2nya mendekatkan fio dgn darrel semoga sukses ya bu
Ijah Khadijah: Aamiin🤲🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!