NovelToon NovelToon
JURUS-JURUS TERLARANG

JURUS-JURUS TERLARANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Magisna

Dimana masih ada konsep pemenang, maka orang yang dikalahkan tetap ada.

SAKA AKSARA -- dalam mengemban 'Jurus-Jurus Terlarang', penumpas bathil dan kesombongan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AKSARA 15

Selama seminggu lamanya, Saka bersekolah dalam kecemasan.

Tentang Faaz Wardani yang katanya kan segera melakukan tindak operasi atas penyakitnya, sungguh membuatnya tak tenang. Buku aneh yang diberikan Faaz bahkan masih apik terselip di antara deretan koleksi serial komik di rak bukunya di dalam kamar.

Saka tidak peduli tentang keramaian apa pun di sekolah. Mau mereka saling bertempur untuk memperebutkan posisi kosong Andi Wiguna, atau mereka berebut satu perempuan yang sama, masa bodo.

Pikiran Saka hanya pada akhir pekan dan dia harus segera kembali ke Kampung Jenggala, menjenguk Faaz dan memastikan kabar pria itu baik-baik saja. Tidak hanya sebatas melalui udaraーline telepon dengan Pak RT dan kerabat Faaz, Fahmi yang nomornya disimpan Aryani.

Sayangnya, di tengah perasaan cemas yang menggugu itu, banyak tugas sekolah yang harus dikerjakan Saka di rumah selama Sabtu dan Minggu. Mulai dari membuat sketsa ruang sampai perhitungan ukuran skala bangunan, belum lagi PR yang lain. Jujur itu sangat memberatkan Saka yang hatinya sudah ada di Jenggala.

Hari ini, tepat hari Jum'atーakhir masa sekolah minggu ini, Saka menyusun langkah dengan wajah lesu, membayangkan tidak ada keberangkatan ke Depok malam ini seperti yang ada dalam bayangan.

Di parkiran.

Sesuatu mengalihkan perhatiannya secara paksa.

Seorang anak lelaki dengan seragam sama dengannya, dari jurusan RPLーRekayasa Perangkat Lunak, terlihat dari lambang khusus pin di kerah baju. Berkacamata seperti Baim namun rambutnya plontos, menghampiri sembari lari di parkiran saat Saka mengeluarkan motor.

“Lo Saka yang tempo hari tanya-tanya soal Gege Wangsa, 'kan?” tanya anak RPL itu dengan napas sedikit tersengal karena berlari, suara tidak dibuatnya lantang apalagi keras sampai terdengar ke sekitaran.

Saka menghentikan geraknya, masih bertengger di atas motor, dia menghadap ke arah anak itu. Matanya kemudian melirik bet bordir nama di atas saku bertuliskan: Akmal Nugraha.

Nama yang bagus. Dan beda dengan Ibrahim yang setengah pemalu, anak ini lebih lepas cara bicara.

Akan tetapi Saka tidak ingat jika Akmal termasuk salah satu anak yang sempat dia tanyai mengenai Gege.

Lantas Saka bertanya balik, “Iya, kenapa?"

“Bisa ngomong di tempat laen, gak?” Anak itu punya kekhawatiran.

Saka mengerut kening, tapi langsung paham. “Oke. Lu bawa motor?”

Akmal menggeleng sembari membetulkan kacamatanya.

“Ya udah, naek motor gua. Ayo.”

Akmal nampak ragu. “Tapi bentar lagi mobil jemputan gue dateng. Gak jauh-jauh, 'kan?”

“Wuih! Anak orang kayah lu ternyata!”

Akmal tak menanggapi.

“Ayok deh," kata Saka kemudian. “Yang deket aja, warung sepi yang di pengkolan."

Setuju, Akmal langsung menclok di boncengan Saka.

Mereka keluar gerbang, melalui jalanan raya sebentar, lalu sampai di sebuah warung yang di depannya terdapat kursi kayu panjang yang kemudian keduanya duduki setelah Saka membeli satu teh botol untuk dirinya sendiri. Akmal menolak saat ditawari meski dengan rasa minuman berbeda.

“Jadi apa yang lu mau kasih tahu?" tanya Saka tak basa-basi, usai menandaskan setengah volume isi minumannya.

Akmal mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, mengotak-atik sebentar, lalu menyerahkannya pada Saka dengan layar menyala.

Saka mengerut kening lalu melebarkan mata. “Ini Gege Wangsa?” tanyanya sembari menoleh Akmal dengan tampang mendadak kalut.

“Iya," jawab Akmal.

 “Lu yang rekam ini?!”

“Iya," jawab Akmal lagi, lalu menambah, “Video itu gak sengaja gue ambil pas lagi iseng balik dari toilet. Awalnya gua cuma mau video burung yang menclok di jendela sebelahnya.”

Saka menanggap serius, matanya kembali tertuju ke layar menyala, memutar video singkat itu lagi kedua kali. Tatapannya dibuat lebih dalam saat sesuatu baru disadarinya saat putaran ketiga. "Sepatu putih tali merah," gumamnya, menyebutkan sepenggal cuplikan dari rekaman. "Gege ditendang keras sampe jatuh. Pelakunya ... sepatu tali merah." Melotot matanya detik itu juga.

Akmal mengangguki kaku saat Saka menatap wajahnya untuk bertanya.

“Ini bukti kejadian, trus polisiー"

"Belum ada yang tahu rekaman ini!" sambar Akmal cepat. "Termasuk polisi .... Lo orang pertama yang gue kasih liat," ungkapnya. Dasar hidungnya pesek, berulang anak ini membetulkan kacamatanya karena longgar.

Saka dalam posisi tercengang sekarang. "Serius lu?"

"Iya. Gue serius." Akmal merunduk.

"Kenapa?" tanya Saka lagi, gamang. "Ini bisa dijadiin bukti ke kepolisian kalau Gege Wangsa bukan mati bunuh diri. Kenapa hal sepenting ini lu simpen sendiri?"

Setelah cukup bermain dengan diamnya, Akmal Nugraha akhirnya menjelaskan panjang dan lebar dengan susunan kata terpatah-patah.

Akmal takut. Takut jika menyerahkan bukti penting itu ke kepolisian, pelaku pembunuh Gege Wangsa 'Si Tali Sepatu Merah', akan mengincar dirinya juga. Kematian bukan hal yang bisa dipermainkan, tapi pelaku itu dengan tenang menendang Gege Wangsa sampai terjun jatuh dari ketinggian lantai tiga, ruang kesenian.

"Jadi bukan gak mungkin orang itu akan incer gue juga kalo sampe tahu ada bukti sekuat ini," kata Akmal dengan keyakinannya.

"Tapi kan ada perlindungan hukum, apalagi lu orang kaya, Bro!" Saka mendebat.

"Emangnya selama masa pencarian dan pelaku belum diketemukan siapa orangnya, ada yang jamin gue akan selamat?! Perlindungan hukum gak akan berlaku 24 jam, Saka!" Akmal menghardik sengit pada Saka, lalu melengak melihat ibu pemilik warung menatapnya dari dalam dengan mata terkejut.

Saka ikut menoleh pada sejurus tatapan Akmal, lalu cengengesan. "Ah ini, Bu. Kita lagi ngomongin pelajaran sejarah."

"Oh ...." Barulah ibu pemilik warung itu manggut. "Kirain kalian terlibat kekerasan fatal sampe libatin polisi dan perlindungan hukum segala."

"Nggak, Bu. Aslinya lagi ngomongin pelajaran kok."

Saka nyengir masam ke wajah Akmal. "Salah pilih tempat kita," bisiknya.

"Elo doang! Bukan kita!" Akmal tak terima.

"!"

Pada akhir keduanya menyudahi pembicaraan dan memutuskan akan bicara lagi di hape saja.

Setelah bertukar nomor ponsel, mereka terpisah di gerbang sekolah. Saka mengantarkan kembali Akmal karena mobil jemputan anak itu sudah sampai di sana sejak lima menit sebelum mereka datang.

ー--ー

Malam hari di depan meja belajar.

Lampu yang menyala di meja itu menyorot buku dan tulisan pelajaran Saka, tapi anak itu malah tenggelam menatap video rekaman detik-detik kematian Gege Wangsa yang dikirim Akmal Nugraha beberapa jam lalu di genggamannya.

"Dia ditendang sampe jatoh trus meninggal saat itu juga karena benturan keras di paving block. Kepalanya retak."

Saka mendeskripsikan sesuai rekaman yang ditontonnya.

Tiba-tiba dia ingat Gendhisーsaudara kembar Gege si anak nahas.

"Kasih tahu Gendhis juga jangan, ya?" Saka bimbang sesaat, tapi memutuskan cepat, "Ah, jangan dulu deh. Nanti dia histeris. Kasian kan ... mana cuma sendiri."

Saka masih berpikir apa yang harus dia lakukan dengan rekaman sepenting itu.

Chat terakhir Akmal Nugraha kembali dibacanya.

'𝙻𝚘 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚗𝚐𝚊𝚍𝚎𝚙𝚒𝚗 𝚃𝚛𝚒𝚘 𝙺𝚊𝚕𝚊𝚓𝚎𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚐𝚎𝚗𝚐-𝚗𝚢𝚊, 𝚋𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚒𝚗𝚐𝚔𝚒𝚛𝚒𝚗 𝙰𝚆 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑. 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚐𝚞𝚎 𝚢𝚐 𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚗𝚐𝚎𝚌𝚞𝚝 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚎𝚛𝚊𝚑𝚒𝚗 𝚋𝚞𝚔𝚝𝚒 𝚒𝚝𝚞 𝚔𝚎 𝚎𝚕𝚘, 𝚔𝚊𝚛𝚗𝚊 𝚐𝚞𝚎 𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚐 𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚙𝚛𝚒𝚋𝚊𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚗𝚍𝚎𝚕 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚕𝚞𝚛𝚞𝚜 𝚔𝚎𝚔 𝚕𝚘, 𝚂𝚊𝚔. 𝙶𝚞𝚎 𝚢𝚊𝚔𝚒𝚗 𝚕𝚘 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚞𝚗𝚐𝚔𝚊𝚙 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚝𝚒𝚊𝚗 𝙶𝚎𝚐𝚎. 𝚝𝚎𝚖𝚞𝚒𝚗 𝚙𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔 𝚔𝚊𝚔𝚒 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚝𝚊𝚕𝚒 𝚜𝚎𝚙𝚊𝚝𝚞 𝚖𝚎𝚛𝚊𝚑 𝚒𝚝𝚞. 𝚂𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝, 𝚂𝚊𝚔𝚊!'

Itu alasan kenapa Akmal hanya memberitahu dirinya.

Sebuah kepercayaan pada hal yang masih semu.

"Kenapa harus gua?" Saka mendesah berat seraya menengadahkan kepala dengan sanggaan kepala kursi.

"Sekolah itu bukan tempat yang tepat untuk menegakkan sesuatu yang disebut adil dan kebenaran," ocehnya, sok dramatis, ngarang juga.

Tapi ... “Gua harus mulai dari mana, Wooooyy!”

1
Be___Mei
susuk nggak tuh kwkwkwkw
Be___Mei
kwkwkwkwkwk selamat bergabung dalam hiruk pikuk dunia cinta yang membagongkan, Sak 🤣🤣 Liona, Gendhis, semoga nggak ada cewek lain yang pengen ketemu kamu langsung kek Liona sekarang yaaa 🤭🤭
Be___Mei
Pasti canggung banget ketawanya saka 🤣🤣
Be___Mei
Bau bau persaingan dua wanita mulai kecium. Semoga jalan cintamu nggak kayak trek ninja Hatori
Be___Mei
Lailahailallah, jadi serius mau langsung cap neng Gendhis pacar kamu, Sak? Sat set banget 🤣🤣
Be___Mei
Sak, woi!! Ini bagian dari rencana ape gimana nih? PD banget ente 🤣🤣
Be___Mei
Bisnis Garam cina? 😶
Be___Mei
Tarung dulu deh baru komentar. Ini contoh manusia liat produk dari bungkusnya doang
Batsa Pamungkas Surya
ini mantap banget
Wan Trado
bingung kan sak..?? gendhis atau liona yg menawarkan diri..??
sama-sama beresiko dan bermuara pada satu orang.. yordan..
Wan Trado
sak..?? sak semen kahh..?? 🤣
Batsa Pamungkas Surya
dan.... besok jawabnnya
Batsa Pamungkas Surya
ada misi apakah si Grayon kok menampakkan diri?
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆: Liat2 aja, Kak🤣
total 1 replies
Wan Trado
sejauh ini alur berjalan baik, tidak bertele-tele.. intrik dan misteri tersedia dalam kondisi realita, kondisi pertempuran dan keilmuan beladirinya juga dapat diterima logika.. namun hati-hati dalam mendapatkan kesaktian jangan terlalu dibuat sangat luarbiasa, mengingat usia saka yg masih muda sudah mampu berilmu sangat tinggi melampaui lawan-lawan yg sudah mendalami ilmu tahunan.. buat bertahap atau diadakan percepatan saka sudah menjadi lebih dewasa..
🙏
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆: Muda bukan tolak ukur lemah atau kuatnya individu, bukan patokan bodoh atau cerdas, bukan juga mentah dan matangnya pola pikir seseorang. Usia dewasa hanya perkara angka, bukan jaminan pengalaman seseorang bisa sebaik yang [mungkin] memangku anugerah. Anugerah yang bahkan bisa saja didapat sejak dalam kandungan. Di dunia ini gak ada yg mustahil meskipun bertentangan dengan logika.

Dan satu lagi ... It's just fiction.

Buat kakak yang baik dan kerena abis, makasih sarannya, sangat aku terima.
Makasih taburan bintangnya, dan makasih juga buat bergelas2 kopi yang bikin melek itu.😍😜

Saranghaeyo..🥰
total 1 replies
Wan Trado
ga keliatan juga senyum sinisnya, kan pake masker... 😁
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆: Gak tau kenapa, sistem lagi sentimen banget. balasan komentar aku semuanya kena hide🥴
total 1 replies
Be___Mei
Shiva shiva shiva kwwkkwkw
Be___Mei
ngenes cinta modelan begini, kasih tak sampai lebih parah dari Mangu Yara sama Jefrey 🥺
Be___Mei
Bukan kadang aja mak, selalu jahat buat korban KTP pinjol 😅🤣🤣
Be___Mei
Ohh, jadi si Yordan ini introvert sikopet yang cintanya ketahan karena Liona sukanya sama Gege. Bahaya sih otaknya, Gege happy dikit auto kebakaran hatinya. Kudu di ruqyah mak ni anak 😱
Be___Mei
'P' nggak tuh 😭 gedeg banget kalo ada yang chat pake pe gini. Kayak nggak ada salam baik gitu lhoooo
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆: Sama, Mak.
Sepanjang miara WA, sekalipun belum pernah aku pake 'P' buat ngechat orang
kalo Liona di sini kan genZ🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!