NovelToon NovelToon
Cinta Yang Sederhana

Cinta Yang Sederhana

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Istri ideal / Slice of Life
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Aditya patah hati berat sebab Claudia—kekasihnya— memilih untuk menikah dengan pria lain, ia lantas ditawari ibunya untuk menikah dengan perempuan muda anak dari bi Ijah, mantan pembantunya.

Ternyata, Nadia bukan gadis desa biasa seperti yang dia bayangkan sebelumnya. Sayangnya, perempuan itu ternyata sudah dilamar oleh pria lain lebih dulu.

Bagaimana kisah mereka? Ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Dua Kepribadian Manusia

"Gimana? Enak?" tanya Aditya di perjalanan pulang.

"Kurang recommend, A!"

Aditya menoleh. Agak terkejut dengan tanggapan Nadia, padahal ia sengaja membawa Nadia makan di tempat fancy yang sangat bagus ratingnya di semua aplikasi pemesanan makanan online.

Tapi, di lidah Nadia, perempuan itu mengatakan restauran itu kurang rekomen.

Seleranya tinggi juga.

"Iya sih, dagingnya kurang lembut, ya? Kalau tempatnya, oke, kan? Biasanya menunya enak-enak, sih!"

"Bukan bagus tempatnya atau tidak, tapi affordable-nya, A. Mahal! Enak di lidah, tapi gak enak di kantong. Bikin kantong bolong, A."

Aditya menggeleng-gelengkan kepala. Ternyata dia bukan sedang membicarakan soal rasa.

Ia membandingkan dari segi tempat, cita rasa, pelayanan tempat makan ini, tidak ada masalah jika harga yang terpatok segitu.

Tapi, ia bingung. Nadia bilang itu kemahalan, padahal selama ini dia sering membawa Claudia pergi makan malam berdua, dia tidak pernah memasuki resto yang tanpa reservasi lebih dulu.

Bahkan dia bisa mengeluarkan kojek lebih mahal 5 kali lipat daripada membawa pergi Nadia makan malam hari ini.

Dia melihat Nadia lagi, memang agak lain dengan perempuan yang satu ini.

---

Sejak keluar dari restauran itu, Nadia merasa sangat kenyang.

Jalan pun susah, perutnya terasa begah. Sejujurnya ia sudah merasa kenyang sejak memakan 5 tusuk sate pertama, tetapi sayang jika makanan itu tidak dihabiskan.

Terlalu mahal harga per tusuknya. Sambil menggosok perutnya, ia berharap makanan itu bisa bertahan di dalam lambungnya selama beberapa hari ke depan untuk mengganti rasa bersalah telah melanggar prinsip hidup hematnya.

“Auh!” katanya merintih memegangi pinggangnya.

Aditya terkejut dan ikut tersengal begitu mereka tiba di lantai unitnya dan melihat Nadia yang berjalan di depannya tiba-tiba terperanjak dan mengaduh kesakitan memeganggi pinggang sebelah kanan.

“Kenapa, Nad?”

“Hehe, suduk-en, A!” jawabnya sambil meringis, jalannya tidak bisa tegak. Kata orang jawa, rasa sakit di pinggang setelah makan atau minum terlalu banyak, ini namanya suduk-en.

“Apa itu suduk-en?”

Nadia menepuk dahi. Dia lupa, dia bukan sedang berbicara dengan orang suku Jawa. Tentu, Aditya tidak tahu makna suduk-en yang Nadia maksud.

“Sakit perut karena kekenyangan, A.”

Aditya mengangguk-angguk, itu bukan sebuah masalah.

Pintu unit mereka terbuka. Nadia sudah tidak sabar, ingin segera rebahan. Ia ingin segera pergi tidur, tetapi kondisi tubuh yang kotor karena keringat sejak pagi tadi harus membuatnya berpikir dua kali untuk langsung mencium batal.

Dan parahnya lagi, rasa kantuknya langsung hilang dan tergganggu sebab ia melihat kondisi rumah yang berantakan.

“Astaghfirullah, A. Abis ada gempa kah ini?”

Nadia terkejut, seketika melihat rumah yang seperti kapal pecah. Padahal saat ditinggal tadi, rasanya tidak begini.

Nadia yakin pagi tadi sudah dalam keadaan rapi.

Sekarang? Persis seperti terjadi bencana gempa bumi yang mengobrak-abrik unit apartemen mereka.

Bungkus makanan yang berserakan, bantal sofa di lantai, selimut, tempat makan yang bersebaran di meja makan dan kolongnya, bahkan bungkus snack berterbangan di sekitar sofa ruang televisi. Nadia tidak terbiasa meihat rumah yang berantakan seperti itu.

Ini semacam habis ada perampokan atau bencana gempa bumi.

Ia memungut sampah-sampah yang berserakan itu.

“Apa habis ada gempa, A? Atau unit kita kerampokan?” tanya Nadia.

“Gak, sih,” jawab Aditya. Dia menggaruk kepalanya sendiri, bukan gempa bumi, melainkan itu ulahnya sejak siang tadi yang hanya gabut berada di dalam rumah saja.

Tidak tahu harus melakukan apa, dia hanya rebahan, menonton, main game dan makan. Kegiatannya hanya berkeliling dari ruang tengah, makan, dan kamar tidurnya.

“Ya Allah. Nadia kira abis ada bencana alam apa gitu. Ayo, A. Beresin dulu,” ajak Nadia setelah ia tahu ini semua ulah Aditya.

“Nanti saja, Nad. Tidur deh, sudah malam. Besok aja, panggil tukang bersih-bersih.”

“Hah, kenapa tukang bersih-bersih, A? In bisa diberesin sendiri, cuma mungut sampah dipindahin ke tong kok.”

Aditya pikir, selama ini dia tidak pernah memungut sampah. Selama hidupnya, dia tidak pernah membersihkan rumah bahkan memgang sapu pun sepertinya tidak pernah dan ia pun lupa kapaan terkahir kali membersihkan kamarnya sendiri. Semua sudah ditangangi oleh orang-orang yang bekerja di rumahnya dan diatur sedemikan rupa oleh Hannah, ibunya.

Hidupnya tinggal terima beres saja.

Namun, dia terlupa sedang dimana dia tinggal. Jika ruanagnnya beantakan dan ia tinggal untuk keperluannya, maka sepulangnya akan ersih seperti sedia kala. Namun, ini berbeda, sekarang di apartemen tidka ada pembantu yang membantu memberesi barang-barangnya.

Melihat Nadia yang sigap dan melakukan ini itu, dari menyapu, mengepel, hingga cuci piring kotor. Aditya seperti orang yang bingung yang hanya mengikuti pergerakan Nadia.

Ia ingin membantu, tetapi apa?

“Aku bantuin apa, Nad?”

Tidak ada, semua sudah selesai.

Nadia mengangkat kedua tangan dan mengendikkan bahunya. Semua sudah rapi dan wangi. Dapur sudah bersih dan meja pun sudah dilap.

“Gak ada, A. Sudah selesai. Tidurlah, A. Aku juga mengantuk, hoarg ... aduh! Hmp,” katanya sembari menahan perut. Tiba-tiba ia terserang mual.

Aditya mengangguk, ia menggaruk-garuk rambutnya sebab semua ruangan kmebali rapi dan bersih oleh Nadia bahkan tanpa bantua sedikit pun darinya.

Nadia baru merebahkan tubuhnya, matanya sudah terpejam, tetapi sesaat kemudian dia terbangun karena alarm telah berbunyi dan adzan subuh sudah terdengar.

Kepalanya pusing, malam ini dia belum sempat tidur sama sekali.

“Hemp! Huek! ... huek!”

Perutnya bergejolak. Ia merasakan mual berlebihan hingga seluruh isi lambungnya nyaris keluar di kloset pembuangan.

Di dalam kamarnya, Aditya memandang langit-langit kamar. Ia memikirkan apa kata orang tua yang pernah dia dengar, katanya kita akan dipertemukan dengan orang yang berkebalikan dengan diri kita sebagai jodoh.

Ia berpikir, mungkinkah Nadia memang jodohnya? Sebab, sebagian yang tidak ada di dirinya, ada di diri Nadia yang kini sebagai istrinya.

Namun, dia masih belum terima jika mengingat apa yang dia lihat dengan mata kepalanya kala itu saat Nadia bersama dengan pria itu di atas ranjang.

1
Niar Zahniar
novel selalu rumit thor
darsih
Nadia ayok suami nya nyusul ke kampung
Ayu
di tunggu up nya lagi yaa

semangat /Determined/
hello shandi: Makasih, Kak Ayu🥰
total 1 replies
darsih
aditilya ada2 aja takut SM kecoa
hello shandi: Hehehe....
total 1 replies
darsih
kasihan Aditya nada
darsih
Aditya kasihan bngt
hello shandi: Hehehe. Kata Nadia : rasain deh
total 1 replies
Ayu
kalau berhenti setidaknya bikin ending yang melegakan hati yah Thor /Ok/
ayuk Up lagiih hehee
Ayu
bagus kok , terusin up nya saya tunggu
hello shandi: makasih kak😊
total 1 replies
darsih
Claudia pinter bngt kmaren aja ninggalin Adit
darsih
pasti Claudia yg dteng tuh
darsih
s Bisma eror suami istri pelukan malah ngajaknribuk SM Aditia
darsih
aduh JD penasaran siapa ya
darsih
GC juga Aditia d sofa pun jadi
hello shandi: wkwkwk 😅😅
total 1 replies
Niar Zahniar
ampun deh si aditia, , dlu elham irit bicara imi aditia ngoceh aja kerja nya
hello shandi: iya kebalikannya nih
total 1 replies
darsih
wkwkwkwwkwk
aditi Aditia kocak beud masak masih amatiran
Indah Lestari
jgn2 kamu bkn is3 k2 Nad...bs jadi is3 k10 atw 20....
darsih
Aditya ternyata playboy Nadia baru tau kelakuan Aditya
darsih
Nadia. masih perawan Adit JD kudu sabar
darsih
modus s Aditia 😀😀
Agnes Gulo
semangat kk utk UP, nih cerita gak kalah seru dr kisah elham dan dita 😍
hello shandi: Hehehe, okey👍🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!